Take Me Home

389 35 33
                                    

[ ⚠️ mengandung konten tindakan kekerasan secara tersirat, harap kebijaksanaan para pembaca. ]

.

.

"I have so much to say
Please, hold my hand
Just please hug me like yesterday
Like when we were together
Take me home."


.

.

Lampu-lampu di lantai satu telah dinyalakan oleh polisi yang baru saja datang agar mereka dapat lebih berhati-hati untuk tidak merusak TKP hingga tim KCSI tiba. Sementara keempat detektif di luar masih diam seperti baru saja tersambar petir di tengah laut. Mereka terkejut bukan main setelah mendengar ucapan salah satu opsir yang baru saja menemukan potongan telinga tepat di teras rumah Lee Sangyeob.

"Kami menemukan seseorang, dia telah tewas!" Suara lain terdengar dari dalam rumah.

Tubuh Kangwoo menegang lalu tergopoh-gopoh menerobos masuk ke dalam yang langsung di sambut oleh aroma anyir yang menguasai seluruh sudut ruangan, menusuk indra penciuman siapa pun yang masuk. Jejak cipratan cairan merah anyir itu hampir menempel pada seluruh barang yang ada di dapur. Menggambarkan dengan jelas telah terjadi pertengkaran sengit─ atau lebih tepatnya penyiksaan keji hingga menewaskan seseorang.

"Komandan Do, aku rasa telinga yang ada di teras adalah milik Lee Sangyeob."

Kangwoo memperhatikan bagian tubuh tak utuh yang ditunjuk oleh Detektif Park Joongki dan sekarang ia harus berusaha sedikit menenangkan diri. Kemudian ia mengedarkan pandangan mengikuti bagaimana jejak darah di sana tercipta. Melihat bagaimana dapur adalah tempat paling kacau di rumah ini, besar kemungkinan bahwa penyerangan itu dimulai dari sini. Kini Kangwoo harus segera membuat analisis cepat karena ia tidak ingin menemukan potongan tubuh siapa pun itu hanya karena ia terlambat bergerak. Kangwoo berjalan dari dapur kembali ke ruang tengah dengan mulai menyusun sebuah gambaran penyerangan dalam benaknya. Jika diperhatikan tidak ada satu pun kunci pintu atau jendela yang dirusak paksa, maka kemungkinan pelakunya sudah mengetahui password untuk akses masuk ke rumah ini. Kemudian Kangwoo menatap anak tangga yang terhubung dengan lantai dua, jejak darah yang berasal dari atas tertoreh seperti goresan kuas, terhubung turun hingga berhenti pada tubuh pria tak bernyawa yang tergeletak di dapur. Artinya walau pertengkaran utama terjadi di dapur tetapi kemungkinan Lee Sangyeob dibunuh di lantai dua dan kembali diseret turun.

Tapi kenapa harus di sana jika pembunuh itu bisa langsung menghabisinya disini? Pasti ada tujuan lain.

"Apa kalian sudah memeriksa lantai dua?"

Suara Kangwoo cukup nyaring hingga terdengar dari dapur. Salah satu opsir yang baru saja memasang police line buru-buru mendatangi Kangwoo. "Belum, Komandan. Kami baru mulai menyisir halaman, gudang, dan ruang bawah tanah."

Kali ini Kangwoo berjanji tak akan mengamuk dan menggila seperti apa yang terjadi di sepanjang jalan menuju Jungang-ro. Walau pikirannya masih diliputi rasa cemas karena belum menemukan keberadaan Kwonjoo, namun kini ia mau memaklumi─ terpaksa memaklumi lebih tepatnya, karena insiden ini terjadi bersamaan dengan kecelakaan beruntun di selatan Jungang-ro yang menyebabkan sedikitnya jumlah polisi yang datang kesini.

Kangwoo mengangguk, namun alisnya semakin mengernyit hingga menciptakan lekukan di dahinya. "Detektif Park, bukankah suara yang berada dalam rekaman panggilan yang dikirim Agen Han adalah seorang wanita?"

"Benar. Dia adalah Lee Seyoung, putri tunggal Lee Sangyeob."


"Tim operasi, kita berpencar. Detektif Yang dan Detektif Goo bantu mereka menyisir lokasi di bawah, lalu Detektif Park dan aku akan memeriksa ke atas. Temukan secepat mungkin Lee Seyeong dan Kang Center. Menyebar, sekarang!"

Part Of Your SymphonyWhere stories live. Discover now