Prolog

4.1K 264 31
                                    

Rated M. Criminal Life, School Life & Marriage Life. Romance, Drama.

WARN! Maybe it has lil hardsex contens. Under 17? Jangan mendekat. Maksa? Tanggung sendiri akibatnya.
{padahal author nya aja masih belum legal}

Note : disini Daniel lebih tua daripada Seongwu. Jika ada beberapa member yang masuk ke dalam scene Daniel, berarti mereka lebih tua juga daripada Seongwu. Jika masuk scene Seongwu, mereka seumuran anak SMA pada umumnya-termasuk Seongwu.





-•••-






"Hati-hati Seongwu-ya. Ingat, jangan lupa bawa kertas itu besok!"

"Iya, kau sudah 17 kali mengatakan itu Hwang Minhyun."

Minhyun mendengus, menutup pintu flat sederhananya begitu Seongwu berlalu sembari membawa kertas karton yang merupakan tugas kelompok mereka untuk besok. Pemuda berkacamata itu menuruni tangga flat menuju ke lantai dasar, merapatkan sweater biru dongker yang dipakainya ketika angin dingin khas malam menghembus ke arah tubuhnya. Jam menunjukkan pukul 11 malam, hanya ada dirinya saja di sepanjang trotoar saat ini.

Asap kecil nampak keluar dari belahan bibirnya. Seongwu menundukkan kepalanya untuk memeriksa sejenak nama-nama kelompok yang ada di balik kertas. Jalanan benar-benar sepi, sampai-sampai ia bisa mendengar suara langkah kakinya sendiri di sepanjang jalanan ini.

Bruk!

Langkah Seongwu pun terhenti saat ia mendengar suara tepat di hadapannya. Kepalanya terangkat untuk melihat asal suara itu-

Dan sepasang matanya membulat seketika.

"A.. Ampuni aku Tuan-aku-"

"Pengkhianat. Tidak ada ampun untukmu."

Seongwu terpaku. Di hadapannya, nampak sesosok lelaki tinggi, berbahu lebar, berpakaian serba hitam tengah menyodorkan pistolnya pada lelaki lain yang ambruk tepat di bawah kakinya. Keadaannya begitu mengenaskan dengan luka lebam serta darah dari mulutnya.

Ingin rasanya Seongwu pergi-

Tapi kenapa kakinya terasa begitu berat?

"Tuan.. Aku-"

Dor!

Dor!

"Sudah kubilang. Tidak ada tempat untuk seorang pengkhianat."

Lelaki itu tewas, tepat setelah peluru yang ditembakkan dari pistol sang lelaki tinggi dan berbahu lebar itu mengenai jantungnya. Seongwu masih terpaku dengan jantung yang berdebar kencang. Tangannya bergetar hebat, membuat gulungan kertas karton di tangannya jatuh-

Dan membuat lelaki tinggi berpakaian serba hitam itu menatapnya.

"Kau melihatnya?" Suara berat -yang tak seberat milik Seongwu-Lelaki itu menyapa gendang telinganya. Ia mendekat pada Seongwu yang kini sudah mulai berkeringat dingin karena ketakutan.

Wajahnya nampak rupawan dan tegas dengan kulit putih nan bersih.

Tapi auranya begitu dingin dan.. membunuh.

Ya, membunuh.

"K.. Kau.. Kau membunuh-"

"Ya, kenapa? Aku adalah ketua klan Mafia. Itu adalah hukuman untuk bawahan yang diam diam mengkhianatiku."

Lelaki itu semakin mendekat, tetapi Seongwu sama sekali tak bergerak mundur dan tetap terpaku. Jemari besar lelaki itu bergerak mengusap pipi putihnya. Seongwu bersumpah jemari itu terasa dingin dan hangat secara bersamaan-

Tapi semakin menambah rasa takutnya.

"Ong Seongwu?" eja lelaki itu saat mendapati nametag yang ada di sweater Seongwu. Jemarinya bergerak semakin liar, bahkan kini bertengger di tengkuknya yang sensitif. Seongwu menggigit bibirnya dan mengepal tangannya kuat.

"Kau masih bersekolah, huh?" tanya lelaki itu. "Ah.. rupanya saksi mataku kali ini adalah anak sekolah. Tapi ngomong-ngomong, siapapun itu.. aku tidak akan membiarkannya tetap hidup."

Seongwu menelan salivanya. Tubuhnya semakin bergetar hebat. Apakah ini tandanya dia akan mati di tangan lelaki ini?

Ya Tuhan, selamatkan aku..

Lelaki itu mendekatkan bibirnya pada salah satu telinga Seongwu tanpa melepas usapan di tengkuknya. Seongwu ingin sekali menghindar, tapi tidak bisa.

"Tapi karena kau manis.." bisik lelaki itu tepat di telinga Seongwu.

"..aku tidak akan membunuhmu karena sudah melihat perbuatanku."

ia menghembuskan sedikit nafasnya. Jantung Seongwu berdegup semakin kencang karenanya, keringat dinginnya pun mengalir semakin deras.

"Tapi ada satu syarat." lanjutnya. Seringai tipis tercipta di ujung bibirnya, meski Seongsu tak melihatnya ia yakin lelaki itu pasti menyeringai. Bibirnya semakin mendekat, bahkan kini disertai kecupan-yang membuat Seongwu harus menggigit bibirnya hingga berdarah.

"Kau harus menikah denganku saat ini juga, Ong Seongwu."

TBC

OKEII AKU HADIR DENGAN MEMBAWA BOOK BARU.. DAN TENTU SAJA MATURE🌚

OIYA BAGAIMANA? NEXT?
YES OR NOT??

OIYA READERS-NIM JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK JUSSEYO VOTE AND COMMENT KALIAN SANGAT BERARTI BUAT AKU SNAG PENULIS AMATIR INI HEHE🙏

©®DANIEL

a Mafia Bride [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu