Tired

128 47 2
                                        

"Jika kamu sedang mencintai seseorang, maka kamu bisa merasakan apakah itu getaran cinta dan rasa khawatir yang teramat sangat apakah di baik-baik saja atau tidak"

~***~

"Pa, tidak bisakah aku memegang cabang di perusahaan papa di negara lain?"

"Kenapa? Ada apa denganmu saat ini?"

Terlihat Glen itu mengusap wajahnya dengan kasar mendengar keputusan Jerrico yang menempatkan dirinya di perusahaan cabang yang berada di negara dimana tidak ingin dia tinggali.

"Kenapa kamu tidak ingin mengurus proyek yang ada di Korea Glen?"

"Bukannya aku tidak mau pa... A-ak.... Arrrghhh...." Glen mengacak rambutnya frustasi

"Ada masalah apa lagi kamu? Bukannya kamu sudah bertemu dengan Bella? Apakah kamu belum mengungkapkannya?" Jerrico tidak berhenti memberi pertanyaan yang bertubi-tubi. "Padahal Bella mencin..."

"Bella tidak mencintaiku Pa!" Putus Glen dengan cepat.Jerrico diam seketika setelah perkataannya terpotong oleh ungkapan putranya yang sangat frustasi itu.

"Bella tidak mencintaiku Pa... Dia saat ini tidak mencintaiku Pa.." Lirihnya pelan dengan suara yang gemetar menahan emosinya saat ini .

Glen pun langsung terduduk ke sofa yang ada disebelahnya, Jerrico hanya melihat ke arah putranya dengan tatapan yang agak terkejut akibat ungkapan putranya itu.

Jerrico menghela nafas panjangnya, "Kenapa bisa kau menyimpulkan sendiri tentang perasaannya nak? Bukannya kamu bilang kemarin sudah banyak tukar cerita dengannya?"

"Aku sudah mengungkapkannya Pa... Tapi, aku sangat terlambat Pa... Dia sekarang sudah tidak mencintaiku lagi..." Lirihnya lagi sambil menatap ke arah Jerrico yang menatapnya dengan nanar.

"Semuanya tidak ada kata terlambat nak, kamu hanya harus terus berjuang. Papa yakin, Bella juga sangat merindukanmu nak..."

Jerrico mencoba menenangkan putranya itu yang tampak frustasi, dia merasa sangat bersalah dengan tindakannya dulu yang tiba-tiba membawa putranya jauh dari orang yang sangat dicintai putranya itu.

"Berjuanglah, Papa mendukungmu. Bella butuh orang yang bisa menjaganya seperti dirimu."

Glen hanya mendongakkan kepalanya menatap datar langit-langit ruangan kerja milik Ayahnya itu tanpa merespon ucapan Jerrico.

"Papa juga sudah tua, dan sekarang kamu sehat. Tidak mungkin, jika aku yang kini sudah tua harus pulang pergi dari Spain ke Korea dalam seminggu sekali?"

Jerrico tetap lurus menatap putranya itu dengan perasaan bersalah.

"Sekarang kamu harus belajar menggantikan posisi papa nanti, dan juga jangan menyerah untuk mendapatkannya kembali jika kamu masih mencintainya nak..."

Jerrico sangat tau dengan perasaan putranya itu yang acuh tak acuh setelah kembali dari pertemuan keluarganya dan keluarga Fernando saat di Granada waktu itu. Dan tentunya, hal ini ada kaitannya dengan wanita yang dicintai putranya itu. Bella

~***~

Terlihat seorang yang termenung di dalam lift dengan expresi tidak terbaca, mungkin orang lain akan menganggapnya ini hal biasa karena karakternya yang diam tidak menampakkan bahwa gadis ini sedang ada masalah.

Beda dengan orang yang memang benar-benar tahu tentang dirinya dan sifatnya, dengan sekali lihat pasti akan mengerti bahwa gadis ini sedang ada masalah dengan dirinya. Karena tidak biasanya gadis ini terlihat diam seribu bahasa jika memang dirinya sedang tidak bisa diganggu.

Only You Na Jaemin [√] REVISIWhere stories live. Discover now