16 | Days Of Future Past

3.8K 679 269
                                    

play mulmed biar nyess

play mulmed biar nyess

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

Gelap.

Semuanya gelap.

Serba hitam.

Tak ada yang bisa kakinya pijak, tak ada sesuatu yang bisa tangannya raih, seakan-akan dia sedang melayang di luar angkasa tanpa batas seorang diri. Hanya ada kehampaan luas disekitarnya. Begitu sepi, sunyi dan mencekam.

Jaehyun tidak tahu sudah berapa lama dia berada disini. Ia tidak tahu sampai kapan hal ini akan berakhir. Ia tidak tahu sampai kapan dia mendekam disini, hingga tibalah hari itu.

Ia ingat betul dengan apa yang ia lihat—seorang gadis datang dari balik kegelapan, bersinar begitu terang sampai Jaehyun memejamkan mata tak kuat memandangnya. Gadis itu mendekat ke arahnya, memeluknya kemudian membawanya terbang ke atas menuju ke sebuah portal. Dalam keadaan terpejam, Jaehyun merasakan tubuhnya tertekan dan semakin tertekan setiap gadis itu mengangkatnya semakin tinggi. Paru-parunya sulit untuk bekerja, telinganya berdengung keras, jantungnya seperti diremas, kepalanya seperti menahan sebuah beban berton-ton.

Mau dibawa kemana dirinya?

Pertanyaan itu terus berputar di pikirannya, hingga tiba-tiba gadis itu berhenti mengangkatnya mendadak, seakan-akan seperti lift yang tidak memiliki rem dan berhenti dengan kasar di lantai tujuan. Sekujur tubuh Jaehyun mendadak lemas seolah dia baru saja melalui perjalanan panjang.

Bocah itu membuka matanya perlahan. Dalam pandangan memburam, ia melihat seorang gadis bercahaya yang tadi telah mengangkatnya, kini berada di hadapannya sambil menangkup pipinya.

Bulan ...

Sesuatu bergumam di kepalanya.

"Bulan... Bulan... Apakah kamu bulanku?" lirihnya.

Jaehyun ingin sekali bisa melihat wajahnya dan mengetahui namanya. Akan tetapi sebelum dia bisa mewujudkan keinginannya, bocah itu tak sadarkan diri dan bangun-bangun berada di dalam ruangan serba putih yang berbeda jauh dari tempat sebelumnya.

Ini dimana? Batinnya bertanya.

"Syukurlah kamu sudah sadar."

Jaehyun menoleh, mendapati seorang pria masuk ke dalam ruangan. Pria itu berjalan mendekati brankarnya, meletakkan sebuah papan tulis di meja sebelahnya, kemudian tersenyum.

"Apa kabar? Bagaimana perasaanmu?" tanya Seojoon.

Mendengar itu, Jaehyun agak kebingungan, sehingga dia hanya menggeleng polos, "Saya tidak tahu..."

Seojoon hanya tertawa hangat. Lantas pria berkepala tiga itu segera mengecek keadaan Jaehyun dengan menyenteri mata dan mulutnya, menentukan tekanan darah dan suhu tubuhnya, mendengar detak jantungnya, dan lain sebagainya. Sejauh ini Park Seojoon cukup lega mengetahui bahwa Jaehyun baik-baik saja. Tidak ada masalah serius yang harus ditangani pasca pengeluaran iblis sebelumnya. Bocah itu hanya perlu pemulihan dan membiasakan diri.

Let Out The BeastWhere stories live. Discover now