| CHAPTER 17 | TEMANKU

113K 25.5K 4.6K
                                    

SELAMAT MEMBACA!!!

- CAKRAWALA AGNIBRATA -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- CAKRAWALA AGNIBRATA -

Moa bangkit dan hendak berlalu pergi, namun Cakrawala mencekal pergelangan tangannya.

"Moa, bisa nggak, ya, kita jadi teman?" tanya Cakrawala. 

Moa menoleh. "Gue nggak mau temenan sama lo!"

Cakrawala melepaskan genggamannya pada tangan Moa. Ia mengangguk paham. Ia seharusnya sadar akan posisinya sendiri yang hanyalah debu diantara serbuk berlian. Seharusnya ia juga tidak mengatakan itu pada Moa, keinginannya itu terlalu tinggi. Jangankan untuk berteman dengan Moa, ia punya teman saja rasanya mustahil.

Moa tersenyum miring. Ia terkekeh. "Jangan karena gue nolongin lo sekali, lo jadi nglunjak dan nggak tau diri. Sadar, lo itu cuma sampah!" Kata Moa, penuh penekanan.

Moa mengambil satu langkah mendekati Cakrawala, ia mencondongkan tubuh lalu mendekatkan mulutnya di samping telinga kanan Cakrawala.

"Cakrawala hanya pantas di bully bukan ditemani," bisik Moa Jatraji.

Moa menarik tubuhnya menjauh dari Cakrawala. "Satu lagi, gue nggak jadi ngajakin lo nonton. Malu gue nonton sama orang kayak lo."

Moa melangkah pergi.

"Kenapa kamu nolongin aku?"

Moa berhenti melangkah, ia menoleh. "Karena lo adalah milik gue!" Serunya. "Nggak ada yang boleh nyentuh lo selain gue!"

"Dan di sekolah ini, cuma gue satu-satunya yang berhak nentuin nasib lo. Lo ngerti? Ha?!"

Setelah menegaskan hal tersebut, Moa lantas melangkah pergi meninggalkan Cakrawala yang masih berdiri di tempatnya.

Ting!

Ponsel Cakrawala berdenting karena ada pesan masuk. Saat ia lihat, itu adalah balasan pesan dari Maratungga.

Cakrawala: Pulang sekolah
nanti Bang Mara
mau Cakra beliin apa?

Bang Mara: 1 set alat lukis

Cakrawala merogoh kantung celana seragam abu-abunya dan hanya menemukan selembar uang lima ribu.

"Uangku nggak cukup buat beliin pesanan Bang Mara," ujarnya.

Cakrawala menggigit bibir bagian bawah, ia merasa gelisah. Ia tidak mungkin pulang dengan tangan kosong tanpa membelikan Maratungga apa-apa.

2. NOT ME ✔️ Where stories live. Discover now