PROLOG

10.8K 807 107
                                    

Tungkainya ia luruskan kala pegal mulai melanda, bahkan bunyi tulang saat di renggangkan ia abaikan mengabaikan fakta ia berdiri hampir sepuluh jam lamanya, melayani tamu yang baru saja datang ke rumah tuan nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tungkainya ia luruskan kala pegal mulai melanda, bahkan bunyi tulang saat di renggangkan ia abaikan mengabaikan fakta ia berdiri hampir sepuluh jam lamanya, melayani tamu yang baru saja datang ke rumah tuan nya.

Tepukan pelan pundaknya menyadarkan nya dari lamunan, surai merah jambu bak strawberry tersenyum manis ke arahnya sambil mendekap nampan coklat mengabaikan benda itu basah karena lelehan es.

"Kau lelah?." Ingin sekali ia mengatakan, kau bisa melihat kan? Namun di urungkan, ini teman baiknya. Ia tak mau beradu argumen tak penting maka ia putuskan mengangguk sebagai jawaban.

"Ck, sana istirahat. Lihatlah lututmu memar!." Lelaki manis menunjuk lutut putih nya yang membiru karena pegal, Di abaikan nya omelan yang menurutnya tidak terlalu penting, merasa di abaikan yang bersurai merah muda marah, menjewer indra pendengar si manis hingga memekik sakit.

"Aduh! Aduh, Jaemin hentikan." Pekiknya, si pelaku penjeweran hanya mendengus kesal, duduk di samping pria Lee sambil menyandarkan kepalanya.

"Felix, aku lelah."

"Omega memang begini Jaemin, jika tidak di jadikan penampung bayi ya pekerja seperti ini."

"Kau lelah?." Manik Jaemin menembus kelereng sahabat nya yang menyiratkan keredupan, tentu saja lelah. Hampir satu tahun mereka bekerja dan tak jarang pula di perlakukan tak adil, Felix ingin menyerah namun ini garis takdirnya.

"Aku tidak suka di pakai oleh tuan Huang, dia kasar." Felix memeluk tubuh samping Jaemin, tau. Budak seks memang kadang kali di perlakukan seenaknya saja, bentakan juru masak mengagetkan dua anak seumuran itu.

"HEY KALIAN TIDAK DI BAYAR UNTUK BERMALAS-MALASAN." Helaan nafas terdengar di belah bibir keduanya, Jaemin bangkit begitupun Felix. Kedua pria manis itu mengambil nampan berisi minuman perjamuan, minuman pahit yang mungkin bisa membakar tenggorokan saat cairan itu mengalir ketika di tengguk.

"Sana antarkan ini bodoh! Omega tolol." Felix tersenyum mengambil nampan, melempar senyum ke arah Jaemin yang memandangnya khawatir, padahal yang seharusnya lebih di khawatir kan adalah Jaemin.

"Baik tuan." Menuruti permintaan sang Beta yang merupakan kepala koki ia melenggang pergi, berbaur dengan ratusan insan yang menikmati pesta ulang tahun pernikahan sang pemimpin pack.

"Permisi, silahkan di nikmati." Felix menaruh gelas berisi minuman ke meja dimana para alpha berkumpul, tentu saja ia takut. bagaimanapun dirinya hanya omega lemah yang tidak bisa melawan para petinggi alpha.

Maniknya melirik ke arah Jaemin, tubuhnya di gerayangi banyak lengan Felix ingin menarik sahabatnya, keluar dari lingkaran setan atau tinggal dimanapun asal mereka berdua aman, kemanapun ia ingin membawa sahabat nya dari lengan lengan kotor yang mengerayangi tubuh sahabatnya.

Prak!

"Apa kau membayarnya untuk melamun?." Felix kembali ke alam sadarnya, pria Huang bernama lengkap Huang Renjun menepis gelas yang ada di atas nampan nya. Pria ini yang memakai Jaemin semalam?.

Nefarious. [✅]Where stories live. Discover now