"Akan sampai kapan kau akan tinggal disini?"
"Kau mengusirku Alex?"
"Ani, aku hanya bertanya Na Jaemin."
Jaemin yang mendengar jawaban Alex yang tampak merasa bersalah pun tersenyum.
"Kau memanggilku dengan nama?"
"Wye?"
"Aku lebih tua darimu."
Alex menghela nafasnya pelan mededengar penuturan Jaemin. "Untuk apa aku memanggilmu hyung? Kau adik iparku."
Jaemin diam, jawaban Alex kembali membuka lebar luka yang selama ini dia coba sembuhkan. Bukannya Jaemin tak senang, dirinya sangat bersyukur akan hal itu. Tapi dirinya sadar bahwa kini dirinya bukan lagi calon ipar Alex.
"Mian, aku tak bermaksud melukai hatimu. Sedari dulu aku memang telah menganggapmu sebagai adik iparku, karena adikku itu sangat mencintaimu." Lanjut Alex.
"Aku harap kau bisa rela akan kepergiannya, ingatlah bahwa keluargaku masih menganggapmu sebagai menantu mommy dan daddy. Meski itu semua tak akan terjadi."
"Mianhae, jinjja mianhae karena tak bisa memberikan kebahagiaan untuk Bella."
"Untuk apa meminta maaf, semua itu adalah takdir. Kita disini atau apapun yang kita miliki itu semua milik Tuhan, hanya Tuhanlah yang berhak mengambil miliknya."
Jaemin diam, kini dadanya kembali sesak, ingin sekali menangis, ingin sekali berteriak bahwa dirinya masih tak bisa kehilangan seorang yang dicintainya, tapi semua itu telah terlambat.
"Aku akan pergi, ada sesuatu yang harus aku urus." Lanjut Alex, "sebentar lagi mommy akan pulang, kau bisa sambut dia. Saat ini mommy sangat merindukan menantu idamannya."
Setelah mengatakan hal itu Alex pun pergi dari kamar Bella meninggalkan Jaemin sendiri disana. Ya, saat ini Jaemin tengah berada didalam kamar Bella dikediaman keluarga Fernando yang berada di Granada.
Jaemin memutuskan untuk berkunjung kekediaman keluarga Bella setelah selesai dengan peringatan kematian Bella di agensinya. Dirinya juga merindukan keluarga Bella yang terbuka dengan kehadirannya, meski putrinya itu kini telah tiada.
~***~
"Bagaimana? Apakah kau suka dengan desain kamarmu Emma?" Tanya Erric yang kini ditemani oleh istrinya.
"Nde, na choa."
Eric dan istrinya diam mendengar jawaban Emma, mereka tidak mengerti dengan bahasa apa yang keponakannya itu pakai.
"Ah kalo begitu paman dan bibi akan keluar, kau istirahatlah dahulu." Putus Eric setelah melihat ekspresi Emma yang sepertinya menyukai desain kamar warna birunya.
"Paman." Panggil Emma yang mampu menghentikan langkah Eric dan istrinya.
"Why?"
"Aku mau bertanya tentang ayah dan ibuku. Apakah mereka masih ada diluar negeri?"
"Ah, ayah dan ibumu masih ada urusan diluar, mereka pasti akan segera kembali nak."
"Tapi Emma, tidak pernah melihat mereka paman. Bisakah paman memberi kabar kepada mereka jika aku ingin bertemu?"
"Ayah dan ibumu selalu menanyakan kabar tentangmu nak. But, your parent now much jobs. So, mereka yang akan menghubungi kami."
Emma hanya mengangguk mengerti, dirinya tidak bisa memaksa jika itu semua memang kemauan kedua orang tuanya yang sibuk dengan pekerjaan.
YOU ARE READING
Only You Na Jaemin [√] REVISI
FanfictionUntuk Mu Na Jaemin [NCT DAREAM] "Dan pada akhirnya CINTA yang kau dapatkan hasilnya sama dengan CINTA yang kau BUAT"
![Only You Na Jaemin [√] REVISI](https://img.wattpad.com/cover/199620722-64-k716480.jpg)