"Oi! Jangan diam saja! Bantu!"

"Bantu?" Halilintar menaikan alisnya, haruskah dia membantu Fang? Sepertinya justru Halilintar menikmati Fang yang saat ini, ya, tersangkut di bawah meja belajarnya sendiri.

"Cepat bantu aku! Kau sendiri juga yang membuatku seperti ini, Hali!"

"Benarkah?" Halilintar berdiri tepat di depan Fang yang tersangkut, dia meletakan jari telunjuknya di dagu, fose berfikir.

"Oi! Halilintar! Bantu aku! Cepat!"

"Mintalah!"

"Ha? Apa?"

"Mintalah!!!"

"Minta apa?" oke, Fang mulai menyebalkan. Dengan senang hati Halilintar menarik kursi dan menutup pandangan Fang, lalu membuat Fang kesusahan karena semakin sempit.

"Jangan berperilaku sok bodoh! Aku tahu kau paham." Halilintar melipat kedua tangannya saat kakinya semakin menekan kursi agak semakin membuat Fang tersudutkan.

Bukannya takut atau apa, Fang justru merasa dirinya ditinggikan dan diakui oleh Halilintar.

"Ohoho~ apakah Halilintar yang kejam, dingin nan sadis ini kini mengakui kejeniusan seorang Fang yang populer seantero galaksi ini?" nah kan benar apa yang difikirkan Hali.

"Tch! Ya sudah, aku pergi. Silahkan keluar sendiri, Fang sang jenius populer seantero galaksi." Halilintar mulai berjalan meninggalkan Fang ke arah pintu (ya iyalah, masa ke jendela? Mau apa? Mau loncat?).

"Eh? Apa dia benar-benar pergi?" Fang tidak bisa melihat Hali saat pandangannya ditutupi oleh kaki meja belajar dan sebuah kursi.

Hening .... Oke, Fang mulai khawatir tidak bisa keluar dari sini, mana Abangnya tak memperdulikan dirinya lagi? Oh tidak, Fang tidak akan berakhir di sini.

"Tunggu Hali! Oke! Aku minta tolong padamu! Aku minta maaf! Keluarkan aku dari sini!" Fang berteriak, tapi tidak ada jawaban.

"Halilintar! HALILINTAR TOLONG AKU! AKU MOHON! AKU TID--" belum selesai Fang menyelesaikan kalimatnya, sudah ada Go-food datang, eh? Maksudnya tukang pos, lah? Err ... Maksudnya petugas PLN! Eh? Halilintar!

"Diterima." ucap Halilintar menyingkirkan kursi dan berjongkok di depan Fang yang masih tersangkut.

"Ha? Diterima? Emang aku nembak? Kapan? Atau nikah?" err ... oke, Halilintar diam, Fang sepertinya mulai mengerjainya lagi.

            Halilintar berdiri dengan diam tanpa bicara, membuat Fang menyalahkan mulutnya yang tadi berniat menjahili Hali. Bagaimana kalau Halilintar berubah pikiran dan tidak mengeluarkan Fang? Oh jangan!

"Hali?" Fang memanggil Halilintar hati-hati di bawah meja, namun matanya terbelalak ketika melihat kaki Halilintar sudah di atas dan siap untuk ...

"Kau siap?"

"Eh? Tunggu Hali! Bukan seperti ini cara--"

Duark!

Duk!

"Ah-hahaha~ dia membuatku jantungan~" Fang tertawa kosong ketika dirinya berhasil lolos dari kaki maut milik Halilintar yang berhasil membuat meja belajarnya terbagi menjadi dua. Jika terlambat sedikit saja Fang memaksa dirinya keluar dari sana, mungkin dirinya terutama kepalanya akan  benjol dan lebih parah mungkin akan bernasib sama dengan meja dihadapannya. Ohoho~ untung saja.

"Ups!" Halilintar berbalik melihat Fang yang kini terduduk dengan helaan napas memburu melihat mejanya.

"Apanya yang 'ups!', Hali?! Astaga ..." Fang membaringkan tubuhnya. Astaga~ pagi-pagi udah olahraga jantung aja.

PERUBAHAN ( Boboiboy halilintar )Where stories live. Discover now