12. JAAAAANGAN BERANTEM.

666 150 29
                                    

tw : graphic violence

//

Kedatangan Hyunjin mengejutkan jantung Seungmin yang akhir-akhir ini melemah (karena terlalu sering deg-degan di dekat Hyunjin). Bulu kuduknya tadi naik bukan karena suara Raja Samuel yang kelewat berkarisma, tapi karena ada Hyunjin di balik punggungnya. 

Ya ampun, ini kejutannya gagal apa berhasil? Kok pada diem-dieman, ya? pikir Seungmin. 

Belum sempat menoleh, Seungmin sudah melihat punggung Hyunjin di depannya, menghadap Raja Samuel, ayahnya. 

"Kenapa semuanya bersikeras membuat saya kembali ke istana?" tanya Hyunjin. 

"Yang bersikeras hanya Minho," jawab sang Raja. 

Hyunjin mendengus. "Jangan begini," katanya. 

"Hei, Jin. Sepupu kesayanganmu ada di sini. Disapa dulu, dong," ucap Minho. 

Si Pangeran memutar badan dengan berat hati. Tatapannya dibuat setajam mungkin. Namun alih-alih berbicara dengan Minho, si vampir itu menoleh ke arah Seungmin. 

"Kamu." 

Seungmin memasang wajah tanpa dosa. "Kan diajak Kak Minho. Kak Hyunjin pernah sebut-sebut Kak Minho jadi aku mau-mau aja."

"Ya, untungnya beneran Minho. Kalau bukan? Kamu ini mau diculik lagi atau gimana?!" Suara Hyunjin meninggi, sedikit membentak si anak manusia. Walaupun dari jarak dua meter, rasa bentakannya bisa menyayat hati yang lebih muda. 

Seungmin menunduk, belum bisa merespon. 

"Wah, kok dibikin sedih sih pacarnya?" goda Minho. Hyunjin BENCI dengan Minho. 

Walau begitu, dia lebih benci mengakui bahwa Minho benar. Tidak seharusnya dia membuat Seungmin sedih. Dari awal, tidak ada yang menginginkan peristiwa penculikan itu. Yang kemarin juga berbeda dengan situasi yang sekarang.

Hyunjin tertegun dan berusaha mengembalikan Seungmin. "Seungmin?" tanyanya. 

Seungmin mendongak, tapi dengan cepat lari ke arah Minho. "Kak Minho, ayo kita kabur!" serunya lantang. 

Minho terkekeh, kemudian menuruti Seungmin. Anak manusia itu digendong, kemudian diajak berlari ke kamar Hyunjin lagi. Minho tertawa di koridor. Bagai menemukan partner in crime dalam membuat Hyunjin kesal.

Hyunjin mendengus keras untuk kedua kalinya sejak menginjakkan kaki di istana. "Bisa gila aku," keluhnya.

"Seungmin itu siapa? Pacar baru kamu? Mirip dengan Seungmin yang dulu, ya," komentar Raja Samuel. 

Hyunjin berbalik badan lagi, mencoba berbicara lebih serius. 

"Kenapa harus sampai seperti ini, sih? Kenapa Minho ikut-ikutan? Saya nggak mau balik. Memang keberadaan saya sungguh dibutuhkan di sini?" ucap Hyunjin banyak pada Raja dan Permaisuri.

"Kamu lupa kalau keluarga dari Perancis itu masih punya Putri perempuan yang harus kamu temui?" Kali ini, Permaisuri angkat bicara. Ibu dari Hyunjin itu--lain dari sang ayah yang santai--bersikap lebih tegas. 

"Kami tahu mungkin kamu masih menyesal soal kejadian belasan tahun lalu. Tapi mau sampai kapan, Hyunjin?" tanya Raja Samuel, mengarah ke kecelakaan yang merenggut nyawa seorang ibu dan anak laki-lakinya. 

"Saya rasa saya terlalu dewasa untuk meributkan hal semacam itu. Saya punya banyak alasan untuk tidak ada di sini. Lebih banyak ketimbang alasan untuk ada di sini," jawab Hyunjin.

Bohong. Sebenarnya, alasan Hyunjin tidak ingin kembali ke istana adalah karena dia belum bisa menerima bahwa wanita dan anak laki-laki itu betulan tewas. Dengan berdiam diri di istana, Hyunjin tidak mungkin bisa mengungkap kebenaran yang paling benar. 

Between Bloods. // SeungjinWhere stories live. Discover now