Part 26 [ Mianhae, Luna-ya! ]

Comincia dall'inizio
                                    

°°°

Ninu ninu ninu

Sirine ambulans bergeming seakan memberi pengumuman kepada semua makhluk jika sesuatu yang buruk sedang terjadi.

Beberapa orang berseragam putih-putih menuruni mobil yang juga putih warnanya. Tak lupa pula jinjingan tandu yang turut menunjukkan pesonanya.

Hyun memberikan ancang-ancang untuk mengangkat tubuh Luna, tapi hal itu tidak dibiarkan oleh petugas. Takutnya ada fraktur tulang di diri Luna, begitulah pikir para petugas. Salah satu petugas tampak sigap mem-bidai kaki dan tangan Luna, selanjutnya diangkat lah tubuh Luna dengan hati-hati. Hyun menyusul, duduk di salah satu sisi kursi dalam ambulans.

Tindakan lanjutan dilakukan oleh paramedis yang sudah bersiap didalam ambulans. Dipasangkan alat bantu pernapasan dan juga infus yang sedikit banyak dapat membantu pasien.

"Cepatlah! Bisakah kau menyetir dengan cepat?" ucap Hyun yang rasa paniknya semakin jadi saat darah dari kepala Luna tak kunjung berhenti keluar.

Hyun mengambil tangan kiri Luna, menempatkan tangan itu di pipinya. "Bertahanlah!"

"Andai saja semua ini bisa diulang, aku tidak akan berdebat denganmu tadi. Sungguh, aku menyesal, Luna. Maafkan aku, kumohon kuatkan dirimu, aku tidak siap dengan kemungkinan buruk itu," bicara Hyun. Matanya belum berhenti meneteskan cairan bening itu, sesekali mengusap bagian kepala Luna yang tidak terluka.

Kecepatan ambulans itu tidak diragukan, dalam waktu 5 menit mereka sudah sampai di rumah sakit terdekat, rumah sakit utama di kota Seoul. Sahmyook Medical Center.

Lengkingan roda yang bergesekan dengan lantai menambahkan kesan pilu, ngilu. Beberapa orang dengan jubah putih menunggu didepan pintu ruangan berornamen polos itu, siap dengan tindakan dan akan bergerak cepat. Ruang berornamen polos itu tak lain adalah ruang operasi, tindakan akhir dari pertolongan.

Hyun berjalan cepat, mengiringi perjalanan roda tempat pembaringan sementara Luna.

"Maaf, Pak. Anda tidak diperkenankan masuk!" tegas salah satu manusia yang berpakaian putih-putih itu.

Hyun terpaksa melepaskan pegangannya pada ujung emergency strecher, membiarkan yang ahli untuk menangani Luna.

Lampu yang entah apa jenisnya seketika menyala saat pintu ruang operasi tertutup, warna lampu itu merah.

•••

Jantungnya seakan berhenti berdetak

Napasnya nyata terasa pendek, sesak

Mata sayu, layu, lelah hati berlabuh

Panca indera semu, senyuman tenggelam dalam duka

•••

Bangunlah wahai wanita penguasa hati!

Bangun, berjalanlah, hampiri aku, dekap lah aku!

Kerutan bibir ini merindukan sentuhan mu!

Keruhnya batin, sempurna dalam kegelapan jiwa! Jangan pergi!

•••

"Hyun-ssi, dimana Luna?" Raena menyerobot bahu Hyun, bertanya khawatir.

Hyun tidak menjawab, hanya tertunduk, menghabiskan air mata.

Vey menarik paksa Raena agar menjauh dari pria yang sedang layu itu. "Jangan membuatnya semakin sedih," bisik Vey.

"Ini kesalahanku, andai saja aku tidak menciptakan keadaan itu. Argh.... Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padanya!" Hyun merutuki dirinya sendiri, menjambak rambut kepalanya sekuat mungkin, geram.

Dimming Moon || Kim Seokjin x Kim Sojung ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora