"Buset Sha pakai shampo apalo?" Bunga memejamkan matanya, Takut terkena rambut Shalu.

"Lo ngak perlu tau, nanti gue punya saingan lagi," ucap Shalu tertawa kencang.

"Kurang ajar lo!!"

"Ngantin yuk. Laper gue," ajak Bunga.

"Otw kita."

...

Shalu dan Bunga mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang masih kosong. Tapi nihil semuanya penuh kecuali satu tempat.

"Sha gimana tempat semua udah penuh. Tinggal dekat Aldino sama Syasa ajah," bisik Bunga kepada Shalu

Shalu menatap Aldino yang sedang tertawa bersama Syasa sampai-sampai dia ikut tersenyum karena Aldino bahagia walaupun bukan dengan dirinya.

"Kita makan ke kelas ajah gimana Bung?" bagaimana bisa dia makan bersama Aldino dan Syasa.

Bunga yang mengerti perasaan Shalu pun langsung mengangguk. "Yaudah ayok Sha, nanti keburu masuk," ajak Bunga dan langsung menarik tangan Shalu.

Setelah selesai memesan mie ayam, mereka langsung pergi makan ke dalam kelas.

Bunga melihat wajah Shalu lesu. Bunga mengerti saat ini Shalu sedang memikirkan Aldino.

"Sha," Panggil Bunga lembut.

Shalu menoleh. "Kenapa Bung? Mie ayamnya gak enak? Masak si gue coba dlu. Gak kok perasaan enak," Jawab Shalu setelah menyicip mie ayamnya.

Bunga tersenyum. Beginilah Shalu walaupun dia sedang sakit hati, tetapi bisa menutupinya seakan orang-orang berfikir dia baik-baik saja.

"Enggak kok Sha, Mie ayam nya enak kok," ucap Bunga masih lembut.

"Terus lo kenapa Bung? Kok manggil gue? Makan ajah nanti bel bunyi lagi," sahut Shalu sambil menyuapkan suapan pertama kedalam mulutnya.

"Gue yang seharusnya nanya. Lo kenapa Sha?" jawab Bunga mulai serius.

"Emang gue kenapa Bung? Gue baik-baik ajah kok,"elak Shalu sambil menggaruk tengkunya yang tak gatal.

"Lo mikirin Aldino?"

Shalu terteguh. Bunga selalu tau di saat dia sedang memikirkan cowok itu.

"Iya Bung. Gue kenapa ya bisa suka sama dia? Padahalkan dia punya pacar," Shalu menatap ke depan dengan tatapan kosong. "Hubungan mereka udah jalan lama banget Bung," lanjut Shalu.

Bunga mengusap dada belakang Shalu. "Perasan gak bisa di tebak Sha. mau suka sama siapa kita gak tau, walaupun orang itu udah punya pacar sekalipun," jawab Bunga.

Shalu menatap bunga sambil berkaca-kaca. "Gue bodoh gak si Bung?"

"Lo gak bodoh Sha. Lo malahan hebat bisa suka secara rahasia gak ada niatan buat ngehancurin mereka," ucap Bunga bangga kepada Shalu. Meskipun dia suka tapi dia bisa mengontrol dirinya.

"Kalo Aldino tau gimana ya Bung kira-kira?" Ucap Shalu.

"Paling-paling Aldino ngejagak jarak sama lo ajah Sha. Ya walaupun lo emang gak deket si sama dia," jawab Bunga.

"Semoga dia gak tau ya Bung" Shalu memejamkan matanya sebentar. " Gue gak mungkin bisa milikin dia" Shalu membuka matanya sambil menatap sendu.

Bunga jadi kasian kepada Shalu tak menyangkan perasaannya akan serumit ini.

"Lo harus kuat Sha," Bunga memegang tangan Shalu menyalurkan energi untuk sahabatnya ini.

Shalu tersenyum. "Makasih ya Bung lo emang Bestie gue. Yaudah gue ke kamar mandi dulu," ucap Shalu.

"Sama-sama Sha. Kok jadi melow gini, mau gue temenin gak?" dasar bunga selalu merusak suasana.

"Gak usah Bung. Gue sendiri ajah." setelah mengatakan itu Shalu langsung pergi ke kamar mandi.

...

Shalu bersenandung kecil. Rambutnya yang hitam pekat bergelombang pun di terpa angin membuat gadis itu bertambah cantik.

Brukkk

"Aww..." Shalu meringis saat kepalanya terkena Bola basket.

Dia terduduk. Kepalanya sangat sakit, bagaimana bisa sampai kesini pikir Shalu.

"Lo gak apa-apa?" Suara bariton itu berhasil membuat Shalu melotokan matanya tak percaya. Suara itu sungguh tak asing di telinga Shalu.

Shalu membuka matanya. Dia melihat  seorang cowok berpostur tegap dengan mata hitam tajam, alis tebal, tahi lalat di dekat bibir menambah kesan manis yang sangat mendominasi.

"Gak apa..." Belum sempat Shalu melanjutkan dia jatuh pingsan. Kepalanya sangat sakit. Bola itu menghamtam kepalanya cukup keras.

"Astaga," panik Aldino. Ya cowok itu adalan Aldino.

Aldino langsung menggendong Shalu menuju ke ruang UKS.

Sampai di UKS Aldino langsung membaringkan Shalu.

"Kenapa kak?" Tanya anak PMR yang sedang berjaga.

"Dia pingsan abis kena bola basket," jawab Aldino seadanya.

Anak PMR itu mengangguk. Dia segera mencari minyak kayu putih untuk Shalu.

"Gue ajah," pada saat anak PMR itu ingin mendekatkan minyak kayu putih kepada hidung Shalu, Aldino menahannya.

Anak PMR itu pun memberikannya. Setelah itu dia keluar dari ruang kamar.

Aldino mendekatkan Minyak kayu putih kehidung Shalu. Semoga saja Shalu bisa sadar.

"Kayak kenal gue sama ni orang," Aldino menatap Shalu dalam. Mengingat Shalu apakah dia kenal. Ya setelah beberapa menit Aldino ingat.

"Anak OSIS yang suka tebar pesona itu ternyata," ucap Aldino tersenyum sinis

Perlahan mata Shalu terbuka. Hal pertama yang Shalu lihat Aldino yang sedang menatapnya.

"Udah sadar?" tanyanya.

"Udah," jawab Shalu sambil mencoba bersandar pada kasur UKS.

Aldino membantu Shalu. Walaupun cewek ini suka tebar pesona pikirnya, tetapi dia harus bertanggung jawab.

"Ma...kasi..h," ucap Shalu Gugup.

Aldino tak menjawab dia langsung keluar dan kembali ke lapangan basket.

"Sakit ya suka sama orang yang gak suka sama kita. Apalagi dia punya pacar," ucap Shalu sendu.

...

Bersambung...

Terimakasih yang sudah sudi baca ceritaku. Ajak teman. kakak, tetangga kalian buat baca.

Jangan lupa di vote,comen dan bagikan ya:)


ShalunaWhere stories live. Discover now