1.5.

1.4K 269 74
                                    

"Kira-kira apa ya hubungan Jennie dengan teror yang kita alami?" Tanya Seokjin pada Hoseok.

Jam sudah menunjukkan pukul 01.00, di mana waktu makan siang sudah tiba. Tapi, karena sampai sekarang Jennie tak kunjung siuman, maka mereka bertujuh masih menetap di rumah sakit. Karena itu Seokjin dan Hoseok disuruh membeli Bulgogi di warung terdekat untuk makan siang.

Dan di sini lah mereka, di salah satu kedai yang menjual bulgogi di pinggir jalan dekat rumah sakit. Mereka berdua sedang menunggu pesanan mereka siap.

"Gak tahu juga sih, tapi kayaknya ada hubungannya sama Kyungsoo." Jawab Hoseok.

"Lo bener, kemarin Jennie dan Kyungsoo kelihatan mencurigakan. Sepertinya mereka berdua memang ada kaitannya sama teror kita." Timpal Seokjin.

"Apa jangan-jangan mereka ya pelakunya?" Gumam Hoseok yang masih mampu Seokjin dengar.

"Tapi, Seok. Jennie tuh korban juga, masa iya sih Jennie itu pelakunya. Kalau Kyungsoo pelakunya, itu masih ada kemungkinan." Ujar Seokjin.

"Kalau emang bener, mungkin aja Jennie tuh tahu atau bahkan punya bukti kalau Kyungsoo adalah pelakunya. Nah, karena Kyungsoo gak mau ketahuan, makanya dia coba mau bunuh Jennie." Tutur Hoseok.

"Nah, bener tuh. Jennie kan ditemuin Taehyung di taman yang gak jauh dari kost kita, mungkin aja Jennie mau ngomong ke kita terkait teror ini, tapi keburu ketahuan Kyungsoo, jadinya dia malah dibunuh deh. Lagian juga, selama ini Jennie gak pernah kan main sampai situ. Dia paling kalau habisin weekend di tempat-tempat elite. Tapi tadi, itu bener-bener aneh. Gak mungkin seorang Jennie main ke taman kumuh dekat kost kita." Seokjin menatap Hoseok nanar.

"Emm, iya. Mungkin emang bener kalau Kyungsoo itu ada kaitannya dengan teror ini." Hoseok balik menatap Seokjin intens.

"Bagaimana dengan kejadian beberapa hari lalu? Saat Taehyung dan Jimin ngobrol sama Kyungsoo malam itu. Bukannya mereka berdua bilang kalau Kyungsoo bukan pelakunya, ya?" Ujar Seokjin mengingatkan Hoseok dengan kejadian itu.

"Kita perlu mencurigai Taehyung dan Jimin deh kayaknya." Timpal Hoseok.

"Permisi tuan, ini bulgoginya sudah siap!"

Seokjin dan Hoseok kompak menoleh ke arah suara itu berasal, suara pedagang bulgogi yang membawa delapan bulgogi di tangannya.

Seokjin menerima makanan itu dengan baik. Setelah selesai melakukan transaksi, keduanya pun beranjak dan kembali menuju rumah sakit.

"Seok, kita perlu curiga sama Taehyung dan Jimin, kan? Emm, Jimin adalah tugas lo karena kalian berdua sekamar. Mudah buat lo untuk mengawasi Jimin." Ujar Seokjin di tengah perjalanan mereka.

"Lalu bagaimana dengan Taehyung?" Tanya Hoseok.

"Gue juga masih mikirin itu." Jawab Seokjin.

"Apa kita perlu minta bantuan Yeonjun?" Hoseok memberi usul.

"Tidak tidak. Ini urusan kita berdua saja. Jangan ngelibatin banyak orang." Tolak Seokjin.

"Tapi susah, hyung! Kita bakal susah buat nyelidikin Taehyung kalau kita gak sekamar, karena kamar adalah tempat diletakkannya segala milik kita." Ujar Hoseok.

"Gue tahu, Seok. Gue ngerti. Tapi gimana caranya kita bisa sekamar dengan Taehyung? Gak mungkin kan tiba-tiba gue minta tukar kamar ama Yeonjun. Yoongi juga gak bakal mau gue pindah kamar kalau yang gantiin Yeonjun. Tahu sendiri lah, mereka berdua tuh jarang akur, berantem mulu." Ucap Seokjin.

"Terus gimana cara kita nyelidiki Taehyung?" Tanya Hoseok lagi.

"Gue juga kagak tahu." Jawab Seokjin seadanya.

Do or Die | BTS TXT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang