18 : conversation

Start from the beginning
                                        

Jeongin belum ingin menyerah. "Mumpung kelas selanjutnya diundur sampai jam setengah 3, mau makan ke luar aja gak? Itung-itung refreshing."

"Terserah." kali ini Beomgyu dan Jiheon menjawab barengan.

Ya Tuhan, gue mau ngegetok kepala si Junseo... Batin Jeongin, mana tahu dia kalau Junseo yang dipikirkan tiba-tiba keselek jus alpukat yang lagi diminumnya.

Akhirnya, meski pun dengan semangat lemes kayak tai, mereka bertiga pun akhirnya makan di luar area kampus. Gak terlalu jauh, hanya berjalan kaki sekitar 10 menit berjarak dari gerbang kampus dan mereka sudah duduk manis di salah satu kedai ayam.

"Kok ayam lagi sih?" keluh Beomgyu dengan muka melas.

Jeongin menahan diri supaya gak khilaf mencoblos hidung Beomgyu dengan sumpit yang lagi diambilnya. "Tadi lu bilang terserah."

"Tapi gue sering makan ayam," sahut Beomgyu lagi sambil menuang air minum buat mereka bertiga. "Tapi ya udah deh, gue juga bingung mau makan apa."

Jeongin tiba-tiba mengepalkan tangannya. "Ya Tuhanku, terima kasih banyak atas rahmat ketabahan yang Engkau berikan padaku."

Beomgyu dan Jiheon saling berpandangan sesaat sebelum Beomgyu meneguk minum dan bertanya, "Lo kenapa sih?"

"Harusnya gue yang nanya; lo kenapa sih, bangsat?" akhirnya ditoyor juga jidat Beomgyu saking """gemasnya""".

Beomgyu meringis mengusap dahinya. Biasanya sih bakal langsung dibalas dengan balik menggeplak Jeongin yang kemudian dibalas lagi sama si korban, kemudian mereka bakal berakhir baku hantam disertai perbacotan tidak faedah yang bikin Jiheon diam-diam kabur karena gak mau disangka kenal.

Tapi Beomgyu malah bergeming. Tatapannya menerawang pada gelas minumnya sambil satu tangannya bertahan mengusap dahinya.

Kali ini, Beomgyu tahu kok alasan dia 'kenapa-napa'. Hanya saja dia bingung mengekspresikannya bagaimana. Itu yang bikin dia cemberut dan lemas kayak t@i seharian ini.

Beomgyu gak bisa bilang kalau... dia kepikiran sama 'orang' yang DM-an dengan Jeongin dan menyebut namanya itu.

Malamnya, ketika Beomgyu gak bisa tidur itu, sebetulnya dia mencari akun yang berkirim pesan dengan Jeongin itu. Hanya saja Beomgyu menemukan jalan buntu karena akunnya diprivasi dan—begonya—Beomgyu bukan sekaum seperti Jiheon atau Nakyung yang jago nge-stalk akun seseorang sampai menemukan kedok sesungguhnya.

Beomgyu cuman punya dugaan. Dugaan si pemilik akun yang DM-an dengan Jeongin dan membuat Beomgyu kepikiran sampai gak bisa tidur nyenyak semalaman.

Kalau dari uname-nya sih 'dia'. Bener deh, gue yakin. Tapi, kalau bukan gimana?

Beomgyu menoleh pada Jeongin yang sekarang sedang memilih pesanan pada pelayan.

Kalau pun itu betul 'dia', kenapa 'dia' juga gak ngehubungi gue sama sekali? Yah, gue ngerti sih kalau itu Jeongin, tapi kenapa gue juga gak dikasih tahu? Gue kan—

Pikiran Beomgyu terputus bersama gelapnya pandangan matanya mendadak membuat jantungnya serasa melorot ke lambung seketika.

"Hey, long time no see, another Choi's and the squad."

Kelegaan langsung merayap setelah mengenali suara yang bersua tepat di sebelah telinga. Dalam namun tidak serak, justru lembut dan hangat.

Jeongin dan Jiheon kaget, namun cepat membentang senyum nyerempet cengiran.

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now