48. Part 2

8.7K 811 327
                                    

Edisi lagi baik :) typo bilangin 💕

Jadi, setelah Vote. Rangga sama Hamdan itu hampir sama, yang mana dong ya 🤔

Gak nyangka fans nya Kang nyinyir banyak banget 😭

Rangga nanti besar kepala 😖

Fans nya Abah Daebak siapaaaaa 😁😁😁

Emak pengen temu sama Rega versi muda😭 bisa-bisanya kawin sama Zuhroh 😭😭

5 Juli 2018

Sabiya dan Acha sibuk membicarakan tentang barang-barang yang ia genggam di tangan, ajudan mereka yang tampan sekaligus perhatian melindungi dari belakang.

Saka namanya, pria tegap tersebut melihat kiri kanan dengan waspada. Ada yang aneh, suasana di parkiran bawah tanah ini terlalu sunyi. Paling tidak harus nya ada seseorang yang keluar masuk kan? Saka meneguk ludah, tidak panik tetapi was-was.

"Nona, apa tidak sebaiknya kita cepat-cepat? Bapak sudah menghubungi sejak tadi."Alibi Saka, sengaja untuk tak membuat keduanya panik.

Sabiya menoleh, lantas mengangguk setuju. Abah memang posesif sekali.

"Iya, bener Kak. Mending kita cepet-cepet daripada kena omel, Abah cerewet kalo marah."Balas Acha, menenteng tas berlogo branded dengan senang.

Mereka baru saja menguras uang Alman, laki-laki itu kalah bermain monopoli. Beberapa menit mereka hanya berjalan melewati mobil-mobil yang terjejer rapi sambil mencari mobil mereka sendiri.

"Kok sepi banget ya, Kak?"Tanya Acha, sedikit curiga."Tumben."Lanjutnya, mengecil.

Sabiya yang tidak sadar jadi memperhatikan sekitarnya, agak takut juga kala menyadari situasi nya seperti mencekam. Mereka hanya bertiga, tetapi rasanya seperti di kepung. Dingin dan mengerikan."Saka,"

"Ya, Nona?"

"Ugm, di mana mobil nya? Aku jadi ingin cepat-cepat ketemu Abah."

Saka mengerti kalau Sabiya mulai cemas, wajah wanita itu tak dapat berbohong kalau sedang ketakutan. Acha juga sama, bahkan gadis manis itu sudah melingkarkan tangannya di lengan Saka."Kak Saka, Acha kok takut ya?"

Tentara tersebut mencoba menenangkan Acha, sesekali melirik Sabiya yang terlihat gelisah. Langkah kaki Saka terhenti saat tak sengaja melihat moncong senjata di balik mobil, tepat di dekat ban, terlihat ada bayangan seseorang.

Kali ini, Saka tak main-main kalau cemas. Otak nya berputar, mencari jalan keluar. Dalam diam, Saka memelankan langkah nya selagi terus berpikir keras. Tangan nya sengaja menjatuhkan tas-tas yang ia bawa."Ah, maaf menjatuhkan nya."Kata Saka agak keras, ia menunduk seraya satu tangan nya menarik pistol dari balik jaket.

Matanya melirik bawah, dan benar. Ada kaki manusia di sana, jantung Saka berdetak kencang. Lalu, untuk membuat orang tersebut keluar. Saka melepaskan pelurunya, dengan sigap menarik Sabiya juga Acha berlindung di mobil terdekat. Sabiya menjerit kaget, sedangkan Acha tak kalah berisik.

Benar saja, beberapa detik dari pancingan Saka. Bertubi-tubi peluru menghantam mereka, Saka menekan kepala Acha dan Sabiya lebih ke bawah. Melindungi nya, ia bersesis kesal saat menyadari kalau parkiran ini pasti sudah di sabotase.

Dor - Dor
Dor - Dor

Tcak - Tcak
Tcak - Tcak

"ABAH!"Teriak Sabiya sekencang nya, menyadari kalau kaca-kaca di atas kepalanya kini sudah hancur dan body mobil bergoyang tak tentu di hajar habis-habisan peluru."AKHH!"

Irwan & Sabiya ( Tamat )Kde žijí příběhy. Začni objevovat