Chapter 4

1.7K 170 75
                                    

⚠Criminal Life⚠

HAPPY READING~~


-•••-





Dor!

Dor!


Daniel menurunkan tangannya, melepas kacamata pengaman yang ia gunakan sembari melihat hasil tembakannya pada papan berbentuk bulat yang berada sekitar 7 meter di hadapannya. Sore ini ia sedang berlatih menembak bersama Jaehwan, rutinitas yang selalu dilakukannya jika tidak ada jadwal.

"Seperti biasa, skormu sempurna." sahut Jaehwan yang menembak di sampingnya.

"Istirahat dulu, Kang. Ayo."

"Baiklah."

Kedua lelaki itu meletakkan pistol mereka dan berjalan menuju kursi yang berada di belakang. Dua gelas jus jeruk serta sepiring kudapan khas Amerika berada di atas meja untuk menemani sesi istirahat mereka.

"Malam ini kita akan pergi ke Jepang," ucap Jaehwan setelah meletakkan gelas jusnya.

"Kita akan berada disana selama 2 hari."

"Dua? Hari? " Daniel terdiam.

Berada di Jepang selama dua hari? Itu berarti dia akan meninggalkan Seongwu selama dua hari juga.

Entah kenapa ada sedikit rasa tidak rela di hatinya.

"Yah, Park Chanyeol dari klan Park membutuhkan bantuan kita untuk menuntaskan para Yakuza di daerah Osaka." Jaehwan menatapnya. Ia mengerutkan keningnya saat melihat ekspresi Daniel,

"Hei Kang, kau kenapa?"

"A.. Ah, tidak." jawab Daniel.

Ia memikirkan bahwa dia akan meninggalkan Seongwu terus melintas di kepalanya, membuat hati Daniel terasa berat. Bisa saja dia mengajak Seongwu, tapi sejak hari dimana ia meminta maaf pada lelaki bermarga Ong itu, Daniel sudah berkomitmen bahwa dia tak akan pernah lagi memaksa kehendaknya pada Seongwu.

"Aku akan mempersiapkan senjata sekarang," ucap Jaehwan sembari bangkit dari kursinya.

Daniel pun mengikutinya, "aku mau menjemput Seongwu. Tolong titip peralatanku Hyung."

Jaehwan mengangguk. Daniel lantas berjalan cepat menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobil serta coatnya sebelum pergi menjemput Seongwu.

Sekaligus berpamitan padanya.





-•••-






Seongwu mengusap keringat yang membasahi wajahnya setelah hampir setengah jam berlari mengitari lapangan untuk tes sebelum menjadi anggota tim basket sekolah. Nafasnya memburu, tentu saja karena lelah. Lapangan itu berluas hampir sebesar stadion American Football, jadi tenaga Seongwu cukup terkuras bahkan hanya untuk 2 keliling.

"Minum dulu,"

Pemuda itu mendongak, menatap Kuanlin yang sedang menyodorkan sebotol air mineral dingin serta kain. Seongeu menerimanya dengan senyuman, "terimakasih Lin."

Kuanlin mengangguk sembari mendudukan tubuhnya di sisi Seongwu, "sama-sama. Ngomong-ngomong, kau kuat juga. Kau bisa mengitari lapangan ini sampai 10 keliling. Dulu aku saja hanya sanggup 8." ucapnya. Seongwu menoleh setelah menghabiskan sebotol air yang diberi oleh Kuanlin, "benarkah? Entahlah, aku memang suka berlari. Saat di Korea aku pernah mengikuti kompetisi lari berjarak 400 meter."

"Apa kau memenangkannya?"

"Tidak, aku hanya mendapat perak."

Sekali lagi Kuanlin mengangguk. Seongwu pun kini sibuk membersihkan jejak-jejak keringat di leher serta wajahnya dengan kain pemberian Kuanlin tadi. Tapi tiba-tiba, Kuanlin bangkit dan berjongkok di hadapannya. Meraih kain itu lalu menepuk-nepuknya pelan pada pipi Seongwu yang terkejut akan perbuatannya.

a Mafia Bride [END]Where stories live. Discover now