Obrolan di Travel 2

16K 1.4K 53
                                    

Pria ini, Andi. Banyak bercerita tentang hobby travellingnya, tentang kota-kota, daerah-daerah dan negara-negara yang pernah dikunjunginya. Dia terlihat sangat antusias menjelaskan satu persatu dengan sangat detail. Sejujurnya aku jadi penasaran, pekerjaannya apa? ada dia jurnalis? travel blogger? Atau travel vlogger?

"Rencananya saya mau ke Langkawi nih bulan Juli. Saya belum pernah kesana."

"Langkawi Malaysia?" Kok bisa sama? Aku juga mau ke Langkawi bulan Juli.

"Iya mba, emang ada Langkawi di tempat lain selain di Malaysia?" Dia mengangkat kedua alisnya, menuntut jawaban dari aku.

"Sejauh ini belum pernah saya denger ada Langkawi yang lain sih mas." Jawabku pelan menurunkan nada bicaraku.

Dia tertawa, sudut matanya berkerut. Membuatnya semakin menawan. "Temen-temen saya binggung dengan pilihan travelling saya kali ini."

"Langkawi maksudnya?"

"Yess! Menurut mereka itu tempat buat honeymoon atau untuk relax. Mereka bilang better Bali sih."

"Langkawi juga menarik kok mas." Kataku defensif. Bukannya aku nggak cinta tanah air, tapi gak apa-apa kan sesekali liburan ke negara tetangga?

"Gak semenarik Bali sih mba." Aku meliriknya tajam, "Tapi yah ok untuk dikunjungi. Gak jelek-jelek amat." Dia menatapku menyelidik, "Kok sensi amat mba?"

Aku menggeleng.

"Mba mau liburan ke Langkawi juga? Ato pernah ke Langkawi juga?"

Kini aku balik menatapnya, menyelidik. Apa aku se-transparant itu?

"Beneran Mba?" Katanya antusias. "Kapan? Siapa tau bisa liburan bareng?"

"Gak Mas.." Lebih baik berbohong.

"Yah, sayang banget! Saya udah seneng ada temennya padahal." Dia mengambil air mineral, meminumnya. "Saya rada males sebenernya ke Langkawi. cuman sahabat saya nikah disana, saya jadi bestman. Makanya mau gak mau harus datang. Rencananya saya mau extend untuk explore."

"Ohh.."

Mobil travel berhenti. Rest Area km 92.

"Jalanan kosong banget, bisa-bisa sampe Bandung lebih cepet nih."

"Iya.. jalanan kosong plus driver ngebut banget." Balasku.

Dia tersenyum menatapku, "Mba mau turun?"

"Gak mas.. nunggu di mobil aja."

"Saya turun dulu deh, mau ngerokok"

Andi turun. Pria itu tampan. Sangat tampan, setidaknya menurutku. Attitude nya juga baik menurutku lagi.

"Mba..." Panggil seorang perempuan yang duduk di depanku.

"Iya?"

"Itu temennya? Ganteng banget!"

Aku menelan ludah, ternyata bukan hanya menurutku dia ganteng. " Bukan mba, baru kenal."

"Ihhh,,, tapi anaknya asik banget ya.. ngobrol terus gitu sepanjang jalan sama mba. Namanya siapa mba?"

"Andi"

"Ihhh.. cocok ma namanya. Ganteng!" Pekiknya genit.

Aku tersenyum dan menyetujui pendapatnya dengan anggukan.

Dia semakin membalikan badannya ke arahku.

"Sorry kalau aku gak sopan mba. Sebenernya dari tadi di Semanggi itu, aku udah ngecengin dia gitu. Tapi dia diem aja, fokus maen hape. Aku jadi gak berani ngajak ngobrol, takut ganggu dia. Eh,, gak lama naek mobil malah banyak ngomong gitu dia."

Insecurity (TAMAT)Where stories live. Discover now