Déjà vu - Light Comedy

371 40 40
                                    

.
.

The Sequel of
"August 25th"

.
.



Setting :
The International City of Indonesia, Jakarta.

Cerita Reinkarnasi dari dua belah pihak yang bertemu lagi di kehidupan kedua.



Klik.

Relationship Status : Single.

Save or Discard ?

Save.

Klik.

.
.
.

Ong Seongwu memandangi layar laptop di hadapannya, sebelum menghela nafas panjang. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi tempat duduk, memejamkan mata, lalu mengusap wajahnya.

Ong Seongwu, budak cinta dari Jeon Somi, saat ini sudah kembali ke statusnya semula dua tahun lalu.

Single.

Maybe not too ready to mingle.

Seongwu menghela nafas untuk kesekian kalinya dalam hari ini. Diliriknya handphone yang tergeletak begitu saja di atas meja.

Memori tentang masa lalunya dengan Jeon Somi kembali berkelebat di kepalanya bak sebuah kaset rusak dengan pita kusut. Masa-masa dimana pacar cantiknya itu selalu menempel padanya sepanjang hari.

Masa dimana gadis manja itu tak henti-hentinya membuat Seongwu berbunga-bunga, memonopoli waktu Seongwu dengan berbagai telepon dan pesan singkat.

Mohon maaf—, apa tadi Seongwu masih bilang 'pacar'?

Salah. Mantan pacar. Mari kira ralat.

Bukan ingin menghina, tapi memang itu kenyataan.

Jeon Somi membuat Seongwu merasa sangat lengkap, dan saat ia pergi meninggalkannya begitu saja saat ini—, rasanya Seongwu seperti kehilangan pegangannya.

Seperti terbiasa bersandar pada sebuah tembok, lalu tiba-tiba tembok itu runtuh begitu saja.

Bukan maksud Seongwu menyamakan Somi dengan tembok, tapi kalian tau kan perasaan itu?

Perasaan saat kamu begitu nyaman dengan seseorang, sudah memberikan segalanya, namun kemudian ditinggal begitu saja?



"—paham kan, Doyeon?"


Kim Doyeon mengangkat wajahnya untuk memandang sepupunya yang lebih tua tiga tahun darinya itu dengan pandangan tidak terlalu kasihan.



"Tidak paham."



Gelengan tegas gadis berambut panjang itu membuat Seongwu melirik padanya.

"Aku tidak paham, kak. Kenapa harus sesedih ini, sih? Biarkan sajalah Jeon Somi itu, hubungan kalian itu toxic. Kalian menempel terus seperti sosis beku, kemana-mana bersama. Kalau dia sms harus segera dibaca, kalau tidak ngambek sampai harus kirim chat minta maaf panjang kayak sejarah kerajaan Roma segala."

Doyeon terdengar emosi.

"Masih ingat tidak donat aku gosong hanya gara-gara kakak kebanyakan ngehibur dia? Hanya gara-gara kakak telat balas sms tujuh menit??"

Tangan Doyeon direntangkan dengan tinggi ke angkasa, seakan yang didiskusikan adalah kisah pelik rencana perang dunia ketiga.

Maklumi saja, Doyeon memang suka berlebihan. Ia merasa hidup kurang afdol kalau tidak didramatisirkan.

[ Shall I Tell You a Tale ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang