LimaBelas |•| Fake Friend

Start from the beginning
                                    

"Mau saya robek juga, kertas ulangan kamu, Alena?" Tanya guru itu membuat Alena terbungkam.

Graziell dengan mata yang berkaca-kaca, mulai membereskan alat tulisnya. Ia sampirkan tas dipundak sebelah kanan, lalu melangkahkan kaki keluar kelas.

Tadi sebelum keluar, Ziell sempat melihat ke arah Farah. Gadis itu hanya tersenyum, tanpa ada rasa penyesalan sedikitpun. Bahkan tadi, dia tidak ikut membelanya. Padahal ini semua karena ulah dirinya. Sungguh, teman yang tidak tahu diri.

¢•¢•¢

Sebelum masuk ke dalam rumah, ia seka air matanya. Jujur saja, ulangan tadi membuat moodnya sangat buruk.

Ceklek..

Ziell masuk ke rumah yang terlihat sepi. Bram masih di kantor dan Felisa, ia yakin masih dibutiknya.

"Lohh, non Ziell kenapa?"tanya Bi Tuti bingung melihat mata Graziell yang me-merah.

"Gapapa kok, bi." jawabnya seraya tersenyum.

"Mau bibi buatin minum apa? Pasti non haus, baru pulang."

Gadis itu menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Nanti aku ambil sendiri aja, Bi."

"Kalau gitu, bibi ke dapur dulu ya." pamitnya.

Graziell hanya mengangguk, lalu kaki jenjangnya mulai menaiki anak tangga. Namun, di dua anak tangga terakhir, ia mendengar suara Kenzie seperti sedang mengobrol dengan wanita.

Degg

"Itu serang kenn, kalah kalau gini caranya!!" teriak gadis itu.

Terlihat wanita seusia Kenzie sedang duduk di sofa, ralat-- duduk dipangkuan Kenzie. Sedangkan pria itu tengah memainkan game yang ada di ponselnya.

Sesekali gadis itu menyenderkan kepalanya pada dada bidang Kenzie. Namun, Laki-Laki berhidung mancung itu sama sekali tidak terganggu dengan sikap Nesya.

Brughh!

Ceroboh. Itulah kata tepat untuk Graziell saat ini. Karna fokus memperhatikan Kenzie, Ziell tidak menyadari kalau di depannya, masih ada satu anak tangga terakhir. Alhasil, ia terjatuh, dan itu sontak membuat kedua sejoli itu menoleh ke arahnya.

Kenzie dengan cepat beranjak dari duduknya, membuat Nesya yang ada di pangkuannya terjatuh.

Entah kenapa, airmata Ziell kembali meluncur bebas di pipinya. Kenapa hari ini begitu sial?

"Sakit?"tanya Kenzie menatap kedua bola matanya. Namun Ziell segera menepis lengan Kenzie yang tengah memeriksa kakinya.

"Gausa," jawab Ziell dingin.

Nesya ikut menghampiri Graziell dan Kenzie. Menatap gadis itu dengan khawatir.

"Ken, ini siapa?" tanya Nesya.

"Adik gue,"

Degg

"Kenapa, saat Kenzie bilang gitu rasanya sakit?"batin Ziell.

"Jawab, mana yang sakit?"tanya Kenzie sekali lagi. Tapi itu hanya dibalas tatapan yang menyiratkan amarah oleh Graziell.

Graziell meringis ketika mencoba bangun sambil memegang kaki kanannya. Ia mulai berjalan dengan tertatih.

Kenzie yang tadinya ingin membantu Ziell berjalan, mengurungkan niat setelah lengannya dicekal. "Maen game lagi, yuk." ajak Nesya yang dibalas anggukan kepala.

Nesya kembali menggandeng Kenzie ke sofa. Sedangkan Ziell yang sempat melihat ke arah belakangnya, hanya menatap mereka dengan nanar. Ia kepalkan tangannya sekuat tenaga menahan rasa sesak.

Di depan pintu, ia lagi-lagi melihat ke arah sofa. Nesya terlihat kembali menyenderkan kepalanya. Kenzie menatap ke arahnya, dan terjadilah kontak mata. Buru-buru ia buka pintu itu lalu masuk ke dalam kamar.

¢•¢•¢

"Pengen ngambil minum, tapi takut kak Kenzie masih ada diluar." Graziell terus mondar mandir tak karuan di dalam kamar. Tenggorokannya terasa kering.

Gadis itu mengedarkan pandangannya ke sudut ruangan. "Jam setengah 6, kayaknya cewek tadi udah pulang."

Perlahan ia membuka kenop pintu, melihat ke arah sofa tempat Kenzie dan Nesya duduk tadi. "fyuh!! Untung ngga ada." Gumamnya, sambil mengusap dada.

Degg

Betapa kagetnya saat Ziell melihat ke sebelah kanan pintunya. Ada seorang pria yang tengah bersandar pada tembok, dengan satu tangan yang ia masukan ke dalam kantong celana.

"Siapa yang gada?"

"I--itu eum i--"

"Tadi kenapa?"

"Ng--ngga i--itu Zie--"

"Gausa boong,"

"Gue tau, Lo boong."

Graziell mendengus pelan, lalu tanpa aba-aba air matanya kembali jatuh. Gadis itu menatap Kenzie dengan sendu. Ia menggigit bibir, ragu untuk mengatakannya.

"Jawab gue," desak kenzie.

"Ziell cuma nunjukin sikap penolakan, saat ada hal yang ingin Ziell miliki hampir direbut orang lain."

Degg

"Apakah itu salah?" lanjutnya.

Terkejut. Itulah yang dirasakan Kenzie. Tapi dalam waktu yang bersamaan, ia merasa senang.

Tanpa komando, Kenzie menarik Ziell ke dalam pelukannya. Ia menenggelamkan wajah tampan itu dileher gadis, yang saat ini sulit bernafas saking degdegannya.

"K--kak?"

"Hilangkan kata ingin, karna mulai sekarang, gue cuma milik Lo Graziell."
.
.

Note! : Definisi teman yang tidak tahu diri menurut kalian apa?

To be continue.

Siapa yang nungguin moment ini?? Jika kalian termasuk, sip kita tos dulu haha.

Selamat malam Minggu ya!! Ada yang malmingan dikasur? Baca wattpad sambil dengerin musik? Sip kita sehati.

Salam semanis dairyymilk🍫❤️
See you dichapter selanjutnya!

08 Desember 2020

Love, Dinn.

KENZIELLWhere stories live. Discover now