"CUKUP!"

Teriakan Nashwa mampu membuat seisi kantin seketika hening tak bersuara. "Cukup! Selesaikan ini dengan baik!" tegas Nashwa pada mereka bertiga—Azalea, Dellicia dan Rafi.

"Kenapa Del? Kenapa tiba-tiba nuduh Azalea?" Delliecia menyeringai, matanya menatap Azalea sengit.

"Gara-gara dia, gue putus sama Rafi!!" erang Della menunjuk-nunjuk Azalea dan menuduhnya dengan kasar. Otomatis Nashwa menoleh ke arah Azalea yang menggeleng cepat.

"Gak! Aku gak pernah ngehancurin hubungan siapapun! Aku gak pernah ngapa-ngapain sama di ..."

"Tapi buktinya dia suka sama Lo!" potong Della. Otomatis semuanya menoleh pada Rafi yang sedang terdiam. "Dan gara-gara itu, dia minta putus sama gue. Munafik Lo Zal, munafik." Hati Azalea semakin teriris mendengar pernyataan dari Della yang begitu menyakitkan, ia menatap Della nanar lalu pergi dari hadapan mereka semua. Ia berlari sekencang mungkin tanpa arah.

"AZALEAA!!"

Nashwa ingin mengejar Azalea namun ia tahan dulu, Nashwa mendekati Rafi dengan wajah sinisnya. Bibirnya yang manis itu sepertinya siap mengeluarkan kata-kata pedas.

"Kamu kalo datang ke kehidupan Azalea gak usah ngehancurin pertemanan dia juga! Udah cukup kamu buat kita hancur!! Jangan harap  bisa ketemu Azal lagi!" Nashwa kemudian berlalu dan menyusul Azalea.

Dan kini tersisa Fina yang maju menghadap Rafi, namun Rafi terlihat menengok ke arah Nashwa yang menyusul Azalea. Rafi hendak menyusul juga namun dirinya ditahan oleh Fina secara kasar.

"Ngajedog sia maneh Rafi!! Urus heula tah masalah hirup maneh Jeung si Della!" tegas Fina dengan sinis lalu ikut pergi menyusul Azalea.
(Diam kamu Rafi!! Urus dulu sana masalah hidup kamu sama si Della!)

Kini suasana kantin masih hening, mereka semua masih memperhatikan Rafi dan Della. "Dell aku bisa jelas ..."

Plak!

"Dasar cowok brengsek!" ujar Della yang lalu berlari keluar dari kantin dan disusul oleh Raisya di belakangnya.

Kedua wanita itu sama-sama tersakiti oleh satu laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Bahkan Azalea sendiri pun tidak tau bahwa Rafi adalah pacar dari Delliecia.

Azalea terlihat duduk di salah satu kursi di taman sekolah, ia menangis dalam diam. Nashwa dan Fina pun datang menghampiri dan merangkul Azalea.

"Teu kudu didangu Zal omongan si Della mah, dia tadi cuman lagi emosi makanya begitu," ucap Nashwa berusaha meyakinkan Azalea.
(Gak usah didenger Zal omongan si Della mah, dia tadi cuman lagi emosi makanya begitu)

Fina mengangguk, mengiyakan ucapan Nashwa. Ia mengelus pundak Azalea. "Aku mau pulang." Nashwa menoleh pada Fina, lalu mereka mengangguk bersamaan.

***

Tok tok tok ...

"Permisi ..."

Ceklek

Seorang wanita paruh baya membukakan pintu tersebut, ia tersenyum pada tiga gadis itu. Namun detik kemudian keningnya berkerut bingung melihat mata Azalea yang terlihat sembab dan hidungnya yang memerah.

"Lea? Kamu kenapa nak?" Spontan Azalea langsung memeluknya saat sang ibu menanyakan hal itu. Bundanya langsung tersentak saat Azalea tiba-tiba memeluknya dan menangis di sana. Ia mengerti, ia pun mengusap punggung sang anak.

"Kita masuk ke dalam dulu ya. Yuk Nashwa, Fina," ajak Lia—Bunda Azalea. Mereka berempat pun masuk ke dalam rumah Azalea, kemudian duduk di ruang tamu.

"Ini kenapa kok Azalea nya bisa nangis gini," lirih Lia pada Nashwa dan Fina. Nashwa menoleh pada Fina dan menyenggol lututnya.

"Lea tadi ... Dituduh rebut cowok orang Tante," jelas Fina to the point namun dengan nada yang terbata-bata. Lia masih menunggu penjelasan selanjutnya dari Fina.

"Dan ... Azalea dibilang ... 'jalang' Tante." Fina cukup berat mengatakan ini, namun mau bagaimanapun bundanya harus tau apa yang terjadi.

Sontak mata Lia terbelalak mendengar cerita dari Fina. Kini ia mengerti mengapa tangis Azalea belum berhenti hingga saat ini. Lia mengusap puncuk kepala anaknya, memeluknya dan berusaha agar tidak ikut menangis.

"Cowok itu ... Su—suka sama Lea. Tapi kan Lea gak tau kalau dia pacarnya temen Lea, Bun," ucap Azalea di sela tangisannya. ia pun melepaskan pelukannya dan menatap bundanya.

"Inilah alesannya Bunda gak bolehin kamu pacaran Le, Bunda teh gak mau kamu disakiti sama laki-laki yang gak bertanggung jawab kayak gitu. Bunda juga gak mau anak-anak Bunda pergaulannya semakin bebas, semakin nakal. Kamu sama A'a Kenan, Bunda selalu membatasi kalian, itu juga untuk kebaikan kalian. Jangan anggap Bunda teh jahat, Bunda teh mengekang Lea. Bunda teh pengen yang terbaik untuk kamu Lea, supaya kamu juga gak tersakiti seperti ini," jelas Lia panjang lebar.

Azalea mengangguk dan tersenyum, dan membuat Bundanya membalas senyuman tersebut. "Senyumnya Azal mirip banget sama Bundanya," celetuk Fina sambil menyandarkan kepalanya di pundak Nashwa.

Azalea terkekeh lalu menoleh ke arah Bundanya, ia merentangkan tangannya dan Lia pun memeluk Azalea. Suasana di rumah itu pun berubah menjadi hangat.

"Aaahh," celetuk Nashwa dan Fina yang baper melihat ibu dan anak yang sangat akur itu. "Jadi iri," sambung Fina yang sedang memeluk lengan Nashwa.

"Nashwa sama Fina mau makan dulu?" tawar Lia dengan senang hati. Nashwa dan Fina saling bertatapan dan mata mereka berdua seakan menyiratkan 'gimana? Mau gak?'. "Eee ... Lain kali deh Tante, soalnya Nashwa mau ... Pergi iya pergi sama Mama," alibi Nashwa dengan gigi yang diperlihatkan nyengir. "Oh iya Fina juga mau bersihin kandang kucing dulu," tambah Fina yang semakin terdengar ngawur. Namun Azalea dan bundanya hanya terkekeh pelan.

"Hati-hati ya kalian," ucap Azalea melambaikan tangan. "Wa jangan lupa lusa!"

"Siap Tuan Putri!" balas Nashwa

🌼🌼🌼

Kamu tau apa yang baik bagimu, tapi ibumu tau yang terbaik untukmu

To be continued 💕

Halo! Maaf cuman dikit, tapi semoga kalian suka!

Jangan lupa vomment ya!

Salam hangat
@kabutsenja_

Kisah di Bandung Where stories live. Discover now