42. Uncomfortable

889 128 17
                                    

"Sekian dari saya, terima kasih"

Semua orang bertepuk tangan. Dan tak jarang pula yang menyorakinya tampan sampai berdiri dari bangku.

"Ada pertanyaan?"

"Isseo!" semua orang yang hadir mengacungkan tangannya. Terkecuali Kris. Dia sangat tak berminat dan ingin langsung keluar.

"Baiklah. Saya hanya akan memilih dua orang saja"

"Yahh"

Sehun tersenyum tipis sambil melirik beberapa mahasiswa yang akan di pilihnya. Jarinya pun menunjuk pada seorang wanita berponi yang duduk di dekat jendela.

"Oke, kamu."

"Yess"

Wanita itu berdiri di bangkunya sambil membenarkan poninya yang mungkin berantakan.

"Kamu mau tanya ap-"

"Apa bapak punya pacar?" tanpa basa basi.

Otomatis semua orang yang ada disana pun menyorakinya bersama wanita itu dengan godaan dan gurauan.

"Hmm.. punya"

"Yahh" para kaum hawa kecewa bersamaan.

"Terus apa bapak-"

"Hanya satu pertanyaan ya" potongnya.

Wanita berponi itu mengerucutkan bibirnya dan langsung duduk kembali di bangkunya.

"Oke, selanjutnya kamu" tunjuk pada Woori di samping Kris.

Woori tampak kegirangan dan langsung berdiri di bangkunya. Kris yang duduk di sampingnya pun memalingkan wajahnya ke arah lain, asalkan tidak pada dia.

"Kamu mau tanya apa?"

"Apa-"

"Saya harap pertanyaannya cukup bersangkutan dengan teori yang saya jelaskan tadi ya"

"Baik pak"

Karena topiknya harus pada teori tadi. Woori pun merubah pertanyaannya yang sebelumnya akan di lontarkan pada Sehun.

"Jika saya kurang mengerti dengan teori tadi. Apa saya boleh meminta nomor bapak agar saya bisa bertanya lewat pesan?"

"Eyy" sorak dua orang wanita di bangku paling atas.

Sehun menggelengkan kepalanya sekilas. "Boleh"

"Jinjja?!" teriak semua orang.

"Hm"

Seketika tatapan sirik dan lainnya pun tertuju pada Woori.

"Terima kasih pak Oh"

"Hm, sama-sama"

-

Ketika semua orang sudah bubar keluar kelas. Sehun pun mengikuti mereka dari belakang dan berniat untuk kembali ke kantor.

"Halo pak Oh" sapa Woori di luar kelas.

"Oh, halo"

"Apa bapak punya waktu hari ini?"

"Kenapa?"

"Kami ingin mengajak bapak makan bersama" tangannya menggandeng Kris di sampingnya. "Iya kan Kris?"

Kris mendelikan matanya. Ia mencoba melepaskan tangan Woori di lengannya. Tapi wanita itu bersikukuh melingkarkan tangannya pada lengannya dan menahannya agar tidak pergi.

"Boleh"

"Benarkah? Terima kasih pak Oh"

"Hm"

Nanny'sWo Geschichten leben. Entdecke jetzt