Twenty

2.7K 354 70
                                    

The Wager

SEKAI! HUNKAI!

YAOI

Typo? Ya maap, gk sengaja..

Selamat membacaa















Sore hari Jongin masih berada di villa. Saat ini ia sedang melakukan video call dengan keluarganya, sembari melakukan video tour. Semua sudut ruangan Jongin perlihatkan. Mulai dari kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang tamu, ruang keluarga, teras depan, dan memamerkan luasnya laut kepada sang kakak bahwa semua ini adalah miliknya.

"Kapan pulang?" Tuan Kim bersuara.

"Itu ... Aduh ayah, Jongie lelah setelah seharian berenang. Jongie mau istirahat dulu, yah."

"Kamu tidak mau pulang?" Kali ini nyonya Kim membalas

"Jongie mau saja pulang, ibu. Tapi sungguh badan Jongin lelah."

"Ini belum terlalu sore."

Jongin tahu, tapi dia tidak ingin pulang, dan berusaha mencari alasan untuk menolak pesan ibunya yang meminta pulang. "Besok saja ya pulangnya, ibu. Jongin mau istirahat dulu, nanti bangunnya pasti sudah gelap, dan kami tidak bisa pulang saat malam."

"Justru itu ibumu bilang ini belum terlalu sore, matahari masih ada." Tuan Kim menguasai kamera ponsel.

"Ayah, tidak apa. Jongin baik-baik saja disini. Ada Sehun yang jaga."

"Justru karena ada Sehun ayah semakin khawatir."

"Sehun pria baik, ayah. Dia lelaki jantan yang mau bertanggung jawab, tenang saja."

"Bicara apa kamu."

"Hehehehe.. sudah ya, ayah. Selamat sore." Memberikan kecupan sayang pada kamera ponsel dan menghentikan panggilan video sebelum ayahnya kembali bersuara. Lagipula ia hanya bercanda, serius sekali ayahnya menanggapi kalimatnya barusan.

"Kenapa nakal sekali pada ayahmu?"

"Hanya bercanda. Sudahlah, aku mau tidur dulu." Jongin melangkah naik ke lantai atas untuk mengistirahatkan diri. Ia tidak bercanda mengatakan badannya lelah. "Bangunkan aku dua jam lagi, Sehun!" Berteriak berpesan pada Sehun jika saja ia tidak terbangun karena alarm ponsel.

"Iya, sayang." Balas berteriak dan tersenyum karena tidak mendapatkan balasan lain dari Jongin setelah menyebutnya sayang.

Dan Jongin benar-benar berniat untuk tidur villa. Setelah makan malam sederhana yang ia masak untuk keduanya Jongin mendapat lima kali panggilan tak terjawab dari ayahnya. Saat satu kali panggilan dari sang ibu langsung Jongin angkat karena ia tahu ibunya ini orang yang baik dan benar saja, Jongin diizinkan untuk menginap.

Jarum jam masih berada di angka 7. Matahari baru saja terbenam dari setengah jam yang lalu, namun terasa begitu sepi. Wajar saja, mereka hanya berdua di pulau, tidak ada warga-warga seperti saat di Seoul yang masih ramai di malam hari.

Satu jam berikutnya Jongin tidur hingga sepuluh jam lamanya. Pukul 6 pagi Jongin sudah terbangun karena sudah sangat puas berada di dunia mimpi. Di sebelahnya Sehun masih tertidur dengan nyaman.

Dari jendela kaca atas ia masih melihat langit luar tidak terlalu gelap. Mungkin sebentar lagi matahari akan terbit. Jongin bangun perlahan berusaha untuk tidak membuat gerakan yang bisa membuat Sehun terbangun.

THE WAGER [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt