Asa menatap mata Elvan secara bergantian, ucapan Elvan benar-benar berhasil membekas di hatinya. "Elvan, nggak gitu--"

Elvan mencengkram lengan atas Asa kuat-kuat. "Karena lo ngga dengerin gue, malam ini lo harus tidur sama gue!"

"Elvan," Suara Asa melirih, nyaris bergetar karena ingin menangis.

Elvan memeluk Asa secara paksa, dia mendekap gadisnya posesif. "Gue sayang sama lo, Sa! Gue nggak suka liat lo sama cowok lain! Gue benci liat lo disentuh sama cowok lain! Cuma gue yang boleh sentuh elo! Ngerti, kan?!"

"El, aku nggak bisa nafas."

Elvan merenggangkan pelukannya, dia memegang kedua bahu Asa kuat-kuat. "Lo sayang juga kan sama gue?!"

Jika sudah seperti ini, Elvan terlihat seribu kali lipat lebih menakutkan dari siapapun. Sikapnya sangat kasar, dia bahkan terus melotot bersama urat leher yang bermunculan.

"JAWAB GUE, SA!"

Asa memejamkan mata, membuat air yang menggenang di pelupuk mata itu mengalir membasahi pipinya. Perlahan, kepalanya mengangguk berulang-ulang. Asa takut.

Elvan kembali menarik Asa ke dalam dekapannya secara paksa dan cukup kasar, pria itu membelai rambut Asa layaknya seseorang yang terobsesi dengan sesuatu.

"Papa lo keluar kota kan sekarang?"

Asa membelalakan mata. Elvan terlalu posesif, dia bahkan tahu jika Papa Liam keluar kota hari ini. Apa Elvan menyadap ponsel Asa lagi? Atau, jangan-jangan dia memasang kamera tersembunyi di kamar Asa lagi?

"Nanti kalau gue ketok pintunya langsung bukain!" ucap Elvan sangat dalam.

"El--" Asa menarik diri, berniat untuk melepaskan tubuhnya dari kekasihnya. Namun, Elvan justru semakin kuat memeluknya.

"Gue nggak bakalan lepasin lo sampai pagi, inget itu!"

Asa mendorong Elvan sehingga pelukan mereka terlepas. "Elvan, aku mohon jangan hari ini--"

"Lo udah berani nolak ya sekarang?" Elvan menekan rahang bawah Asa dengan jari telunjuk dan ibu jari.

"Bukan gitu, El--"

"Lo mau videonya gue sebar lagi?!" ancam Elvan lagi-lagi dengan cara yang sangat kasar.

"Gue punya banyak, Sa! Yang kemarin lo cuma beruntung aja karena wajah lo gue sensor. Tapi kali ini nggak bakalan gue sensor, Sa!"

"Gimana?! Mau jadi Clara dua lo?!" Elvan maju sehingga Asa terpaksa mundur sampai punggungnya menabrak motor.

Elvan mendongakkan wajah Asa dengan tangan masih menekan rahang bawah Asa, lalu menunjukkan hasil rekaman video mereka.

"Liat! Gue nggak bakalan ketahuan di video ini! Tapi lo? Muka lo jelas banget, Sa!" Elvan tersenyum evil dengan alis terangkat.

"Cuma sekali tekan, hidup lo bisa hancur!" Ibu jari Elvan mengambang di icon share sosial media. "Hm?"

"Jangan, El!" Tangan Asa naik, hendak merebut ponsel Elvan. Tetapi, Elvan sudah lebih dulu menjauhkan benda itu.

DASA (END)Where stories live. Discover now