P r o l o g

53.7K 3.4K 111
                                    

Beberapa tahun sebelumnya...

Elias White terbangun ketika merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Kelopaknya bergerak lambat saat hendak dibuka. Meringis pelan karena sudut mata kanannya terasa perih.

Setelah berhasil membuka matanya, Elias masih harus bersusah payah menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang menusuk begitu silau. Refleks kedua matanya kembali tertutup, tetapi sedetik berlalu, ia kembali membuka matanya hingga menampakkan iris birunya yang diselimuti rasa penasaran.

“Oh? Kau sudah bangun?”

Belum sempat Elias mengamati di mana dirinya berada saat ini, tiba-tiba seorang perempuan asing menginterupsinya.

Dari sisi kanannya, terlihat seorang gadis yang masih tampak begitu muda berjalan ke arahnya dengan wajah yang kelihatan lega. Merasa jika mungkin saja gadis itu adalah ancaman baginya, Elias segera mengambil sikap defensif dengan cara menarik dirinya dari posisi berbaring.

“Siapa kau?” Elias beringsut ke sudut ranjang, meneliti gadis itu dari atas sampai bawah dan sedikit lega saat melihatnya tak bersenjata.

“Aku hanya warga sekitar.” Gadis itu sempat menghentikan langkahnya karena melihat Elias yang tampak waspada, tetapi kemudian melanjutkan langkahnya dan mengambil duduk di tepi ranjang, berlawanan arah dengan Elias. “Tadi aku menemukanmu pingsan di depan rumahku. Dan kau terlihat tidak baik-baik saja dengan luka-luka itu. Jadi, aku membawamu ke sini.”

Elias memutar pandangannya, mengelilingi setiap sudut di ruangan ini yang terlihat begitu feminin dengan dominasi warna merah muda.

“Ini rumahmu?” tanyanya kemudian setelah mengembalikan tatapannya pada gadis asing tersebut.

Gadis itu mengangguk sebanyak dua kali.

“Aku harus pergi sekarang,” sergah Elias, bersiap turun dari ranjang.

“Tunggu.” Tetapi gadis itu menghentikannya. “Kau masih belum sepenuhnya pulih. Tinggallah di sini sampai nanti pagi.”

Elias memandangnya skeptis, mencoba mengingat mungkin saja ia mengenal gadis ini. Dan pikiran buruk itu tetap tak hilang dari benaknya. Ia masih menganggap jika gadis itu adalah musuh yang sengaja menjebaknya di sini.

“Aku bukan orang jahat. Aku hanya ingin mengobatimu,” ucap gadis itu, menyadari kecurigaan Elias padanya. “Aku bersumpah.”

Elias mengerutkan dahinya, semakin bingung. Di satu sisi, ia tak boleh lengah bila sedang berhadapan dengan orang asing. Tetapi di sisi lain Elias merasa jika gadis itu memang murni hanya ingin menolongnya.

Tetapi ... kenapa gadis itu tidak tampak takut dengan sebagian wajahnya yang membentuk bekas luka bakar? Orang lain sudah pasti akan lari pontang-panting karena luka di wajahnya membuatnya menyerupai seorang monster. Ditambah lagi dengan raut wajahnya yang selalu menampilkan aura tak mengenakkan.

Satu menit berlalu, tak ada yang keluar dari mulut Elias. Tetapi ia juga tak lagi bergegas untuk pergi seperti tujuan awalnya. Ia malah terus memerhatikan gerak-gerik gadis itu yang kini tengah berjalan menuju lemari entah untuk mengambil apa.

Saat gadis itu berbalik, barulah ia bisa melihat ada kotak obat dalam genggamannya. Dengan langkah ringan, gadis itu lalu menghampirinya dan duduk tepat di sebelahnya tanpa merasa canggung.

“Hidungmu berdarah,” katanya sebelum bergerak untuk membersihkan hidungnya.

Elias terkesiap saat gadis itu berada begitu dekat dengannya tanpa rasa takut atau jijik sama sekali. Gadis itu cenderung santai. Bahkan, tampak tak masalah baginya saat jemarinya tanpa sengaja menyentuh bekas lukanya yang mengerikan.

Aneh.

Gadis ini benar-benar aneh.

Saat gadis itu hampir selesai, Elias menangkap tangannya hingga membuat gadis itu langsung menatap lekat ke arahnya.

“Siapa namamu?”

Gadis itu sempat bingung saat Elias tiba-tiba saja menanyakan namanya. “Carly. Namaku Carly.” Tetapi tetap membuka mulutnya untuk menjawab Elias.

“Hanya Carly?”

“Carly Lewis.”

Dan sejak pertemuan pertamanya dengan Carly terjadi, Elias mulai merencanakan berbagai macam hal dalam kepalanya untuk direalisasikan suatu hari nanti.

Karena gadis itu tampaknya cukup spesial.

•••

HALO! Selamat datang di lapaknya Elias White🎉

Kalo yang udah baca ceritaku yang judulnya I Kissed a Billionaire dan I Slept with the Billionaire pasti nggak asing sama sosok billionaire yang satu ini😝

Akhirnya aku upload juga cerita Elias sebagai lanjutan dari dua cerita sebelumnya (masih tetep bisa dibaca secara terpisah kok).

Jangan lupa masukin cerita ini ke library dan reading list kalian ya! Aku bakal usahain update rutin nantinya.

Terima kasih banyak❤❤

12 September, 2020

12 September, 2020

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
I Owned by the BillionaireOnde histórias criam vida. Descubra agora