"Lu kalo ngomong pelan-pelan kek Sel, entar jadi bahan gosip." ujar Caca memukul pelan bibir Sella dengan buku tulisnya.

"Ya maap, khilaf!," balas Sella cengengesan.

"Ca, titip hp gue dong,"

"Masukin aja di tas gue,"

Ana memasukkan ponselnya ke dalam tas Caca dan menatap kedua sahabatnya.

"Keknya si Nanda belum move on dari Lucas deh," ujarnya memulai acara gibah mereka.

"Seriusan? Lo tau darimana?," respon Sella membuat Ana memajukan sedikit tubuhnya.

"Pas apel tadi pagi 'kan si Lucas di hukum tuh. Nah gue ngeliat si Nanda lagi merhatiin Lucas sambil senyum malu-malu gitu. Terus dia di olok-olokin sama temen-temennya masa," ujar Ana membuat Sella mendengus sinis.

"Nanda siapa?," sahut Caca yang tak mengetahui siapa objek gibah mereka kali ini.

"Nanda April anak kelas sebelah," balas Ana.

"Mereka pacaran pas SMP kelas 9 Ca, terus si Lucas di putusan karena alesan mau Ujian Nasional." sahut Sella membuat Caca mengerti.

"Lah? Masa belom move on? Itu kan udah lama banget? Udah mau 3 tahun," ujar Caca bingung.

"Seinget gue, si Nanda pernah ngajakin Lucas balikan pas kelas 11. Gue denger gosipnya dari temen kelas dia juga." ujar Ana mengecilkan suaranya saat menyebutkan nama Nanda.

"Terus si Lucas mau?," tanya Caca.

"Kagak lah Ca! Mana mau si Lucas. Lagian si Nanda kek jilat ludah sendiri. Najis!," ceplos Sella, bahkan gadis itu tak memelankan suaranya saat menyebut nama Nanda dan Lucas. Beruntung kelas sedang sepi.

"Gibah terus!!!," sahut Bintang yang baru saja datang bersama Bayu, di susul dengan Lucas, Fikri, dan Ryan di belakang mereka. Tak lupa dengan tas yang tersampir di bahu mereka masing-masing.

Sella melotot panik, bagaimana jika Lucas mendengar ucapannya tadi?!

"Gue ga denger lo ngomong apa tadi," ujar Lucas melihat ekspresi panik Sella.

"Serius lo?," tanya Sella tak percaya.

"Iya Sel--la?," jawab Lucas membaca nametag milik Sella.

Meskipun mereka satu SMP Lucas tidak tahu nama Sella. Ia hanya pernah melihat wajah Sella.

"Pindah lu Ca! Gue mau duduk di samping cewe gue nih!," usir Bintang membuat Caca ingin menabok kepala laki-laki itu.

"Mulut lo emang ga ada akhlaknya, Bin!." ujar Caca bangkit dari tempat duduknya.

"Kamu gak ada kelas apa?," tanya Ana menatap Bintang.

"Ada,"

"Terus kenapa di sini?,"

"Bolos," balas Bintang dengan polosnya.

"Bolos mulu lo! Keren kagak, goblok iya!," sahut Sella membuat Bintang menatapnya.

"Ngapa lu yang sewot, toh gue bolos gak ngerugiin lo! Emang kalo gue bolos, yang turun nilai lo?," tanya Bintang membuat Sella mati kutu.

Berdebat dengan Bintang tidak akan pernah menang, laki-laki itu selalu punya cara untuk mematikan lawan bicaranya.

"Tubir mulu lo berdua!," sahut Ryan berbaring di kursi yang sudah ia sejajarkan.

"Lo mau duduk? Duduk di sini aja," ujar Lucas melirik Caca yang bingung mau duduk di mana.

Caca melirik Lucas yang berdiri dari tempat duduknya.

"Gak usah, lo duduk aja di situ. Gue mau keluar." tolak Caca tersenyum.

"Mau kemana Ca?," tanya Sella.

"Mau ke toilet," balas Caca.

"Ngapain?,"

"Mau makan!,"

"Serius Ca!!!,"

"Ya lo pikir toilet buat apaan lagi Sel?," ujar Caca gemas.

Sella cengengesan membuat Caca mendengus kasar dan berlalu dari kelas.

Tak lama Caca keluar, bel pulang berbunyi membuat sorakan demi sorakan terdengar.

"Mau ikut ke Warkang?," tanya Bintang mengelus rambut Ana.

"Na! Gue duluan ya! Gue mau ke kantor nyokap gue dulu." ujar Sella berlalu dari kelas.

"Kamu duluan aja, aku mau nganter tas Caca dulu," ujar Ana memasukkan barang-barang Caca ke dalam tas.

"Aku tunggu," setelah mengucapkan itu, Bintang segera berlalu bersama teman-temannya.

Ana keluar dari kelas sambil menenteng tas Caca, gadis itu berbelok menuju toilet yang sering ia datangi bersama Caca. Entah untuk bergosip, buang air, atau pun menghindari mata pelajaran yang tidak mereka sukai.

Terkadang saat sudah bosan berada di dalam kelas, Caca memilih ke toilet untuk mengusir rasa bosannya. Setelah dari toilet, ia berjalan mengelilingi sekolah lalu masuk ke dalam kelas.

Jika guru bertanya mengapa ia lama di toilet, dengan santai Caca menjawab 'Saya habis ganti pembalut bu' atau 'Tadi di suruh guru nganter buku ke ruang guru'

"Nih tas lo," Caca mengambil tasnya dari tangan Ana sambil tersenyum lebar.

"Terimakasih Anaku!!," ujar Caca sedikit lebay.

"Sama sama ibuku!!," balas Ana ikut lebay.

"Kok ibu?," tanya Caca sambil menggandeng Ana keluar dari toilet.

"Lah lo bilangnya 'anaku',"

"Ih, 'anaku' bukan 'anakku'." ujar Caca cemberut.

"Gue becanda kali, Ca." ujar Ana tertawa.

Mereka berdua sampai di lantai dasar, sesekali mereka membalas sapaan dari adik kelas yang menyapa mereka.

"Gue mau ke Warkang, lu mau ikut?," tawar Ana.

"Enggak," balas Caca menggeleng.

"Kenapa lo gak pernah mau di ajak ke warkang sih, Ca?."

"Yakali gue jadi nyamuk, kalo ada Sella mah gue mau."

"Yaudah gue duluan ya," Ana menepuk bahu Caca dan segera berjalan ke belakang sekolah.

Caca melambaikan tangannya pada Ana, kemudian ia membuka tasnya untuk memesan ojek dari sebuah aplikasi yang ada di ponselnya.

Caca memang tidak membawa kendaraan ke sekolah karena motornya sedang di perbaiki di bengkel.

"Loh? Hp si Ana masih sama gue." Caca berbalik berharap Ana masih berada tak jauh darinya. Namun nihil, batang hidung gadis itu sudah tak terlihat.

Caca menghela nafas, mau tidak mau ia harus ke Warkang untuk mengantar ponsel Ana. Apalagi ada panggilan tak terjawab dari Ibu Ana.

•~•

A/n :

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

A/n :

Warkang itu singkatan dari warung belakang. Warung yang biasa di pake nongkrong para pentolan sekolah.

Cmiwiww :p

INEFFABLENơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