Matanya itu kembali memejam, menyenderkan wajahnya di dada bidang prianya. Hal itu membuat Victor nampak terkejut juga cemas sekaligus.

"Ada apa denganmu?" tanya Victor dalam, menahan pinggang Juliet.

"Aku merasa berkunang-kunang dan lemas sekali," katanya.

Victor memeluk Juliet erat.

"Kita akan pergi menunggu Jack, menyiapkan pesawat pribadi untuk melaju ke New York."

"Ada apa?" tanya seseorang tidak lain adalah Calvert, dengan kharisma dimilikinya menghampiri kedua pasangan ini.

Matanya menajam saat melihat Juliet, dari kejauhan Calvert sudah melihat gelagat Juliet dan cemas akan wajah pucat putrinya.

"Ada apa dengan kekasihmu? Apa kau perlu bantuan," kata Calvert.

"Tidak perlu," katanya dalam dan penuh ketegasan.

Dia memiliki sifat menyebalkan seperti Darren, batin Calvert.

"Aku akan mengantarkan kalian untuk keluar, tanpa melewati media di luar sana."

Tidak ada pilihan lagi, Victor harus membawa Juliet yang masih cedera. Karena kini kesehatan gadisnya nomor satu.

"Baiklah."

***

Juliet tertidur dalam dekapan Victor di dalam mobil menuju perjalanan pulang ke mansion. Juliet begitu lelap setelah Victor terus mengusap keningnya lembut hingga mata gadisnya memberat dan kehilangan kesadaran.

Beberapa kali juga Victor terus mengecup kening dan hidung, begitu juga bibir Juliet mesra.

Begitulah Victor, jika sudah mencintai seseorang akan dibawa jatuh sedalam mungkin.

Sesampainya di sana, Victor menurunkan diri bersama Juliet yang sudah ada dalam gendongannya. Juliet begitu terlelap damai, wajahnya yang cantik begitu terpancar sinar rembulan.

Di kamar Victor, dia memutuskan mengganti pakaian Juliet dan menghapus make up yang melekat di wajahnya.

Selanjutnya dia terbaring di sampingnya dengan memakai celana panjang saja tanpa pakaian atas, sudah menjadi kebiasaannya.

Dia memeluk tubuh rampingnya dengan erat, hingga mata itu mengerjap perlahan dan melihat ke arahnya menyipit.

"Tidurlah, sudah malam," lirihnya mengecup kembali kening Juliet dalam.

Seperti hipnotis bagi Juliet, dia kembali terlelap menjemput mimpinya. Membiarkan tubuhnya terbungkus hangat oleh dekapan Victor, dia juga tambah menyembunyikan wajahnya di dada bidang Victor.

Victor pun menyusul Juliet dalam mimpinya. Keduanya sama-sama terpejam dengan pikiran Victor kalut akan segala kemungkinan.

Apa semuanya memang terjadi?

***

Siangnya Juliet masih terlelap begitu nyenyak. Berbeda dengan Victor masih mendekap erat dalam sadarnya, hari ini dia memutuskan untuk tidak bekerja karena terlalu lelah menjalani perjalanan dari Jacksonville ke kota New York, mereka baru saja di kediamannya jam dua malam.

Hingga kini jam sudah menunjukan pukul sepuluh siang. Saat Victor asik memeluk Juliet dan mengusap wajahnya, gadis itu terbangun dan tersenyum melihat dirinyalah yang mengusik tidurnya.

"Sudah bangun tuan putri?" tanyanya membelai tangan Juliet yang memakai gaun tidur pendek.

Juliet tersenyum simpul, namun dia langsung membekap mulutnya. Berlari sempoyongan ke kamar mandi, memuntahkan cairan beningnya yang ada di dalam perut.

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now