Chanyeol hanya melirik Lucas tak minat, sedangkan tangannya masih sibuk merapihkan alat tulis yang ia gunakan tadi. Ia sudah bisa pulang sekarang, tak lagi ada kelas yang harus ia datangi. Ah, bukan. Sepertinya Chanyeol akan memilih untuk singgah ke tempat gym.

"Sok tau, lo." 

"Bukan gitu. Gue udah jarang liat Baekhyun lagi sama lo. Biasanya sekali-sekali masih suka lunch bareng atau pulang bareng." bisik Lucas, berhati-hati untuk menjaga suaranya agar tetap di bawah batas maksimum.

"Bukan urusan lo."

"Yakin? Baekhyun nelfon gue semalem." 

Kedua mata elang Chanyeol langsung menatap Lucas tajam karena apa yang Lucas katakan, memaksanya untuk melanjutkan kalimatnya. Dalam urusan apa Baekhyun menghubungi Lucas? Bahkan ketika keduanya tak seberapa dekat jika tanpa melalui Chanyeol.

"Canda. Bener ya? Lagi berantem?" 

Chanyeol mengalihkan pandangannya, langsung tak berminat. 

"Enggak. Perasaan lo aja." 

Salah satu tangannya meraih tas hitamnya dan langsung beranjak untuk keluar dari perpustakaan. Lucas mengikutinya dari belakang. Langkahnya terhenti secara tiba-tiba ketika sosok mungil yang sedang dibicarakan duduk di ujung perpustakaan, dengan pandangan yang terpusat pada buku di genggamannya. 

Beberapa detik kemudian, ia berjalan lenggang seperti ia tak melihat apa-apa, membuat Lucas terlihat kikuk karena sikapnya. 

/// 

Salah satu tangannya dipenuhi oleh sebuah tas jinjing yang berisikan beberapa baju ganti dan handuk, yang sudah sempat ia pakai saat ia berolahraga tadi. Pertama kalinya, ia memutuskan untuk membersihkan diri di rumah ketimbang di pusat kebugaran. 

Ia membuka pintu rumahnya, disambut oleh kondisi rumah yang sudah terang dari lampu yang menyala.

Chanyeol yakin ia sudah mematikan lampu ketika ia berangkat dari rumah hari ini.

"Hey," suara lembut itu menyapanya. Setelah beberapa hari tak bertemu dan tak bercakap. Ketika Chanyeol memandang ke atas, Baekhyun tersenyum tipis ke arahnya. Sudah lengkap dengan baju rumahan yang ia kenakan, cukup untuk memberitahu Chanyeol bahwa Baekhyun berniat untuk tinggal.

"Hehe, kaget ya?" Baekhyun terkekeh sebelum berjalan mendekat, meraih sebuah jaket yang tergantung di lengan Chanyeol.

"Mandi gih. Tumben belum mandi. Gue mampir beli donkatsu tadi. Kalau laper makan ya." 

Belum sempat mengatakan apa-apa, Chanyeol sudah lebih dulu ditinggalkan Baekhyun untuk meletakkan jaket kotor tadi di kamar mandi. 

Chanyeol tidak mau kehilangan kesempatannya. Maka ia menyusul Baekhyun.

"Kapan sampe?"

"Hm," Baekhyun terlihat berpikir.

"Sekitar dua jam yang lalu, lo lagi gym kan tadi?" Baekhyun memutar tubuhnya dan berhadapan dengan Chanyeol yang sedang mengangguk singkat.

"Udah, sana mandi dulu. Nanti gue ke kamar." 

Baekhyun beranjak pergi setelahnya, benar-benar hilang dari pandangan Chanyeol. Mungkin ia akan melakukan sesuatu di dapur, Chanyeol juga tidak tahu. Ia menghela nafas, lega, setidaknya Baekhyun sudah kembali. Chanyeol berjalan ke kamar, ia harus membersihkan tubuhnya. 

///

Baekhyun mengerutkan dahinya ketika melihat Chanyeol sudah berbaring santai di atas ranjang. 

"Loh, enggak makan?"

