41. Pertemuan Yang Diminta Ayah

4.4K 963 59
                                    

Pulang dari liburan yang berlangsung dua hari satu malam itu, anak-anak tidak kehabisan cerita untuk dibicarakan. Meskipun Attaya belum memiliki banyak kosa kata, tapi dia juga tidak kalah antusias menceritakan apa yang mereka lalui selama liburan. Liburan itu sepertinya meninggalkan kesan yang sangat mendalam untuk kedua anak kembar itu.

Akhir pekan ini, kebetulan semua orang benar-benar libur dari aktivitas mereka. Hari ini Daisy dan anak-anak juga kedua adiknya sarapan ala Amerika di toko roti milik Daisy. Toko memang mulai menyediakan breakfast menu, sebagai salah satu menu. Menu itu sudah mulai di jual sejak sebulan lalu, tapi baru kali ini, pemilik toko dan keluarganya menikmati sarapan di toko. Dengan roti dan kopi atau teh sebagai pendamping dan susu untuk anak-anak. Toko yang dekat dengan rumah sakit, membuat Daisy berpikir, menu sarapan pagi pasti sangat membantu pelanggan yang kebanyakan orang-orang yang menunggu pasien di rumah sakit.

Rescha dan Attaya menikmati sarapan mereka di sela-sela bercerita tentang berlibur bersama mama dan papa versi mereka. Para pegawai yang baru mereka temui langsung mereka ajak bercerita tentang liburan yang beberapa hari lalu mereka lewati. Andra dan Abhi sampai bosan saking seringnya mendengar anak-anak bercerita tentang liburan mereka beberapa hari belakangan ini.

"Mereka terlihat sangat bahagia menceritakan liburan yang mereka lalui." ucap Abhi berkomentar melihat bagaimana bersemangatnya sepasang anak kembar itu.

"Hm...mungkin karena ini kali pertamanya mereka pergi berlibur bersama." ucap Daisy mengiyakan pendapat Abhi.

"Atau mungkin karena mereka pergi dengan papa dan mama mereka secara bersamaan untuk pertama kalinya." ucap Andra ikut berpendapat. Dia bukanya membela Darren atau apa, hanya saja melihat bagaimana Darren terlihat begitu mencintai anak-anaknya, dia merasa ayah dan anak itu tidak layak untuk di pisahkan. Dia dan kedua sadaranya hidup tanpa orangtua mereka, melihat begitu pahitnya jalan hidup yang harus dialaminya dan saudara-saudarnya. Dia ingin keponakannya hidup dengan orangtua lengkap, merasakan kasih sayang ayah dan ibu setiap waktu. Tapi, mengingat Andra tidak menyaksikan apa yang terjadi di masa lalu secara langsung, dia merasa tidak terlalu berhak untuk mengemukan pikirannya tentang masa depan Daisy dan anak-anak.

Seakan tahu sedang di bicarakan, Darren tiba-tiba ikut bergabung dengan mereka. Anak-anak menyambut kedatangan ayah mereka dengan gembira. Hubungan Darren dengan anak-anak semakin dekat, apalagi selama liburan, dia lebih banyak mengambil porsi untuk bermain dengan anak-anak. Menghabiskan waktu bersama hingga waktu tidur dan kembali bertemu saat pertama membuka mata, berpengaruh banyak pada hubungan orangtua dan anak diantara mereka.

"Papa mau makan roti juga?" tanya Rescha setelah melepaskan pelukannya pada Darren.

"Roti mama enak..." ucap Attaya mempromosikan roti buatan ibunya.

"Ayo, berikan papa roti yang enak itu." ucap Darren antusias membuat anak-anak mengangguk bersemangat.

"Apa kedatanganku mengganggu?" tanya Darren setelah dia berjalan mendekat ke arah Daisy dan keluarganya.

"Tidak, duduklah bersama kami, pak Darren ayahnya anak-anak, tentu saja bagian dari keluarga kami juga." jawab Andra mempersilahkan Darren duduk.

"Tidak usah memanggilku menggunakan kata 'pak', panggil nama saja. Meskipun aku bisa dibilang cukup tua dibanding usiamu, tapi aku belum setua itu." ucap Darren berusaha berkelekar yang sayangnya tidak lucu. Mungkin pria itu harus banyak belajar bagaimana caranya bicara basa basi, agar membuat lawan bicaranya nyaman.

Daisy tidak berkomentar dan beralih membawakan roti dan segelas kopi untuk Darren. Tidak sulit menebak apa makanan yang akan pria itu sukai, karena semua makanan yang anak-anak sukai pasti berasal dari pria itu. Kadang Daisy juga tidak mengerti, bagaimana anak-anak dan ayah mereka memiliki selera makanan yang mirip padahal mereka jarang makan bersama. Dan mengenai ketergantungan anak-anak pada pudding coklat, anak-anak itu benar-benar menjiplak makanan favorite Darren yang satu itu. Daisy ingat semasa mereka tinggal bersama, hanya pudding coklatlah yang membuat mereka bisa berdamai.

Daisy, Undeniable DestinyWhere stories live. Discover now