07. Back to Korea

Start from the beginning
                                    

Kini Ia melanggkah ke ruang tamu, dimana banyak sekali foto-foto keluarga yang terpajang di atas dinding. Kedua netra cokelatnya menatap teduh salah satu anggota keluarganya.

"Hai, sudah lama ya?" sapanya pelan dan mulai meraba foto berbungkus bingkai kaca.

"Lihatlah, anakmu sudah tumbuh dengan cepat. Dia anak yang pintar, sama seperti mu nak" lanjutnya, cairan bening itu mulai keluar dari kedua matanya. "Kau sudah berjuang, saatnya Johnny yang berjuang sekarang" titah Nyonnya Seo.

"Ten" panggilnya lirih. "Eomma rindu padamu nak" ucapnya lirih lagi.

"Oma" panggil anak kecil dengan bando warna pink yang berada diatas kepalanya. "Oma menangis?" tanya Haechan.

Dengan cepat Sunny menghapus sisa air matanya itu. "hooh, tidak Haechannie sayang. Oma tidak menangis" ujarnya, tentu saja ia tengah berbohong pada sang cucu.

"Kata oma, seseorang tak boleh berbohong. Oma juga mengatakan itu pada Channie, sekarang kenapa Oma berbohong?" Skak Haechan, anak ini memang keras kepala seperti Johnny.

"hanya kelilipin, saat memandang foto keluarga ada debu yang menempel di bingkai foto" pungkasnya, semoga saja Haechan percaya.

"Ah baiklah" final Haechan. "oh ya Oma, Mommy yang mana?" tanyanya pada sang Oma.

"um? Mommy Channie?" tanya Sunny balik. Haechan hanya mengangguk.

"Tidak mungkin kan, Channie tidak punya Mommy?"

"Haechannie tentu punya sayang, perempuan itu adalah Mommy Channie" jujur Sunny, Ia tengah menunjuk gambar Ten.

"Wah lalu dimana Mommy, Oma?" tanyanya lagi.

"Dia sudah berbahagia diatas, tapi Mommy Channie akan selalu ada dihati Channie" Jawabnya. Ia tak tega melihat Haechan sedih karena Ibunya yang telah tiada.

"oh begitu, Mommy lebih bahagia diatas atap daripada dikamar Haechan? lalu memang dihati Channie ada ruang untuk Mommy tempati?" tanya Haechan polos. Haechan benar benar mirip dengan sifat cerewet Ten.

Nyonnya Seo diam sejenak, ia tertawa kecil. Sungguh Haechan sangat menggemaskan ketika bingung sangat lucu. "Sudah, Haechannie kembali keruang tengah ya. Bermain bersama saudara yang lain" suruh Sunny, Haechan kembali keruang tengah.

Nyonnya Seo kembali menatap foto mendiang menantunya. "Kau lihat kan? Haechan seperti duplikatmu. Cerewetnya sangat mirip denganmu Ten. Tolong jaga Haechan dan Johnny dari atas sana ya, Eomma mohon" pinta Nyonnya Seo. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju ruang tengah.

{~}

Sekarang waktunya makan malam, kediaman keluarga Seo yang hanya ditempati oleh Tuan Seo, Nyonnya Seo, Koeun, Herin, Haechan, dan beberapa pembantu lainnya.

Perkumpulan keluarga tadi pagi sudah berakhir sejak sore tadi.

"Opa, Oma. Kemarin Haechannie lupa beri tau kalian" ujarnya.

"Apa yang ingin Channie beri tau?" tanya Sang Opa yaitu Eunhyuck.

"Kemarin, Channie ditraktir Dad Jae makan ice cream. Tapi, Channie lupa mengatakannya maaf" pungkas Haechan.

"Tidak apa-apa, yang penting Channie jujur itu sudah bagus" sahut Sunny.

"Itu bukan kodean Mark kan?" tanya Herin pada Channie.

"Kode apa kak?" tanya bingung Haechan. Herin memutar kedua bola matanya malas.

"Ice cream, kode untuk mengajakmu berkencan" jawab Herin.

Heran Nyonnya Seo, Herin itu sebenarnya aunty Haechan. Namun, anak bungsunya ini mungkin menolak untuk tua.

"Hei! Haechan masih kecil kau membahas tentang kencan!" Cebik Koeun pada adiknya itu.

"Kencan itu pacaran bukan?" tanya Haechan lagi, dibalas anggukan Herin.

"Haechan mau kok kencan dengan Kak Mark" cicit Haechan dan mulai menyuapi nasi kedalam mulutnya.

Orang yang tengah berada di meja makan kecuali Herin tentunya, seketika terkejut mendengar cicitan Haechan, tidak mungkin anak sekecil ini sudah mengerti tentang hubungan special laki-laki dan perempuan.

"Nyonnya, Ponsel anda berbunyi" ucap salah satu maid yang berada di ruang makan.

Sunny mengangkat panggilan dari putranya yaitu Johnny. "Ya John?" panggilnya.

"aku akan pulang selasa besok"

Sunny yang mendengarnya sangat bahagia. Putra yang ia tunggu selama bertahun tahun akan pulang ke korea. Doanya terkabulkan. Selasa adalah hari ulang tahun Haechan, dan peringatan hari kematian mendiang menantunya.

'Seorang anak tetaplah anak dimata ibunya. Bagaimana pun perilakumu ia akan tetap menerimamu sepenuh hati'

Tbc
.
.
.

hai aku update lagi, semoga kalian terhibur. Jangan lupa apresiasi kalian buat nyemangatin aku💚
btw, gaje si part ini. tapi ndak apalah, capek ngetik aku kalo ngulang☺😅. Jangan lupa follow juga. Dan silakan mampir ke cerita aku yang lainnya💚 Terima kasih.

Daddy || Johnny [✔]Where stories live. Discover now