8: Renungan Malam

2K 376 61
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

✨✨

"Saat sebelum memutuskan sesuatu, pikirkan dahulu sebab akibatnya agar tidak ada penyesalan di akhir."
Indahnursf~

✨✨

Siapa yang tidak mengenal Dhuha, sudah sejak SMA, sampai saat ini pun nama Dhuha masih menjadi buah bibir banyak orang. Semua bukan karena ketampanan wajahnya, namun kebaikan akhlak dan kepiawaiannya. Banyak lelaki tampan tapi belum tentu punya akhlak yang baik dan punya kepintaran yang bisa di tengahi. Banyak juga yang memiliki bakat namun tak memiliki akhlak, sehingga tidak sinkron. Namun, Dhuha seperti sosok paket lengkap. Semuanya dia punya. Ketampanan, kepintaran, akhlak yang baik. Sangat lengkap di mata banyak orang sehingga banyak yang menyebut-nyebutnya, bahkan pengagum rahasianya sangat banyak.

"Maaf, saya tidak bisa menerima lamaran kamu. Semoga kelak kamu mendapatkan sosok imam yang lebih baik dari saya. Sekali lagi saya mohon maaf."

Sekilas potongan ucapan Dhuha pagi tadi saat mendapatkan seorang tamu perempuan yang dengan terang-terangan mengatakan ingin menjadikan Dhuha sebagai suaminya, hal itu sebenarnya tidak membuat Dhuha syok, karena ini bukan kali pertamanya lamaran itu datang dari perempuan, namun sudah kali ke sekiannya.

Semua lamaran dari perempuan itu Dhuha tolak. Bukan karena Dhuha sangat pemilih, namun dalam hal memilih pasangan hidup siapa pun itu juga pasti akan membutuhkan banyak pertimbangan. Dan begitu juga dengan Dhuha. Yang dia pertimbangkan bukan perkara fisik dengan postur sempurna, Dhuha tidak terlalu memikirkan itu bahkan ditempatkan pada urutan ke sekian bagi Dhuha. Yang selalu dia pertimbangkan itu agamanya si perempuan.

Dhuha ingin menikahi seorang perempuan yang memiliki akhlak baik dan juga berusaha untuk menjadi baik. Dhuha tidak menuntut yang sempurna namun ingin mencari sosok yang berusaha untuk terus memperbaiki diri. Tidak memandang fisik atau latar belakang. Bagi Dhuha, itu adalah bonus dari Allah. Sebab, jika seseorang itu baik akhlaknya, maka wajahnya pun teduh jika di pandang dan membuat nyaman. Percuma memiliki paras yang cantik namun tak memiliki akhlak yang cantik, kecantikan fisik itu akan pudar namun kecantikan akhlak tak akan pudar.

Seperti dalam sebuah buku yang pernah Dhuha baca beberapa waktu lalu berjudul, "Pudarnya Pesona Cleopatra" karya dari Abah Habiburrahman El Shirazy. Bagi Dhuha, dari sebuah kisah itu Dhuha bisa belajar banyak, hal. Tak selamanya kecantikan menjadi tolok ukur kebahagiaan. Tak selamanya kecantikan wajah juga sama dengan hati. Tak selamanya keelokan wajah membuat hati damai, banyak pernikahan yang berakhir tragis karena saat menikah seorang lelaki memilih cantik fisik daripada cantik akhlak. Hal itu yang membuat pernikahan tidak bisa kuat, karena fondasi yang berdiri sedari awal itu karena nafsu--keelokan fisik, bukan karena keelokan akhlak.

Cantik pula tak selamanya membuat kita bertahan sampai akhir. Banyak yang berparas cantik namun banyak pula yang sedikit berakhlak. Karena itu carilah seorang pendamping yang akhlaknya bagus, jika akhlaknya bagus semuanya pun akan mengikuti. Belajar dari sebuah kisah pendek di buku "Pudarnya Pesona Cleopatra" ini, Dhuha mematok hatinya untuk tidak fokus pada fisik. Fisik tak menjamin hati damai, namun akhlak yang mulia bisa menjamin hidup tentram.

Fisik bukanlah segalanya. Fisik tak menjamin kita sesurga fisik pula tak menjamin kita bahagia. Stop membandingkan sesuatu dari fisiknya. Sebab cantik tak selamanya bernilai fari fisik.

Dhuha akhirnya menimbang kembali keputusan finalnya sebelum dia melangkah semakin jauh. Embusan angin malam seolah menyapa Dhuha yang sedang beristigfar seraya memohon pertolongan dari Rabb Semesta Alam.

DhuhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang