[17] First Love

169 10 6
                                    

Don't forget to appreciate my story with vote, comment, then save this to your library guysss

Happy reading~
🍜
______________________________________

Andra Giri Pramadya. Itu namaku, pemberian orang tua. Sejak kecil aku udah ngerasa aneh dan ganjil sama badanku. Aku berkelamin perempuan, tapi aku ngerasa ga nyaman sendiri. Mulai dari kebiasaan harus pake rok, berdandan, memilih warna pastel yang menggelikan, dan ga bisa sembarangan bergaul.

Andra kecil ini selalu tanya ke Tuhan, kenapa dia dilahirkan menjadi perempuan?

Aku ga tomboy, masih berpura-pura betah hidup sebagai perempuan. Terutama di lingkungan rumah orang tuaku di daerah pedalaman Langenharjo, masih ada adat kental kalau wanita itu 'konco wingking'. Partner hanya untuk urusan belakang. Masak, macak(dandan), dan manak(punya anak). Apapun urusan pria tidak boleh disentuh sama sekali oleh wanita.

Setelah belasan tahun menahan diri, suatu hari waktu aku dan ibuku menyediakan minum untuk para pemanen kelapa di pematang sawah berterasering, ada seorang laki-laki mengintaiku dari jauh. Rambutnya panjang, sorot matanya tajam, pakaiannya pun tidak murahan. Pandangan kami terkunci padanya, yang ternyata cuma lewat dari jalan setapak di atas sana.

Tapi perasaanku benar. Sore harinya, laki-laki itu tiba-tiba bertamu ke rumahku yang kali ini bersama pria berbadan besar kayak gorila. Untuk sekali seumur hidupku, aku ngeliat seorang laki-laki tiba-tiba sungkem ke kedua orangtuaku. Dia memohon untuk merawatku, melindungiku, menjadikanku keluarganya, karena di ceritanya dia bertemu denganku di dalam mimpi selama tiga hari berturut-turut. Sebagai jurus ampuh, dia juga bercerita kalau dia punya rumah besar, mapan, berpenghasilan hebat, yang akan membuat masa depanku terjamin.

Kedua orang tuaku tak bisa apa-apa. Mereka udah dibutakan oleh hal gaib tentang tiga hari mimpi berturut-turut itu, takut kalau mereka menolak akan ada suatu musibah muncul. Merelakanku pergi bersama dua pria itu, ke Solo.

'Kamu mau jadi cowok?'

Dan sumpah aku terkaget. Aku kira... aku bakal dijadiin istrinya. Soalnya kejadian itu persis kayak cerita-cerita dimana gadis desa dipungut seorang pria mapan dari kota. Aku bahkan sudah menangis dua hari dua malam buat meratapi nasibku yang ku kira bakal ga berubah.

'Di mimpiku itu, aku ngeliat kamu sebagai seorang laki-laki. Bukan perempuan. Ku kira... memang itu alasannya kenapa aku harus ngeluarin kamu dari adat desamu. Tapi aku ga ngekang kok, kamu bebas mau ngunjungin orangtuamu kapan-kapan'pp

Lalu aku tinggal bersama laki-laki itu di Solo. Kami langsung akrab sebagaimana mestinya kakak-adik. Dia mengenalkanku dunia luar, budaya modern, bahasa keseharian yang tidak ndeso. Walau tampangnya sangar, ternyata dia orangnya baik dan humble. Namun hanya beberapa bulan kami tinggal disana, karena akhirnya aku diterima sekolah favorit di Sukoharjo. Mau tak mau kami harus tinggal di Sukoharjo pula.

"Hai cantik!"

Sampai tiba-tiba tetanggaku ini mencak-mencak di rumah laki-laki itu di Sukoharjo. Menuduhnya menculikku, menghipnotisku, untuk dijadikan istrinya. Bagaskara Dewa Andika adalah teman masa kecilku, aku menjelaskan semuanya dan mengenalkan dia pada Mas Bayu, si laki-laki itu, yang mendukungku untuk menjadi cowok seperti jati diriku. Tak kusangka, Bagas pun juga pindah dari Jumapolo ke Sukoharjo, walau beda kecamatan. Hanya aku yang tahu kalau semula rumahnya Bagas ada di Jumapolo, dia sendiri yang ngelarang aku buat nyeritain ke teman-teman Socialichi.

Aku menyingkirkan jepitan jempol dan telunjuk Bagas pada hidungku, mengaduh sakit. Kutatap sengit cengirannya di pagar kayu samping rumah, persis waktu kemaren-kemaren hari. Bedanya, dia dateng sekitaran tengah hari, dan aku lagi nyuci motor. Pengen aku semprot mukanya tapi kasihan kalau batal puasanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 21, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Be TranssexualWhere stories live. Discover now