FIFTEEN

2.4K 430 40
                                    

[Ps : jgn skip narasi]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Ps : jgn skip narasi]

"kau di panggil ayahmu Hyunjin." Hyunjin yang tengah mengecat kamar menjadi warna merah muda seperti apa yang di inginkan Felix menaruh kuas cat nya, pria manis di ujung ruangan merenggut kesal.

"Ayolah Felix, sebentar saja." Ujarnya, namun tak kunjung mendapatkan jawaban dari si omega, Jaehyun terkekeh pelan sebelum ia merangkul pundak Hyunjin.

"Pinjam sebentar ya." Felix hanya mengangguk sebentar sambil tersenyum lebar saat setengah kamar yang tadinya berwarna gelap kini mulai sedikit berwarna karena pintanya, akhirnya pria manis itu memutuskan untuk tidur sejenak sebelum menunggu Hyunjin kembali dari ruangan ayahnya.

Di sisi lain, Hyunjin berjalan santai memasuki ruangan ayahnya. Manik nya menatap ke arah pria baya yang tengah duduk menyilang di atas tempat tidur, pria tampan itu duduk di hadapan ayahnya sambil tersenyum tipis.

"Ada ap—." Perkataan nya terpotong saat ayahnya menyela ucapan nya, Jaehyun memutuskan untuk keluar dari kamar milik Jinyoung membiarkan ayah dan anak itu berbicara.

"Bagaimana bisa kau terus mengundur waktu huh? Kau sengaja?." Hyunjin bungkam, Jinyoung bangkit dan menatapnya tajam sebelum kerah bajunya di remat.

"Jangan coba coba melanggar perintah ku Hwang Hyunjin, kemarin malam aku tau kau bertengkar dengan adikmu karena membela lelaki itu."

"Kau mencintai nya huh?." Jinyoung melepaskan cengkraman kerah Hyunjin, pria itu mengambil kursi lalu duduk di hadapan Hyunjin.

"Hyunjin aku memberitahu mu satu rahasia besar agar kau melakukan nya dan memimpin desa ini bodoh! Jangan karena cinta kau membatalkan semua yang telah aku berikan padamu! Tidak tahu diri." Pria itu menampar Hyunjin amat keras hingga wajahnya memaling ke samping, Jinyoung mengatur nafasnya yang nampak memburu sebelum kembali berdehem pelan.

"Perlu kau ingat, aku berulang kali kecewa terhadap mu karena kekuatan mu, maka sekarang!! Jangan bantah aku. Keluar!!." Tungkai pria Hwang itu melangkah pelan keluar dari kamar orang tuanya, pandangan nya menunduk dalam kemudian ia menghela nafasnya dengan berat.

Ia berhenti di depan balkon kemudian memejamkan matanya dan menghela nafas pelan, sesungguhnya ia tidak mau hidup dalam kepura-puraan hidup menyakitkan dengan kebohongan yang terus ia pupuk setiap hari dan semakin menyakiti dirinya.

Mari kembali saat beberapa tahun yang lalu.

Saat itu memang ia tersadar dari pingsan nya saat ia tiba tiba kesakitan karena tanda mate nya yang berusaha di hilangkan oleh si cenayang, saat ia terbangun ayahnya ada di hadapannya, saat itu ayahnya datang seorang diri dengan raut wajah keruh ia mengatakan bahwa ibunya menangis seharian karena merindukan nya. Ayahnya mengatakan bahwa ia tidak bisa kembali ke desa sebelum Hyunjin cukup kuat untuk menjadi seorang pemimpin.

Saat itu ia juga ikut bersedih hati, ayahnya bilang ia akan bertemu lagi ibunya beberapa tahun kedepan namun Hyunjin mengutarakan protesnya akan ketetapan yang di lakukan ayahnya terhadap nya, ia juga merasa sia sia berlatih keras namun hasilnya nihil.

Nefarious. [✅]Where stories live. Discover now