17. Felix... (confused noises)

427 100 8
                                    

Hyunjin dengar dari telepati Heejin kalau Seungmin sangat merindukannya dan bahkan bermimpi tentang dia. Vampir tua itu tidak tanya mimpi tentang apa, tapi ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dia sudah tahu letak bunganya, bahkan sempat lihat beberapa kuncup kemarin, tapi bulan purnama masih tersisa sekitar sepuluh hari lagi.

Tadinya dia ingin kembali sebentar, sekaligus tengok keadaan Seungmin. Namun ternyata, bayangan urus tiket pesawat dan semacamnya membuatnya malas. Butuh tenaga yang sangat besar kalau mau bepergian dengan kecepatan tinggi seperti yang dilakukannya saat ke bolivia, dan dia tidak mau ambil resiko. Bunga Amber adalah prioritas utama saat ini.

"Mimpi apa kamu?"

"KAK HYUNJIN ASTAGAAAAA SALAM DULU! HALOOOOOOO!"

Jadinya dia hubungi Seungmin lewat ponselnya. Suara keras Seungmin menyambut telinganya.

Dia terkekeh. Oh, ternyata dia juga rindu suara nasal ini.

"Halo. Mimpi apa?"

"Hai, Kak. Sayangku, cintaku, yang paling ganteng, gimana kabarnya? Baik, kan? Ketemu cewek cakep kayak Kak Heejin, nggak? Kalo ketemu, aku mau dikenalin."

Yang ini Hyunjin nggak rindu.

"Aku lagi nanya malah bawel sendiri." Hyunjin berkata.

Seungmin terkekeh. "Maaf, abisnya kangen."

"Aku mimpi ketemu orang mirip Kakak, namanya Joseph. Tapi serem mimpinya tuh."

Seungmin ceritakan sebagian mimpinya yang berhasil diingat.

"Kok bisa mimpi begitu? Joseph siapa?" Hyunjin bertanya dengan dahi yang berkerut. Tangannya di rerumputan menyisir tidak nyaman. 

"Mana aku tahu. Apa jangan-jangan itu kehidupanku, ya? Emang aku reinkarnasi Seungmin yang dulu, kali? Katanya kan gitu, bisa jadi mimpi itu cerita tentang dunia kita sebelum--"

"Bukan." Hyunjin  potong kalimat Seungmin. "Bukan kamu. Beda."

"Beda gimana? Ih, sok tau, kan."

"Pokoknya bukan."

"Emang, dulu Seungminnya Kakak meninggal kenapa?" tanya Seungmin setelah dengar Hyunjin bersikeras.

"Aku bunuh."

Hening kemudian.

"O-oh ..." Seungmin terbata. Hyunjin tahu, di seberang sana si anak manusia itu pasti sedang kebingungan. Mungkin di bayangannya, Hyunjin bukanlah vampir yang suka membunuh.

Jemari Hyunjin cengkeram rumput erat hingga helainya patah beberapa.

"Ng ... Kak, sudah ya, aku sudah ada guru." Seungmin memutus telepon sepihak. Suaranya tidak bersemangat seperti hari-hari yang biasa.

Hyunjin menghela napasnya yang tidak berudara. Sebelumnya mungkin Seungmin tidak sama sekali berpikir hidupnya se-terancam itu. Atau, Seungmin tahu, tapi berusaha abai.

Setelah diculik dua kali, terlibat dengan vampir lain yang bukan Hyunjin, dan mengetahui ternyata vampir yang dekat dengannya sempat bunuh pasangannya sendiri ... siapa yang tidak takut? Apakah Seungmin akhirnya sadar kalau hubungan dengan Hyunjin tidak seaman yang dia kira?

Between Bloods. // SeungjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang