Reflection (GS) 🗡🗡🗡🗡🗡🗡🗡 - DisneyMulan!AU

278 29 31
                                    



.
.
.

" Tidak semua wanita dilahirkan untuk menjadi perhiasan, beberapa ingin diasah tajam menjadi sebuah mata pedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Tidak semua wanita dilahirkan untuk menjadi perhiasan, beberapa ingin diasah tajam menjadi sebuah mata pedang. "

.
.
.


Ini sungguh tidak baik.

Daniel sedikit berjengit saat pedangnya terhempas begitu saja, diinjak oleh salah satu perompak. Gadis itu menajamkan pandangannya, lalu dengan sekuat tenaga menendang pria itu hingga tersungkur.

Sial, mereka kuat sekali—, sangat terlatih. Daniel dan team-nya memang menang dalam kuantitas, namun tidak dapat dipungkiri bahwa mereka jelas kalah dalam kualitas.

Para Hwarang mengambil alih hampir separuh pertempuran dengan jumlah mereka yang tidak seberapa, namun berhasil melumpuhkan banyak musuh.

Darah dimana-mana.

Erangan sakit dan pedang beradu dimana-mana.

Adrenalin Daniel terpacu, ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Kakinya lemas, namun dari dalam dirinya ada sebuah kekuatan yang mendesak untuk meledakkan diri.

Daniel berhasil melumpuhkan satu orang lagi, lalu menoleh. Begitu ia benar-benar memutar tubuhnya, sebuah pedang tiba-tiba sudah terhunus kepadanya. Mata pedang itu hampir saja menebas leher Daniel, apabila saja sebuah pedang lain tidak menahannya.

TRANG!

Daniel sontak menoleh untuk menemukan Seongwu-lah yang sudah melindunginya. Ketua Hwarang itu bergerak dengan sangat cepat, menendang tangan pria itu.

Daniel terjatuh ke tanah saat perompak tersebut tidak sengaja menabraknya, tangan perompak itu seakan remuk ditendang oleh Seongwu.

Seongwu— memang kuat sekali.

Sang ketua Hwarang melemparkan pedangnya kepada Daniel, matanya mengunci semua pergerakan team-nya dengan tajam. "—pergi, Daniel. Kawal putri Sejeong dan larikan diri duluan."

Daniel jelas pias mendengar perkataan itu. "A—aku?"

Seongwu tidak repot-repot membenarkan, ia hanya kembali mempersiapkan diri untuk melanjutkan pertarungannya. "Pergi sekarang! Nyawa tuan putri ada di tanganmu."

Sebuah beban terasa dijatuhkan di pundak Daniel, seketika ia merasa seakan semua tanggung jawab ada di dalam genggaman tangannya. Jelas ia ingin menolak, namun sorot mata Seongwu tidak mengijinkannya untuk menolak.

Titah telah diturunkan.

Tidak ada pengelakkan.

Daniel bisa merasakan ketidakyakinan membanjiri dirinya, membuatnya panik. Matanya tidak fokus, gentar karena tau maut yang sudah menunggu. Ia tidak rela meninggalkan teman-temannya disini, ia khawatir dengan mereka semua.

[ Shall I Tell You a Tale ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang