CU 16

1.3K 339 128
                                    

Selamat Membaca 😘

🌹🌹🌹

Hari Jumat, hari di mana Kyungsoo membersihkan apartemen Chanyeol. Seperti biasa, Kyungsoo harus membeli beberapa bahan masakan sesuai permintaan Chanyeol terlebih dahulu sebelum ia menyambangi apartemen 1127 tersebut.

Kyungsoo membeli beberapa bahan makanan yang bisa cukup awet setidaknya hingga satu minggu ke depan.

Chanyeol memang tidak menentukan bahan masakan apa saja yang ia perlukan. Semua Kyungsoo sendiri yang harus berpikir dan menentukannya.

Toh selama ini sang tuan rumah tidak pernah protes apa yang Kyungsoo beli. Apalagi setiap Kyungsoo datang, bahan-bahan masakan yang ia beli selalu habis.

Tidak tahu saja, Chanyeol selalu membawanya untuk ia berikan pada Jongdae. Karena sejatinya Chanyeol tidak akan sempat hanya meluangkan waktunya untuk memasak.

Makan pagi, siang, malam ia lakukan di luar. Entah ia membelinya di restoran, cafe, di kantin perusahaan, atau sesekali ia akan pulang ke rumah orang tuanya, seringnya ia pergi ke rumah Jongdae hanya untuk makan. Jelas tidak mau rugi bukankah ia juga mengeluarkan uang untuk membeli bahan masakan yang ia berikan pada Jongdae.

Kecuali untuk hari Jumat malam, Chanyeol tidak akan menyantap hidangan restoran. Karena Kyungsoo akan selalu menyiapkan menu makanan yang menurutnya begitu spesial dan tidak ada satu restoran pun yang mampu menyaingi masakan Kyungsoo.

🌹

"Aigoo, kenapa bisa berantakan lagi?" Seru Kyungsoo saat memasuki apartemen 1127 itu.

Sepatu yang tidak dalam posisi dan tempat seharusnya. Kaos kaki warna navy yang terpisah jauh sebelah kanan dan sebelah kiri. Tas kerja yang seolah dilempar asal oleh pemiliknya. Coat warna cokelat  yang tercecer tak jauh dari tas kerja. Jas yang tergantung asal di sofa dan kemeja warna putih yang pasrah teronggok di samping bawah sofa.

Dengan sesekali mendesah kesal, Kyungsoo memunguti benda-benda tak hidup itu. Jika saja mereka bisa hidup, mungkin si empunya sudah habis diamuk massa.

"Tidak bisakah ia meletakkan di tempat seharusnya? Bukan sesuatu hal yang menyusahkan bukan?" Gerutu Kyungsoo. "Iya ini memang pekerjaanku, tapi seharusnya ia sedikit lebih rapi. Kemarin saja bisa kenapa sekarang tidak"

"Eeeuuunngghhh" Lenguhan panjang terdengar lirih dari dalam kamar si tuan rumah saat ia meletakkan ceceran pakaian kotor Chanyeol di keranjang cucian.

"Apa Chanyeol di rumah?" Gumam Kyungsoo seraya meletakkan kantong belanjanya di meja dapur bermaksud segera memeriksa ke dalam kamar tempat di mana ia mendengar suara tersebut.

Kyungsoo berjalan mengendap-endap mendekati pintu kamar tersebut.

Dengan tarikan nafas panjang, Kyungsoo mulai mengangkat tangannya guna mengetuk pintu tersebut.

"Andwe Kyungsoo!" Ucapnya lirih memperingatkan diri sendiri, membiarkan tangannya tetap melayang di udara.

Yang Kyungsoo pikir di dalam sana sedang terjadi pertempuran dahsyat antara dua anak manusia berbeda gender. "Bagaimana jika mereka sedang akan mencapai puncak hasratnya, lalu aku mengetuk pintu? Aku pasti akan dimaki habis-habisan"

Kyungsoo berbalik hendak mengabaikan kegiatan panas pagi menjelang siang di dalam sana.

"Tapi aku penasaran? Kenapa tidak ada suara desahan atau semacamnya?"

Kyungsoo kembali mendekat ke  pintu. Perlahan ia menempelkan telinganya di daun pintu. "Tidak ada suara apapun? Atau mereka sudah selesai?"

Kyungsoo bimbang menatap nanar pada daun pintu yang masih tertutup rapat.

Clean Up!Where stories live. Discover now