19 (END)

2.6K 200 23
                                    

Seokjin membuka matanya dan yang pertama dilihatnya adalah warna putih dan wajah Taehyung yang tersenyum sambil menangis.

"Seokjin Hyung" lirih Taehyung

"Tae, mana Namjoon?"

Taehyung hanya diam, dan tidak lama dokter datang dan meminta Taehyung keluar.

'Namjoon Hyung, Mianhae'

"That's fine, semua yang hidup pasti akan mati, Tae. Yang datang akan pergi, semua pasti terjadi, kau hanya perlu belajar mengikhlaskan sesuatu"

Nasehat dari Namjoon masih terdengar di telinganya, seakan-akan memberitahunya untuk mengikhlaskan sang Hyung pergi.

Setelah Dokter keluar dan menjelaskan keadaan Seokjin, Taehyung masuk dan dia melihat sang Hyung tertua sedang menunggunya.

"Dimana Namjoon?"

Sungguh, dia ingin sekali menghindari pertanyaan ini, tapi sang Hyung terus saja menanyakannya.

"Dia telah pergi"

"Maksudmu?"

"Pergi menyusul Eomma dan Appa"

Seokjin terdiam sebentar, lalu tertawa lirih. Taehyung takut, sungguh.

"Kau jangan bercanda"

"Tidak, aku tidak bercanda. Buka saja ponselmu dan lihat video yang ku kirimkan 1 minggu yang lalu.

Seokjin mengambil ponselnya dan membuka pesan Taehyung, dia melihat video yang berdurasi 1 menit.

"Hai Seokjin Hyung, maaf aku duluan menyusul Eomma dan Appa ya. Terima kasih telah mau menjaga dan membiarkan aku hidup dan tumbuh bersama kalian, aku bersyukur memiliki Kakak sepertimu. Maaf telah membuatmu harus menanggung beban yang berat, tapi sekarang tidak lagi kan? Semua kenangan yang terjadi selama ini, tidak akan pernah ku lupakan, tenang saja. Hyung, kalian harus belajar mengikhlaskan kepergian Eomma dan Appa, mereka selalu bersama kalian, hanya saja dari sisi dan dunia yang berbeda. Sepertinya itu saja, dah hyung, saranghae"

"Namjoon"
.
.
.
.
.
.
"Kau tau? Aku menyayangimu, hanya saja ego ini terus menahannya. Maafkan aku"

"Hyung..."

"Dimana Halmeoni?"
.
.
.
.
.
Seokjin dan Taehyung berjalan ke arah rumah utama keluarga Kim, disana ada neneknya yang duduk bersantai.

"Loh? Seokjin, kamu kenapa?"

"Cih, pura-pura terkejut? BUKANKAH SEMUA ITU RENCANAMU NYONYA KIM?!"

"Apa maksudmu?"

Sungguh, Seokjin muak melihat wajah sang nenek.

"KAU MEMBUNUH KIM NAMJOON, NYONYA KIM YANG TERHORMAT"

"Lalu?"

Taehyung ingin maju, tapi sang Hyung menahannya.

"Kau membunuh salah satu cucu yang merupakan titipan dari anakmu"

"Bukankah kau juga membencinya, Kim Seokjin?"

Seokjin tersenyum tenang, jujur Taehyung yang melihat senyuman itu takut, itu terlihat seperti seorang senyum pembunuh. Fine, Taehyung berlebihan.

"Kau tidak tau apapun Nyonya"

"Maksudmu?"

"AKU TIDAK PERNAH MEMBENCINYA, DIA ADALAH ADIK KU YANG DULU SELALU KUTUNGGU, SEMUDAH ITU AKU MEMBENCINYA? HAHA, PIKIRANMU SEMPIT JUGA"

Keadaan hening, tidak ada yang bersuara sama sekali.

"Aku memang bodoh, terus mengikuti perintahmu untuk membencinya dan melukainya. Tapi ku pikir, memasukkanmu ke penjara atas dasar pembunuhan berencana boleh juga"

"Kau tidak punya buktinya, Kim"

"Kau yakin?"

Polisi datang dan berdiri di belakang Nyonya Kim.

"Anda ditangkap karena telah melakukan pembunuhan pada keluarga Kim"

"Selamat datang di rumahmu, Nyonya Kim"

"Hyung, ada apa?"

"Dia berusaha membunuh kita, kau tau kan harta milik Appa dan Eomma itu berlimpah, ya bisa dibilang nenek tua itu gila harta"

"Dimana kau mengetahuinya?"

"Bagaimana kalau kita ke pemakaman Namjoon sekarang?"

.
.
.
.
.
.
"Namjoon-ah, maafkan Hyung yang terlambat dan membuatmu harus mengorbankan diri sendiri. Dan juga, terima kasih sudah bersabar dengan semua itu. Tenang saja, nenek itu sudah dipenjara, kau tidak perlu khawatir adikmu itu tidak akan terluka lagi"

Taehyung hanya diam, dia bingung apa yang terjadi. Dan apa yang dirahasiakan oleh Hyungnya.

"Kita pulang?" tanya Seokjin

Taehyung hanya mengangguk dengan wajah yang kebingungan.

"Aku dipaksa untuk membenci Namjoon yang merupakan adik yang selalu kuharapkan, aku tidak akan melanggar janjiku pada Appa dan Eomma untuk menjaga kalian"

"Jadi?"

"Kau bodoh juga, semua yang terjadi pada kita adalah rencana Nyonya Kim, dan yang mengungkapnya adalah Namjoon"

"Semua?"

"Ingat saat kau meminum cocktail? Disana ada racun yang dimasukkan oleh orang itu, tapi saat itu kami terlambat. Beruntung kau tidak mati"

Taehyung ingat itu, dia sampai harus melakukan pengobatan untuk mengeluarkan racun itu.

"Dan juga, ingat saat seseorang ingin menabrakku dan menewaskan Namjoon yang memiliki penyakit Leukimia? Semua itu rencana dia"

"Leukimia?"

"Hm, Yoongi yang memberitahuku. Aku dan dia berencana membawa Namjoon pergi ke luar negeri untuk melakukan pengobatan, tapi kami terlambat"

"Aku tidak mengerti"

"Sudahlah, kita pulang saja"

"Terima kasih sudah percaya padaku, Seokjin Hyung"

"Tentu, maafkan aku"

"Semua sudah terjadi, ikhlaskan saja"

END

AKHIRNYA. RADA-RADA GA NYAMBUNG KAN? ENTAH KENAPA INI KEPIKIRAN GITU AJA DI OTAK, YAUDAH BIKIN AJA ╰( ̄▽ ̄)╭
THANKS YEOROBUN DEUL UDAH BACA WORK INI, GIMANA? MAU DITAMBAH APALAGI? APAKAH NAMJOON NYA PERLU DIHIDUPKAN KEMBALI?

Fine ✔Where stories live. Discover now