9. KOK NGGAK ADA YANG NGASIH TAU AKU KALAU KAK HYUNJIN BISA BACA PIKIRAN?

875 179 36
                                    

Seberkas cahaya putih menembus kelopak mata Seungmin. Sedetik kemudian, dia berkedip.

Satu kedip.

Dua kedip.

Jajaran neon panjang mulai terlihat jelas di penglihatan Seungmin, bersamaan dengan tirai kehijauan dan gorden putih gading. Telinganya juga mulai menangkap decitan tempat tidur yang mengikuti pergerakannya.

Kepala Seungmin bagai diputar. Sedikit saja yang dia ingat. Kejadian hari ini ... pulang bersama Haechan, diculik, gudang ... dan Hyunjin.

HYUNJIN?!

Seungmin hampir memekik ketika dia terlonjak.

Apa kabar Hyunjin? Maksud Seungmin, bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?

Terakhir Seungmin ingat, pangeran vampir itu menghabisi puluhan vampir jahat sendirian. Tidak mengherankan sih, si tokoh utama itu memang sangat kuat. Privilege bagi para bangsawan adalah mendapat pelatihan khusus untuk penggunaan kekuatan secara menyeluruh dan memang pada dasarnya kekuatan mereka tidak main-main. Akan tetapi, mau sekuat apapun Hyunjin, Seungmin tidak bisa tidak khawatir. Entah apa yang dikhawatirkan anak itu.

Baru bertanya-tanya soal vampir jangkung itu, Seungmin mendengar suara pintu digeser. Di baliknya nampak dua orang, seorang wanita, seorang lagi si lelaki yang barusan mengganggu benak Seungmin.

"Mama," panggil Seungmin mencicit.

Seungmin merentangkan tangannya, meminta pelukan dari sang ibunda. Senjata berupa tatapan melas tidak lupa dipasang juga.

Sayangnya sang ibu tidak bisa luluh kali ini, Seungmin. Beliau sudah merencanakan rentetan panjang kalimat-kalimat yang sarat akan kekhawatiran.

Siap-siap.

Pertanyaan pertama.

"Kamu kenapa?"

Seungmin menunduk, perlahan menjatuhkan tangan di samping badan.

"Aku nggak kenapa-napa," jawab Seungmin.

Pertanyaan kedua.

"Kenapa nggak telpon mama atau papa atau siapa aja?"

Seungmin masih menunduk, kini ditambah memainkan jemarinya dengan canggung.

"Ponsel aku habis baterai. Punya Kak Echan juga." Seungmin mendongak. "Kak Echan mana? Kak Echan nggak apa-apa, kan?"

Pertanyaan ketiga belum datang. Digantikan mama yang mengangguk.

"Haechan sudah mama suruh pulang. Dia pasti capek juga."

Seungmin menghela napas lega.

"Dia minta maaf berulang kali karena nggak bisa jaga kamu, tapi ini bukan salah kalian."

Mata Seungmin berkedip sambil menatap ibunya yang berdiri di kejauhan.

Mama mendekat dengan cepat, mengusap rambut Seungmin penuh kasih. Beliau mengecup kening anak kesayangannya, sebelum berbisik, "hati-hati, lain kali. Inget kan mama pernah bilang apa soal rumah sakit? Tempat ini nggak aman buat kamu, jadi sebisa mungkin jangan ke sini."

Nah, ini dia pidatonya.

"Kamu masih beruntung pulangnya sama Haechan. Coba sama Jisung Jeongin? Selamat nggak, kalian?! Kamu kapan hari juga dikejar vampir kan? Kenapa sih, ada-ada aja? Mama nggak bisa jagain kamu setiap hari, jadi harus bisa jaga diri sendiri. Mulai besok kamu ikut karate di sekolah. Nggak boleh pulang berdua doang, minimal harus bertiga. Baterai jangan sampai habis! Kamu pasti nge-game, kan?"

Between Bloods. // SeungjinWhere stories live. Discover now