"Nanti dulu."

Ia menggerutu dalam hati. Tidak bisakah Chanyeol bersikap sedikit lebih lembut dan ramah padanya? Baekhyun sedang gugup-gugupnya, ia juga mau merasa diinginkan di rumah ini.

Tidak ingin memaksa Chanyeol, Baekhyun pun ikut membaringkan tubuhnya di ruang kosong ranjang.

Baekhyun membuka ponselnya, memainkannya asal padahal pikirannya tak fokus pada layar itu. Masih ingin memastikan bahwa keputusannya yang kali ini adalah yang paling baik. Ia sadar, pikirannya mungkin saja masih terpenuhi oleh kabut dan mungkin tak bisa mengambil keputusan secara objektif. 

Perlahan, Baekhyun mendekatkan tubuh mungilnya pada Chanyeol. Hangat yang bisa ia rasa membuatnya semakin gugup.

"Lagi apa?" 

"Baca-baca aja." 

Baekhyun mengangguk. 

"Lo udah makan?" Chanyeol menatap wajah Baekhyun dan itu sempat membuatnya terkejut. Wajah cantik itu berada begitu dekat di hadapannya.

Lagi-lagi, Baekhyun mengangguk.

Dengan jawaban itu, Chanyeol mengalihkan perhatiannya dan kembali fokus pada artikel yang memberitakan tentang penemuan teknologi baru.

Baekhyun menatap sisi wajah Chanyeol, memerhatikan bagaimana beberapa detik sekali lelaki itu mengerutkan hidungnya ketika membaca suatu hal yang ia mungkin tidak mengerti atau menurutnya menarik. 

"Yeol," panggilnya.

Ia mendekatkan wajah mereka dan mendaratkan bibir tipisnya di atas milik Chanyeol yang lembab. Baekhyun menutup matanya, tak ingin melihat air muka Chanyeol yang pasti terkejut karena apa yang ia lakukan.

Chanyeol tidak diam, tangannya melayang menyentuh tengkuk Baekhyun untuk mengendalikan pergerakan mereka, sebelum akhirnya memutuskan untuk perlahan mendorong Baekhyun.

"Lo-"

"Lupain aja." tutur Baekhyun singkat. Matanya menatap ke bawah, kemana saja asal bukan mata elang milik Chanyeol.

Chanyeol diam dan menunggu Baekhyun untuk menjelaskan.

"Apa yang gue bilang waktu itu, lupain aja." Baekhyun tersenyum tipis untuk meyakinkan Chanyeol supaya ia mau menuruti apa yang Baekhyun katakan. Chanyeol menarik tangannya dari rahang Baekhyun.

"Kita ..." Baekhyun menepuk-nepuk dada bidang Chanyeol sebelum membiarkan tangannya beristirahat di sana. Ritme jantung Chanyeol yang begitu menenangkan terasa dengan sangat jelas di permukaan telapak tangannya.

"... balik lagi kayak dulu ya?" 

Chanyeol hanya bisa memandang Baekhyun dengan tatapan yang tak bisa diartikan. 

Baekhyun tidak baik-baik saja. 

Ditambah dengan apa yang Kyungsoo beritahu padanya, Chanyeol semakin yakin. 

Baekhyun sendiri pun mengetahui dan menyadari itu dengan baik. Tapi ia tau apa saja pilihannya. Memperjuangkan Chanyeol pun, ia tak tahu Chanyeol ingin diperjuangkan atau tidak. Menyerah, menjauh dari Chanyeol, itu akan jauh lebih menyiksanya. Setidaknya seperti ini, Baekhyun masih bisa berusaha, berusaha untuk menjadi terbiasa.

"Bisa kan?" gumam Baekhyun perlahan.

"Kalo lo bisa, gue bisa, Baekhyun." tutur Chanyeol dengan tegas, melihat bagaimana Baekhyun tampak tidak setegang tadi setelah mendengar jawabannya.

Yang lebih muda tersenyum manis sebelum menjauh dan duduk pada posisi awalnya. 

'Ikhlasin, Baekhyun. Ini yang terbaik.'

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now