24. Has Ended

Magsimula sa umpisa
                                    

Nafas naga yang menyebar dari mulut gadis itu menyebar kemana-mana, bentuknya tidak terawat. Rambut nya acak-acakan, tidak mandi dan tidak makan, Eunbi hanya menangis menangis dan menangis sambil meneguk minuman yang kala habis akan diganti dengan botol-botol baru oleh palayan.

Satu kaki ia tekuk diatas kursi, menekukkan kepala diatas lutut tertunduk. Tiba-tiba Eunbi tertawa sinis. "Siapa lagi yang mengganggu ku? BUANG SAJA PONSEL NYA, BRISIKKKK!!!" gadis itu membentak tanpa menoleh kepada pelayan yang setia menemaninya.

Tercekat pun terkejut, takut kalau Eunbi akan mengamuk, pelayan yang sama persis dengan nya yang tidak tidur pun dengan cepat mengambil ponsel yang terletak diatas meja. Segera mematikan panggilan yang entah dari siapa, karna itu akan mengganggu Eunbi. Karna saat ini—sebenarnya sudah sejak Eunbi pulang dalam keadaan berantakan dari rumah Hera, gadis itu tidak mau ditemui dan diganggu oleh siapapun. Bukan hanya kedua orang tuanya yang ikut khawatir, semenjak kabar Eunbi menghilang tanpa kabar dan menjadi tanda tanya di kantor, Yoongi dan SeungTak mau tidak mau juga ikut masuk kedaftar nomer panggilan yang ditolak oleh Eunbi.

Hera pun sama, begitu. Berusaha menghubungi sang adik, tapi semua tetaplah Eunbi samaratakan, usaha Hera untuk berbicara baik lagi tidak membuahkan hasil. Hingga beberapa menit setelahnya, benda tipis itu kembali berdering. Mengambil atensi Eunbi menatap galak kepada pelayan yang berdiri tegap di sampingnya.

"KAU TIDAK DENGAR? TIDAK PUNYA TELINGA? BUANG SAJA PONSEL NYA. ITU MENGGANGGUKU BODOH!!! DASAR TIDAK BERGU--"

"Maaf nona, ini panggilan dari Joy Youra." sela pelayan tersebut dengan cepat, penuh ragu sekaligus ketakutan.

Kening Eunbi sukses mengkerut tidak percaya. Dia mengambil ponsel yang berada ditangan pelayan tersebut dengan kasar, guna memastikan yang baru saja dikatakan pelayan nya adalah benar. "Untuk apa dia menghubungiku?" ucapnya setelah melihat nama kontak Youra berada dilayar panggilan.

Kemudian Eunbi mematikan nya, meletakkan ponsel itu kembali keatas meja. Dia menengadah menatap langit-langit rumah, sambil tersenyum dengan kedua mata yang mendadak saja memanas. Eunbi menarik nafas begitu dalam, dan melepaskannya perlahan. Begitu banyak dan terlalu besar sesak yang selama ini sudah ia pendam dalam dirinya.

"Aku rindu hidupku, bi" ucapnya begitu sendu lewat tetesan air mata yang perlahan jatuh.

Wanita paruh baya yang berdiri dibelakang Eunbi pun melangkah mendekat, mengusap air mata Eunbi dari pipi mulus itu lantas mimijit kepalanya. "Apa seperti ini nyaman?" sambil tangannya memutar-mutar dikening.

Eunbi mengangguk begitu pelan.

"Aku ingin bahagia, bi?" dan satu tetes pun tetap mengalir turun ke pipinya.

Bibi Jang, alias kepala pelayan yang selama ini sudah setia bekerja bersama Eunbi itupun tersenyum. "Kau pasti bahagia nona." jawabnya meyakinkan. "Menangislah" bibi Jang kemudian menutup kedua mata Eunbi dengan tangannya. "Keluarkan semua kesedihan mu hari ini, lampiaskan semuanya dalam tangis, aku akan mendengarkannya."

Mendengar itu hatinya sedikit menghangat, bibi Jang dengan kalimatnya seperti sihir yang bisa membuat Eunbi mengikuti perkataannya. Eunbi memilih menangis lagi, benar-benar mengeluarkan air mata yang sudah lama ia pendam berjatuhan dengan harapan semua telah berakhir, dan aku ingin hidupku kembali.

Ditengah isak, Eunbi memegangi dada nya. Berusaha meraup kesakitan yang ada disana dalam genggaman, lalu Eunbi berkata. "Bi..." panggilnya dengan suara kelewat parau. "Aku jahat ya?" kalimat itu terlintas begitu saja, setelah semua jelas kebenarannya, Eunbi merasa ia lah penyebab kehancuran tersebut. Sedihnya bukan main. Pernahkah kalian memikirkan bagaimana jika kalian yang berada diposisi Lee Eunbi?

DAEGU'S ANNOYING HUSBAND - (MYG)✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon