15. Serangan 'Kapten Suha'

ابدأ من البداية
                                    

Topi hitam di kepala Suha ia turunkan. Menutupi wajah gantengnya biar ngga kelihatan sama target operasinya malam ini. Apalagi si target malah berjalan mendekat, lewat di depannya begitu saja. Ngga tepat di depan banget sih soalnya Suha duduk di baris paling belakang meped ke tembok stasiun.

Untung Suha prajurit terlatih, nyamar gini doang mah dia jago.

Sapa nggak ya? Bati Suha ragu. Ah engga deh, kayaknya lagi buru-buru gitu.

Satu ide cemerlang kembali muncul di otak pintar Suha. Bunga-bunga mulai bermekaran di sekitar wajah tampannya, biar agak item dikit ngga jadi masalah kok. Tetep ganteng.

Suha menyobek selembar kertas kecil, sisa fotokopi KTP tadi sore. Suha menuliskan sebuah pesan singkat di sana. Setelah itu ia meraba saku-saku tas ranselnya, berharap benda pusaka yang akan menjadi kunci hati masa depannya terbawa.

Ya benar memang terbawa, tapi bukan yang Suha mau. Rencana awalnya potongan puzzle kedua itu potongan yang bertuliskan suku kata pertama namanya hingga bisa bersambung dengan suku kata akhir nama target sasarannya. Eh malah adanya yang gambar hati terpotong. Seolah menggambarkan hatinya yang sedikit potek malam ini karena target sasaran tembaknya kesergap musuh.

Suha menatap layar ponselnya, baru sadar ada pesan masuk di sana, ternyata pesan share location. Ah jodoh emang nggak kemana, boys. Di antara ratusan pulan Indonesia kenapa harus kembali ke pulau jawa. Di antara ribuan kota juga kenapa harus kembali ke Semarang. Dan di antara jutaan bangunan juga kenapa harus stasiun ini yang mempertemukan.

Biar gue kutub utara dan lo kutub selatan, namanya magnet akan tarik menarik, batin Suha sambil senyum simpul.

Suha membalas pesan itu hanya dengan tiga kata 'OTW'. Mohon maap, OTW versi Suha ini bukan On The Way ya, tapi Oke Tunggu Wae (oke tunggu aja).

Suha berdiri, mendekat ke pintu yang menuju ke arah pengecekan tiket, yang berarti batas pertemuan penumpang dengan pengantarnya. Alih-alih mau buang sampah, tangan Suha malah melayang di atas tong sampah. Satu ide kembali muncul. Emang bener ya kata upin ipin, kalau perut kenyang hati pun senang.

Suha memutuskan duduk di salah satu bangku terdekat, tetap tidak di bangku paling depan karena si doi males kalau ada ciwi-ciwi yang mengenalinya sebagai seorang tentara terus mulai curi-curi pandang.

Eh tanpa diduga tanpa dinyana, Ucup dicinta Wulan pun sama, objek tembakan Suha yang sempat diskip tadi ternyata duduk manis di depannya. Tentu saja hal itu membuat Suha nyengir lebar di kursi belakang.

Lagi-lagi otak pintarnya bergerak cepat, kali ini lari sprint malah. Suha tersenyum menyeringai ketika ingat ilmu brilian dari sang abang saat pertemuannya beberapa hari yang lalu.

Sebuah strategi penyerangan sudah mantap dan meyakinkan sejak 5 detik yang lalu. Ia akhirnya berpindah ke bangku di baris depannya. Melangkah lebih dekat pada target sasaran. Memasang sikap ancang-ancang untuk memulai operasi penyerangan.

Kapten Suha memberikan umpan pancingnya. Dan tepat sekali, target pun tersambar. Misi utama di mulai. Tepat ketika target mangsanya itu membalik badan, kapten Suha memulai serangan. Dengan senjata smirk dan lirikan mata mematikan, kapten Suha berusaha melumpuhkan mangsanya.

Tidak memberikan kesempatan mendapat serangan balik, Suha melanjutkan ke misi kedua.

Tembakan pertama, mangsa kebingungan.

Tembakan kedua akhirnya berhasil.

Call. Misi pertama sukses. Target sepenuhnya masuk ke dalam perangkapnya.

Sedikit kesal karena hasil misi kedua tidak sesuai dugaan, ia tetap melanjutkan ke misi ketiga. Dengan kemampuan negosiasi dan konsolidasi prajurit kebanggan bangsa, kapten Suha memberikan serangan verbal pada target sasaran. Sepatah demi sepatah kata indah bak novelis ternama dunia, dan bantuan ilham dari bapak proklamator panutannya, kapten Suha berhasil menjebak target larut dalam misi perdananya sebagai seorang perwira muda.

Keduanya saling serang hingga tak terasa energi masing-masing kembali penuh sepenuhnya.

Tunggu, tunggu. Belum selesai. Misi terakhir, bom pengantar maut belum sempat dilayangkan. Tapi kapten Suha tak ingin terburu-buru, ia harus menahan ego dan nafsunya untuk menyerang. Sedikit sabar lagi maka semua akan sesuai rencana.

Kapten Suha kembali memberikan umpan pancingan. Kali ini bukan melumpuhkan mangsanya, tapi menjebak si mangsa. Sambil berjalan, kapten Suha merasa kurang puas dengan perkiraan ledakan yang akan dibuat dari bom rakitannya beberapa waktu lalu. Perlahan tapi pasti, bahan C-4 ditambahkan ke dalam bom yang ia simpan rapi di tasnya. Ia yakin tidak akan meleset dan pasti membuat target lumpuh, luruh, dan luluh.

Kapten Suha dan mangsanya sudah berada di area drop zone. Bom yang sedari tadi menjadi misi utamanya akhirnya diserahkan. Target operasinya berhasil masuk ke perangkapnya. Kapten Suha harus segera menjauh agar ledakan bom itu tidak mengenai dirinya. Menyelamatkan diri menjadi hal terpenting untuk sekarang. Belum saatnya ia gugur karena jutaan nyawa masih menanti pertanggungjawabannya sebagai penjaga perdamaian.

Kapten Suha berjalan menjauh setelah memberikan ucapan selamat tinggal. Ralat bukan selamat tinggal, tapi sampai jumpa lagi. Dalam hati Kapten Suha terus menghitung mudur, memantau dari jauh untuk menyaksikan bom itu akan memberikan ledakan yang dahsyat.

Tepat ketika kapten Suha sudah berada di titik aman, bom rakitannya tadi akhirnya meledak. Target sasarannya jatuh, lumpuh, luruh, dan luluh. Ucapan bangga dan syukur terus terucap dalam hati. Sudut bibirnya tak lelah menyunggingkan senyum merekah ruah. Bahkan jantungnya sudah ikut merayakan dengan pesta meriah. Tak lupa desir darahnya mengalir deras, memberi kesegaran bak sirup marjan di tengah pesta.

Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Ketika Kapten Suha hendak meninggalkan target sasaran yang sudah tamat dengan serangan bomnya, ternyata mangsanya itu memberian serangan tak terduga.

Bukan smirk dan tatapan menusuk seperti umpan pancingan yang ia lemparkan. Bukan lagi kata-kata manis tembakan maut seperti yang ia lakukan, apalagi bingkisan keresek hitam bom dengan ledakan super dahsyat yang ia rakitkan, tapi ini serangan nuklir yang kekuatan ledakannya bahkan bisa menggoyahkan benteng pertahanannya, memberikan efek lebih mengerikan dari bom hiroshima dan nagasaki.

Tapi tenang, sang kapten belum gugur, karena misi utama dari yang paling utama baru benar-benar akan dimulai.

Ya, target sasarannya, mangsa besarnya, seorang teroris hati kelas kakap bernama Vega Algieba, memberikan serangan cium jauh pada sang kapten, Letda Suha Rigel Seragi.

"Lebih baik pulang bawa mantu, dari pada gugur sebagai jomblo peringkat satu."

*****

Sekali lagi maaf kalau gak jelas.. wkwkwk

ACTWYحيث تعيش القصص. اكتشف الآن