72. Pressure / [압력]

658 94 20
                                    

Diluar balkon, Luhan memainkan ujung lengan bajunya, tanda gugup. "Haowen.. mau bicara apa?"

Haowen menajamkan tatapannya penuh keseriusan. "Hubungan apa yang sedang tante jalin dengan ayahku?" tanpa basa-basi.

"M-mwo?"

"Ini menjijikan. Tapi aku baru saja 'menangkap basah'mu lagi saat berciuman dengan ayahku tadi"

Mata Luhan membulat. "Ji-jinjjayo?"

"Hm. Dan aku heran, mengapa tante sangat menyukai mencium ayahku disaat aku dan Ziyu tidak ada?" matanya memicing. "Atau tante memang ingin mencari kesempatan untuk menggoda ayahku?"

"..." Luhan terdiam sejenak. Telinga dan otaknya masih mencoba memahami pertanyaan Haowen yang menurutnya 'kurang pantas' untuk di lontarkan oleh seorang anak SD yang masih perlu belajar.

"Ha-"

"Tolong jangan dibantah, tante" potong Haowen, sembari mengangkat sebelah tangannya. "Tante tinggal jawab saja, apa yang kutanyakan"

"Oke" hela nafasnya pelan. "Tante akan menjawab pertanyaan Haowen dengan menurut pandangan tante sendiri"

Haowen langsung mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Disini, tante akan menjelaskan tentang hubungan tante dan ayahmu" Luhan menegaskan suaranya. "Awalnya, kami memang hanya sebatas pengasuh dan majikan. Tapi kami sudah meresmikan hubungan kami menjadi 'sepasang kekasih' saat ayahmu menjemput tante dari villa"

"Mwo?" pandangan Haowen beralih pada Luhan dengan sedikit membulat. "Tante bercanda, bukan?"

Luhan menggeleng. "Ani. Tante tidak bercanda. Hubungan kami sudah berjalan satu bulan lebih. Bahkan, sepertinya ayahmu akan membawa hubungan ini kepada jenjang yang lebih serius" jelasnya.

Kali ini, Luhan terpaksa harus membongkar hubungannya dengan Sehun pada Haowen yang sudah terang-terangan menciduknya saat berciuman. Tapi mungkin ini adalah langkah baik yang harus diterimanya jika ingin direstui menikah dengan Sehun di hari nanti.

"Haowen.. tolong terima-"

"Mwo? Terima?" potong Haowen dengan nada datar.

"Eum. Ini memang susah untuk diterima. Tapi-"

"Hm, tante benar" kakinya mendekat kearah Luhan. "Ini memang susah untuk diterima. Dan hal ini juga akan tetap susah karena aku dan Ziyu tidak akan menyetujui kalian sampai kapanpun" Haowen langsung melangkahkan kakinya kearah pintu kamar untuk keluar dari balkon.

Otomatis Luhan pun dengan sigap langsung menahannya. "Haowen-"

Sret. Sialnya, tangannya itu langsung ditepis kasar oleh Haowen sampai membuat tubuhnya sedikit terhuyung.

-

Pukul 17:20 PM

Tit. Pintu apartemen terbuka. Sehun dengan setelan kantornya muncul dibalik pintu, sambil tersenyum memandang Luhan dan kedua putranya yang ada di ruang tamu.

"Hei sayang" sapanya pada Luhan. Namun, tak disangka. Haowen dan Ziyu yang sedang duduk di sofa pun ikut mengalihkan pandangannya kearahnya sambil tersenyum menyapanya.

"Hei ayahh" jawab Ziyu.

Tahu bahwa kedua anaknya salah kaprah dengan sapaannya, terpaksa Sehun pun mengganti langkah kakinya menjadi kearah sofa dan tidak jadi menghampiri Luhan.

"Tumben sekali ayah sudah pulang"

"Hm. Kebetulan, ayah harus segera pulang ke apartemen untuk membereskan barang ayah untuk pergi ke China besok" ucapnya sembari duduk diatas sofa.

"Ke China?" tanya keduanya bersamaan.

"Hm. Besok ayah harus pergi ke China untuk bertemu dengan klien kerja disana"

"Kok mendadak?" raut wajah Ziyu berubah menjadi sendu.

"Entahlah, ayah juga tak menyangka bahwa kepergiannya dimulai besok"

Haowen ikut merubah raut wajahnya. "Terus, nanti kita dijaga oleh siapa?" sindirnya pada Luhan.

"Paman Seunghwan"

Matanya membulat. "Mwo?" sayangnya, sindirannya itu gagal total saat sang ayah menjawab dengan tenangnya bahwa ia dan Ziyu akan di titipkan pada Seunghwan, partner kerjanya. "Kok sama paman Seunghwan?"

"Iya, ayah. Kok sama paman Seunghwan? Kan disini ada bunda Lulu yang akan menjaga kita" timpal Ziyu tak setuju.

Sehun yang mendengar itu pun mulai tersenyum tipis, sembari mengusap kedua surai putranya yang lembut. "Maaf, sayang. Tapi sepertinya besok dan beberapa hari kedepan, bunda Lulu tidak akan menjaga kalian dulu"

"Kok bisa?" tanya keduanya bersamaan.

"Tadi siang bunda Lulu meminta izin pada ayah untuk meminta libur beberapa hari karena harus pergi bersama temannya" bohongnya.

"Benarkah bunda?" Ziyu langsung mengalihkan pandangannya pada Luhan. Dan pertanyaannya pun langsung diangguki oleh Luhan, tanda pernyataan Sehun itu memang benar. "Kok bunda tidak bilang pada Ziyu sih?" rengeknya.

"Maaf, sayang"

Ziyu langsung beranjak dari sofa, dan memeluk tubuh Luhan, tanda tak rela. "Hngg, Ziyu tidak mau dititipkan pada paman Seunghwan" rengeknya.

"Zi-"

"Ini mencurigakan" potong Haowen tanpa rasa takut.

Tentu ucapan itu pun sukses mengambil perhatian Sehun, yang jelas-jelas duduk di kursi sampingnya.

"Apa maksudmu?" tanya Sehun dengan rasa tegang.

"Maksudku.. mengapa ayah dan tante Luhan bisa sibuk dalam waktu yang bersamaan? Dan menurutku itu sangat mencurigakan" jelasnya.

"..." walaupun dilanda rasa tegang. Sehun tetap mencoba untuk menyikapinya dengan tenang agar rasa kecurigaan yang ada pada Haowen bisa meluntur.

"Sayang, dengarkan ayah ya"

"..."

"Kecurigaan kamu itu tidak benar"

"Apa buktinya?" desak Haowen.

Sehun menghela nafas pelan. Ia tak menyangka bahwa anak sulung ini akan sepintar ini. "Haowen, dengarkan ya. Ini bukanlah hal yang memerlukan bukti. Lagipula, besok waktu keberangkatan ayah ke China itu sangat pagi. Dan itu pasti akan berbeda dengan waktu keberangkatan tante Luhan dengan temannya"

"..."

"Majayo" Luhan membuka suara. "Tante dan teman tante akan mulai berangkat besok siang menggunakan bis ke tempat tujuan"

"..."

"Tuh, Haowen dengar, kan?" tatap Sehun pada Haowen. "Ayah dan tante Luhan itu berbeda tujuan dan kesibukan"

"Tapi.. kenapa harus besok?"

"Ya, memang sudah seharusnya seperti itu, nak"

"..." Haowen mulai memasang wajah masamnya. Ia merasa sudah dipermalukan oleh ayahnya sendiri dan juga Luhan. "Terserah kalian saja" kedua kakinya langsung beranjak dari sofa, lalu berlari kearah kamar dan menutup pintunya dengan kasar.

Brak

"Astaga.." Sehun hanya bisa menggelengkan kepalanya.

-tbc

Nanny'sWhere stories live. Discover now