Kala Semesta Marah

10 3 3
                                    

Tugas mingguan Dreamlights_
Tema : Human vs Nature
Penulis : Dhi
Jumlah kata : 265 kata

Haah ... haah ....

Deru napas Bruche, tedengar begitu memburu. Sedari pagi, ia tak pernah berhenti berlarian di sepanjang pantai.

"Iyus!" teriaknya, "di mana, kau?"

Tak ada sahutan barang sekalipun dari nama tersebut. Yang ada hanya puing-puing bangunan, tim penyelamat, serta bunyi sirine.

"Hei, Nak! Untuk apa, kau berada di sini? Pergilah ke tenda penampungan!" tegur salah seorang dari tim penyelamat.

"Tidak, Paman. Aku ingin ikut mencari kawanku."

"Kawanmu!? Siapa namanya? Lalu, bagaimana ciri-cirinya?"

"Iyus. Lyus Auraphn. Dia, sebaya denganku. Tingginya, segini—tangannya mengarah pada atas telinganya!" tukas Bruche memberi penjelasan.

"Baiklah. Kau boleh ikut membantu, tapi jangan sekali-sekali menjauh dariku. Kau mengerti?"

Bruche mengangguk. Selanjutnya, ia tampak menggumam, "Harusnya, kau mendengarkan peringatanku ...."

°°°°

"Bruche

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bruche ... ayo, kemari!" ajak Iyus.

"Kenapa kau mengajakku ke sini?"

Tampak aura keengganan yang ditunjukkan Bruche kepada Iyus.

"Tentu saja, untuk bermain di sini," ujarnya sembari menggerakkan kaki—membuat pola di atas pasir.

"Apa istimewanya tempat ini, Yus? Bukankah, setiap hari terasa sama!?" kilah Bruche.

"Tentu, tidak. Coba bayangkan, jika kita tidak menjaga pantai dan sekitarnya dengan baik, lalu semesta akan marah dan menghancurkan semuanya. Apa akan terjadi?"

Bruche bergidik ngeri, "Hih, seram! Kita tidak akan bisa bermain lagi!?"

"Tepat, sekali. Maka dari itu, kemarilah ...."

°°°°

"Kemarilah! Kapan lagi, kita nikmati semilir angin dan deburan ombak yang begitu menenangkan!?"

Bruche, terdiam. Ia mencoba untuk mengingat, serta mencerna ucapan sang sahabat.

"Iyus, benar. Kami tidak akan mungkin bisa untuk mengulang dan menikmati pantai, seperti kemarin. Karena semesta sudah murka."

Badai telah memporak-porandakan pulau tempat tinggal mereka. Tak ada lagi tawa Iyus, yang akan menggema dan menemani hari-hari Bruche.

25.08.2020

Drabble Mingguan DLWhere stories live. Discover now