27 : The Wedding

3.8K 800 203
                                    


Pernikahan akan dilaksanakan pada pukul delapan dan sekarang jam dinding baru tunjukan pukul tujuh kurang dua puluh menit. Semua orang sangat sibuk, seluruh perhatian seakan tumpah pada pernikahan putri cantik dari keluarga Kang itu. Soojae di sana, di dalam kamarnya. Sedang duduk saja, pandangan matanya resah. Tangannya saling meremas. Entah sudah kesekian kali Yoongi datang ke kamar dan menanyakan keadaanya.

Rautnya nampak lelah, tetapi Yoongi tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Soojae tahu kalau Jimin dan ibunya sudah datang. Kedua orang itu katanya memakai kamar atas untuk mempersiapkan apa-apa saja yang diperlukan. Altar berada di sisi lain rumah, sementara jendela kamar Yoongi berhadapan langsung dengan rumah Taehyung dan lumbung sepi--hingga Soojae sering menoleh ke jendela untuk melihat ke arah sana. Berharap ada Taehyung yang datang untuk membawanya pergi.

Soojae bergerak bangun, ia mendengar suara nyanyian lembut dari sound sistem, tetapi pandangannya terus tertuju pada rumah Taehyung yang nampak gelap tak berpenghuni. Sekarang Soojae jadi berpikir apa ia melarikan diri saja, sebab hatinya begitu sakit dan gundah. Tadi seorang wanita parubaya datang untuk meriasnya. Ia dipakaikan gaun cantik yang dulu dipilihkan oleh nyonya Park. Rambutnya disanggul rapih dan bibirnya dipoles lipstik merah lembut.

"Taehyung, kau di mana? Apa kau marah dan sungguh-sungguh tidak ingin datang?"

Soojae menunduk dan menangis, tapi cepat-cepat Soojae mengusap benda cair itu. Hari ini ia berdandan cantik sekali, seperti seorang ratu. Setidaknya begitulah yang Soojae pikirkan ketika ia melihat mahkota cantik berada di atas kepalanya.

"Soojae?"

Itu Jinsung, ia datang untuk memeluk Soojae. Mencium pipinya. "Kenapa sedih?" Jinsung orang yang peka dan ia selalu tahu keadaan hati Soojae kendati gadis itu tidak bercerita apa-apa.

"Eonnie, apa Taehyung marah? Apa ia benar-benar tidak datang?"

"Oh, Sayang..." Jinsung memeluk punggung Soojae, hatinya terasa perih ketika mendengar suara bergetar sang adik.

"Aku tidak melihat Taehyung di mana pun."

"Aku tahu, Eonnie. Waktu itu aku mengatakan sesuatu yang rusak sekali. Aku katakan padanya kalau aku tidak ingin Taehyung datang, tapi aku hanya sedang marah."

"Soojae, aku ingin bertanya padamu. Apa kau bahagia dengan pernikahan ini?"

Soojae membuka mulut, tapi ia menutupnya lagi. Jinsung meneteskan air matanya. "Soojae, katakan padaku?"

"Eonnie, aku tidak bahagia. Aku mencintai Taehyung. Aku mencintainya Eonnie," kata Soojae dengan pilu, air matanya berderai mengalir di pipinya.

"Ya Tuhan, harusnya aku membantumu, harusnya aku menolongmu, Soojae. Sekarang aku benar-benar menyesal."

Diusapnya air mata Soojae dan ditatapnya gadis itu dengan tatapan tegas. "Kalau kau tak bahagia, apa kau yakin ingin melanjutkan pernikahan ini?"

Soojae menunduk, lagi-lagi menggeleng polos. "Aku ingin berhenti saja. Aku takut sekali, Eonnie. Aku sangat takut."

"Kalau begitu, yakinkan dirimu! Datanglah ke lantai atas dan temuilah Jimin. Katakan semua isi hatimu padanya. Jangan berbohong, katakan semua kejujuranmu."

"Eonnie, tapi bagaimana kalau Oppa..."

"Jangan pikirkan dia! Oke? Aku yang akan bertanggung jawab. Kalau kau sampai menderita dan tidak bahagia. Aku yang akan menanggung beban dosa dan penyesalan. Aku sangat menyayangimu, Soojae. Maafkan aku karena aku sangat abai pada masalahmu ini."

"Tidak apa-apa, Eonnie. Aku akan pergi untuk menemui Jimin. Aku akan memintanya untuk menghentikan pernikahan ini."

Jinsung tersenyum, begitu pun Soojae. "Pergilah, rumah ini kosong karena orang-orang tidak diizinkan masuk. Semoga berhasil, Soojae. Fighting!"

 Flower Flaws ✔Where stories live. Discover now