Hilang

7.1K 879 35
                                    

Hari yang aku tunggu-tunggu tiba.

Jumat.

Andi akan tiba nanti pukul 9 malam.

Aku akan memberikan kejutan kepada Andi. Memang Andi sudah melarangku untuk menjemputnya di bandara tapi aku dengan sifat keras kepalaku tidak mengindahkan larangan Andi.

Kemarin malam waktu Andi meneleponku dia meyakinkan aku untuk tidak menjemputnya di bandara. Andi akan langsung datang ke hotel tempatku menginap.

Namun, ini impianku sejak dulu. Impian masa kecilku. Menjemput kekasih di bandara.

Dengan berbekal jadwal penerbangan Andi yang dikirimkannya kepadaku kemarin malam aku pergi menuju bandara.

Setidaknya hari-hariku di Singapore tidak semuanya kelabu.

***

Aku berjalan bolak balik melihat layar monitor dan menuju ke pintu kedatangan.

Seharusnya Andi sudah tiba dua jam yang lalu. Seharusnya.

Aku kembali membuka salinan tiket yang Andi kirimkan padaku. Tidak ada yang salah. Aku sudah berada di terminal yang tepat.

Pesawat yang ditumpanginya sudah landing dari dua jam yang lalu. Namun Andi tak kunjung muncul.

Apa mungkin Andi mendapatkan masalah di imigrasi? Namun seharusnya tidak. Andi sudah pergi lima kali ke Singapore dalam tiga bulan ini dan dia tidak pernah ditahan oleh imigrasi sebelumnya.

Atau bisa saja hari ini Andi sial. Dia ditahan di imigrasi.

Aku kembali menduduki kursi di ruang tunggu terminal 2. Arah pandangku terpaku pada pintu keluar terminal 2. Aku mengecek handphone.

Tidak ada chat dari Andi. Tidak ada kabar dari Andi.

Terakhir Andi mengirimkan chat tadi malam.

Aku mencoba menelepon Andi. Tersambung. Namun tidak diangkat.

Aku mencoba menelepon kembali dan berakhir di kotak pesan suara.

Aku melihat jam tanganku. Jam 12 malam. MRT sudah tidak beroperasional.

Panik. Takut. Resah.

Itu yang aku rasakan sekarang.

Aku mengecek berita kecelakaan lalu lintas menuju bandara Soekarno Hatta. Tidak ada. Pesawat dengan no penerbangan Andi juga sudah landing dengan selamat. Tidak ada kecelakaan pesawat.

Apa Andi terlambat datang ke airport dan menaiki pesawat lain? Aku kembali memeriksa kecelakaan pesawat. Nihil!

Aku semakin takut. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Andi?

Aku mengecek kembali kecelakaan lalu lintas di sekitar daerah Sudirman.

Nihil.

Kecelakaan disepanjang jalan dari Sudirman ke bandara Soekarno Hatta. Hasilnyapun sama.

Tidak ada.

Aku harus tenang. Andi baik-baik saja.

Mungkin Andi sakit sehingga dia membatalkan kepergiaannya mendadak tapi kenapa Andi tidak memberitahuku?

Berbagai praduga menari di kepalaku menemani perjalananku menuju hotel.

Begitu tiba di pelataran lobby hotel aku langsung berlari keluar dari taxi. Kepalaku melihat ke kanan dan kiri. Berjalan ke arah kanan dan kiri Lobby hotel.

Andi tidak ada.

Dengan tergesa aku berjalan menuju kamarku. Mencoba menghubungi Andi kembali.

Bersamaan dengan aku yang sampai di depan pintu kamarku, panggilan teleponku diangkat.

Insecurity (TAMAT)Where stories live. Discover now