Malam itu malam yang penuh haru bagi Jaemin dan Bella, mereka menghabiskan tangis kesedihan dan kebahagiaan dibalkon kamar Bella.
"Kita kembali ke Moskow ya?" Ucap Jaemin yang tangannya masih setia memeluk tubuh Bella erat.
Bella diam, kini tangannya mulai sedikit gemetar.
"Kenapa?" Tanya Jaemin kemudian yang merasakan kegelisahan didiri wanitanya.
Bella hanya menggeleng pelan mencoba menutupi kegelisahannya. Jaemin pun mulai mengusap kepala Bella pelan dengan tangan kanannya dan tangan kirinya masih setia memeluk pinggang ramping Bella dari samping dengan erat seperti tak mau melepaskan wanitanya sedetik pun.
"Kamu masih takut ya?" Ucapan Jaemin sedikit membuat Bella terhenyak.
Jaemin adalah orang yang sangat peka, dirinya tau apa yang kini ditakutkan oleh Bella. Wanitanya itu masih memiliki trauma terhadap kecelakaan yang menimpanya setahun yang lalu.
"Jangan takut, kita akan memakai jet. Ada mommy, daddy, Alex, dan juga aku yang akan berangkat bersamamu. Kamu akan baik-baik saja."
"Tapi aku masih tak-"
"La, liat aku." Jaemin mencoba menenangkan Bella dengan caranya sendiri.
Setelah wajah mereka berhadapan dengan posisi yang masih sama, Jaemin pun mulai mengusap pipi kanan Bella pelan.
"Ada aku, aku akan ada disampingmu. Semua akan menjagamu La, kita harus coba. Agar kamu nanti tidak akan merasa takut lagi saat menemaniku dalam perjalanan."
"Maksudnya?" Bella sedikit bingung dengan kalimat terakhir Jaemin.
Jaemin tersenyum melihat reaksi wanitanya itu. "Jika suatu saat aku sibuk ngurus kantor appa, aku kan butuh istriku yang harus menemani." Jawaban Jaemin membuat pipi Bella merona, dia paham apa maksud Jaemin.
Namun tiba-tiba Bella segera menetralkan mimik wajahnya,"ya itu kan urusanmu dengan istrimu Na." Jawab Bella mencoba tak terbawa suasana.
Bukannya dirinya tidak ingin, tapi permasalahannya adalah sejak kapan laki-laki disampingnya itu mengklaim dirinya sebagai istri, mengajak pacaran pun tidak pernah.
"Karena itu urusanku dengan istriku, maka aku akan mengajarkan istriku ini untuk berani seperti dulu." Ucap Jaemin sembari mengusap pelan surai halus wanitanya.
Bella hanya diam tak bereaksi apapun, dipikirannya kini dipenuhi oleh ketakutan. Dan juga pikirannya yang masih belum sampai pada pembahasan istri.
"Percayalah kepadaku La, aku akan menjagamu." Jaemin sedikit mengangkat wajah wanitanya, kemudian mendekatkan wajahnya sendiri dan mencium bibir itu tanpa ragu.
Bella yang mendapat perlakuan seperti itu secara tiba-tiba, hanya bisa membelalakkan matanya karena sedikit shock.
Bella hanya diam saja tak membalas lumatan bibir Jaemin yang lembut, pikirannya kini sedang nge-blank tidak tau harus bereaksi bagaimana.
Jaemin yang merasakan Bella tak membalas lumatannya, kini mulai sedikit menjauhkan wajahnya dari bibir ranum wanitanya.
"Maa-"
Sebelum Jaemin sempat mengatakan maaf, Bella terlebih dahulu menempelkan bibirnya ke bibir Jaemin dengan kecupan lama. Mungkin ini terlihat sedikit kelewatan, namun dirinya pikir ini adalah sebuah kebenaran.
Melihat hal ini, Jaemin pun tak ingin melewatkan kesempatan yang diberikan oleh wanitanya, dirinya pun langsung melumat bibir wanitanya kembali. Bahkan tangan kanannya yang sedari tadi diam kini mulai sedikit menekan tengkuk wanitanya untuk merasakan lebih dalam ciuman mereka.
ESTÁS LEYENDO
Only You Na Jaemin [√] REVISI
FanfictionUntuk Mu Na Jaemin [NCT DAREAM] "Dan pada akhirnya CINTA yang kau dapatkan hasilnya sama dengan CINTA yang kau BUAT"
![Only You Na Jaemin [√] REVISI](https://img.wattpad.com/cover/199620722-64-k716480.jpg)