ce·ri·te·ra
(n) tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya)
Mengisahkan empat anak manusia yang sebentar lagi akan beranjak dewasa. Mereka akan melewati banyak kisah hidup yang cukup membingungkan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Udah lama banget anjir gak beli martabak ini... terakhir beli pas masih SD," seru David sambil jingkrak-jingkrak. Dulu waktu kecil dia tinggal di daerah yang sama dengan Charlene tinggal di masa sekarang, jadi dia tahu kuliner enak di daerah itu.
Charlene malah ketawa doang sambil mengambil potongan selanjutnya, "Eh tapi yakin ini bakal cukup buat berempat? Sepertinya ini bakal berakhir di perut kita berdua doang deh,"
"Sianying, tapi bener sih... hehe... kan kita vacuum cleaner," ucap David lalu tertawa sambil menyuapkan martabak coklat keju ke dalam mulutnya. Charlene yang kesal dibilang penyedot debu malah mukul David pake kertas script yang baru selesai dia coret-coret, "Sialan lo bangsat. Nih, kira-kira scriptnya ngomongin ini, lo setuju gak topik-topik seputar masa SMA yang ini mau diangkat?" tanya Charlene. Gadis ini kalau udah ngomongin proyek dan kesukaannya bisa jadi orang paling serius dan susah buat bercanda, David jadi ciut mau godain Charlene versi 'serius' ini.
"Bahas 'skandal' sosmed kelas 10 mau gak? Ini sih biar kita bisa ngasih tahu para penguping kalau komentarin hidup orang tuh bikin orang keliatan miserable banget karena kerjaannya ngurusin idup orang sementara idupnya berantakan," usul David singkat.
Charlene dan jiwa editornya kembali bangkit dan menegur David, "Jelek banget bahasa lo penguping anjir. Pendengar gitu biar mendingan," ucapnya kesal. Maklum, Charlene bener-bener seteliti itu sama bahasa, dasar anak jurnal. Lelaki dengan rambut berwarna agak terang ini kembali tersenyum, "Hehehe, da aing mah apa atuh.... kerjaannya ngitungin duit yang gak ada wujudnya bukan anak jurnal mainnya kata-kata," kekehnya singkat.
"Tapi ide lo bagus sih, aing suka," tegas Charlene. Ketika gadis berambut panjang itu kembali tersenyum dan mengerjakan apa yang disukainya, sebuah senyuman terbit dari sudut bibir sang pemuda Wijaya.
"Nyet, gue mau buat pengakuan," tegas Charlene sekilas. David yang lagi mengunyah langsung menelan makanannya. Si pemuda Wijaya kembali berkata, "Apa nih? Mendadak banget mau pengakuan lo nyet. Apa lo ada dosa sama gue?"