12. Truth or Dare

1.8K 219 2
                                    

12. Truth or Dare

Hampir tengah malam, mereka duduk dilantai membentuk sebuah lingkaran dan bermain truth or dare. Sebenarnya permainan itu sungguh horor bagi sebagian orang. Namun sebagian orang lagi menganggap permainan ini sebagai tantangan.

Botol mulai di putar. Korban pertama botol tersebut adalah Bima.

"Dare!"

Ah, main aman! Pikir teman-temannya. Karena saat ini Bima sedang tidak membawa pacar, dan teman-temannya pasti akan menanyakan hal di luar batas.

"Telfon pacar lu, minta putus!"

"Ah, dengan senang hati. Kebetulan udah bosen sama yang sekarang!"

Tantangan yang salah. Mereka berpikir kalau Bima serius sama pacarnya saat ini. Pasalnya pacar Bima ini cantik. Meskipun terlihat sekali memanfaatkan Bima untuk keperluan pribadi. Namun mereka melupakan satu hal, sifat bosan Bima.

Botol mulai diputar kembali. Kali ini korbannya Alex.

"Dare!"

"Kiss Diva!" seru Diva.

"Bucin!"

"Disini?" tanya Alex yang diangguki Diva. Ragu-ragu Alex mendekati Diva yang duduk disebelahnya. Cup! Kecupan singkat dilayangkan Alex ke bibir Diva.

"Iyuuuh!"
"Hoeeek!"

Diva tertawa melihat kejijikan teman-temannya, termasuk Diandra yang memasang wajah malasnya melihat adegan itu.

Permainan mereka berakhir dengan penutupan Gio memilih dare dan tantangan yang diterimanya adalah bernyanyi dengan make up tebal, mereka merekam kejadian itu di handphone mereka masing-masing.

Waktu kini menunjukkan pukul 4 pagi, sebagian dari mereka sudah tertidur lelap di kamar masing-masing. Yang masih bertahan hanya Xavier dan Rivan yang masih asik main playstation.

Sedang menunggu jeda permainan, Xavier tanpa sengaja melihat Diandra keluar dari kamar dan pergi ke dapur.

"Van, gue minum bentar ya, haus!" kata Xavier yang diangguki Rivan.

Xavier melihat Diandra sedang menuang air dari botol, dia mendekati Diandra. Diandra yang merasa ada seseorang datang spontan membalikan badannya, dan terkejut. Seseorang dengan wajah tampan dan tinggi sedang menatapnya.

Xavier menempatkan kedua tangannya di samping wajah diandra, mengunci pergerakan gadis mungil itu. Diandra berusaha setenang mungkin meskipun jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Wajah Xavier semakin mendekat, Diandra reflek menyentuh dada pria itu, menahan pergerakannya.

"Mau main truth or dare, Di?" tanyanya.

Diandra tidak merespon. Matanya masih menatap pupil coklat Xavier. "Kalo tadi lu pilih dare, boleh kalo sekarang lu pilih truth?" Diandra masih tidak merespon. "Lu suka gue, Di?" pertanyaan Xavier membuat kening Diandra mengerut. Kedua tangannya mencoba mendorong Xavier dan sia-sia. "Kenapa lu ganggu?" Diandra masih bingung dengan ucapan Xavier. "Lu mulai ganggu hidup gue."

Apa Xavier mabuk? Mereka sepertinya bukan orang-orang yang mengkonsumsi alkohol. Di kulkas juga tidak ada botol-botol minuman beralkohol. Diandra masih menerka-nerka apa yang terjadi dengan Xavier.

Tangannya memberanikan diri menyentuh kening Xavier yang langsung ditangkap oleh pria tampan itu, "Lo sak..." ucapan Diandra terhenti ketika Xavier semakin mendekatkan wajahnya.

"Xav, lu ngapain Diandra?" Rivan menahan gerakan Xavier. Xavier menoleh dan melepaskan Diandra.

Secepat kilat Diandra kabur dari tempat itu padahal dia sedang haus. Sementra Xavier dan Rivan masih di tempat yang sama.

"Maksud lu apa, Xav?"

"Gak ada!" jawab Xavier singkat dan pergi dari dapur.

Rivan cukup terkejut ketika melihat Xavier mengunci Diandra seperti itu. Namun kalau dipikir-pikir, Xavier memang misteri. Dia tidak pernah melihat Xavier punya pacar, tetapi Xavier terkadang membawa seorang perempuan ke acara mereka. Perempuan yang di bawa Xavier juga cantik dan modis. Tapi yang Rivan tahu, Xavier membawa perempuan-perempuan itu karena mereka menawarkan diri, dan setelah Xavier mengajak mereka, blaaarr!!! Esoknya mereka seperti tidak ada hubungan apa-apa lagi.

Puncaknya waktu acara ulang tahunnya. Xavier membawa seorang perempuan. Setelah dari acara itu, mereka seperti orang asing dan tak lama kemudian beredar kabar kalau Xavier tidak menyukai perempuan.

Lalu, apa sebenarnya maksud Xavier pada sahabatnya itu?

* * *

Diandra menutup pintu kamarnya dan bersandar. Dia masih memegangi dadanya. Jantungnya masih berdetak kencang. Ini pasti cuma gara-gara kaget!

"Kenapa lo, Kak?" tanya Sisy setengah sadar.

"Gak kenapa-napa! Sorry ya, lo kaget ya?"

"Hmmm..." Sisy bergumam dan melanjukan tidurnya.

Diandra jadi tidak bisa tidur, dia mengambil kamera milik Sisy yang tergeletak di atas buffet. Diandra tersenyum melihat foto-foto ketika bermain truth or dare tadi. Sisy juga merekam Erland saat dia memilih truth.

"Berapa cewek yang udah lu pacarin?"
"Gak ada!"
"Boong nih pasti!"
"Gak ada!"
"Kalo boong, lu jomblo seumur hidup ya!"
Erland cuma senyum, "Suer! Gue belum pernah pacaran."
"Gak asik! Gak seru! Males gue!"

Awalnya Diandra mengira Sisy mungkin hanya sempat merekam video saat Erland sedang menjawab pertanyaan teman-temannya, hingga Diandra terkejut ketika melihat foto-foto yang lain dan hampir semua foto itu adalah foto Erland.

* * *

Me And The Six PrinceWhere stories live. Discover now