"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..."
-Yang Jeongin, 2020
Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
Ya Tuhan, tombol uninstall kecerobahan di sebelah mana sih?
Udah terlanjur kesal sama dirinya sendiri, Beomgyu menyerah. Pilih bertahan berbaring di lantai tapi separuh kaki bagian bawahnya bertahan di atas kasur—masih nyangkut.
Tok tok tok
Beomgyu noleh, "Pasti kak Soobin!" teriaknya di tempat karena mager.
Tapi malah hening, gak ada jawaban.
Lah, bukan ya? Bodo amat sama malu, udah terlanjur malu-maluin, ya udahlah. Beomgyu pun cepat beranjak buat membuka pintu. Cklek!
"Bingo! Seratus buat kamu karena berhasil menebak!"
Beomgyu sewot. "Hah! Tuh kan bener kak Soobin! Sialan, gue udah bela-belain bangun dan buka pintu sia-sia, padahal lo bisa tinggal nyelonong masuk aja, kak!"
"Dengerin dulu, sensi amat dek, nanti gak cepet kaya."
"Kalau ngajak main malem-malem mah itu kedok mau ngajak maksiat."
"Enggak lah, gue kan anak baik dan rajin menabung."
"Bacot, jadi mau main ke mana? Dengan siapa? Siapa yang jajanin? Gak dijajanin gue gak ikut, dah, mau jadi introvert, bosen jadi ekstrovert. Oyasuminasai (selamat tidur)." Beomgyu nyerocos.
"Dahlah, Bin, dia kagak usah diajak. Jelas-jelas lo ditolak gitu." suara dari sebelah mereka menyela—iya, itu Jongho.
Soobin melirik Jongho sepet, "Gak mau ya gue jadi obat nyamuk. Entar lo sibuk ngobrol sama pacar lo, gue di sebelah jadi ilalang."
"Ya kalau gitu gak usah ikut, ribet." Jongho menatap datar yang lebih ke males.
"Gak mau, gue juga mau nonton."
"Lo mah ngincer makanan gratisnya,"
"Lo juga anjir, apaan nge-date pakai gratisan. Gak modal."
"Bin, jangan banyak cakap, mending lo tutup mata terus gue tonjok lo sekali."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(lucu banget sih adek, pen bawa pulang)
Sebentar, ini dua orang lagi bacot ngomongin apa sih? Beomgyu kok berasa jadi gantungan kunci doang?
"Permisi, hellauuuwww, ini sebenarnya ada apa ya? Ngomongin gratisan sama nonton film, saya kepo atuh kakak-kakak!"
Jongho beralih ke yang paling muda itu, "Anak klub perfilman lagi nayangin short movie karya mereka. Weekend nobar gitu di amfiteater kampus."
"Wuidih, keren," Beomgyu salah fokus.
"Lo mau ikut gak dek? Dapet camilan gratis juga. Sekalian nemenin si jomblo ngenes ini—" Jongho nunjuk Soobin.
"Heh!"
Jongho mengabaikan Soobin. "Bacot dia mau nonton film tapi gak mau jadi yang ke-tiga katanya. Padahal di sana juga gak akan nonton sendiri."
"Ya kan perginya sama lo dan lo malah ngajak pacar lo, padahal yang ngajak dul—aack!" Soobin meringis habis disikut Jongho.
Jongho mengabaikan Soobin lagi. "Yah, gitulah, jadi mau ikut kagak?"
"Hhm... ikut aja deh, mumpung gabut." kemudian Beomgyu berbalik buat ngambil cardigan rajutnya.
"Eh, dek, bawa uang juga, seenggaknya lima ribu won, buat bayar." kata Soobin.
"Hah? Bayar apaan? Tadi katanya gratis?"
Jongho ngelihat Beomgyu dengan muka datarnya itu. "Ya yang gratis camilannya, tiket masuknya mah tetep bayar. Ya kali mereka bikin film gak pakai modal?"
Padahal Jongho cuman ngomong apa adanya, tapi kok Beomgyu merasa terbodohi ya?