Di luar imej sempurnanya, Donghyuck menyadari kalau Mark adalah sosok yang atentif dan pengertian. Tidak heran kalau banyak yang tertarik dengannya, termasuk Soohwa. Intinya, Donghyuck sekarang mulai menganggap Mark seperti temannya, mungkin? dan bukan objek kegiatan menguntitnya.


"Kalau jadian traktir kita ya, Chan," ujar Jeno tiba-tiba.


"Apa?!" seru Donghyuck, "tidak akan ada kata jadian."


Terdengar suara tawaan lagi di ujung telepon.


"Hyuck?" Donghyuck mendengar suara langkah kaki di belakangnya.


"Renjun? Aku tutup dulu teleponnya ya."


Terdengar suara gemerisik lagi, "oke. Good night, Chan."


"Good night, bye bye."


Donghyuck mendongak dan melihat sosok yang tadi dibicarakannya menghampirinya. Mark sudah selesai mandi dan hanya mengenakan kaos tipis, celana pendek, dan sandal jepit. Tidak cukup hangat untuk cuaca yang sudah memasuki musim gugur.


"Kak Mark?" Donghyuck berdiri, "ada apa?"


"Uh, tidak," Mark mengusap tengkuknya, "aku hanya ingin mencarimu saja. Habisnya, kau lama sekali tidak kembali ke kamar."


Pipi Donghyuck memanas, dia berusaha menghilangkan pikiran kalau Mark khawatir padanya. Mereka berdua lalu berjalan kembali ke kamar mereka dengan Lucas.


"Tadi kan aku sudah bilang tidak perlu menungguku," balas Donghyuck, "aku tadinya ingin berbicara banyak dengan Renjun."


"Oh? Apakah aku mengganggu panggilan teleponmu dengannya?" Mark jadi merasa bersalah.


"Bukan begitu maksudku," ucap yang lebih muda buru-buru, "tidak apa-apa kok, sebenarnya tadi sinyalnya juga agak jelek karena lokasi perkemahannya jauh dari kota."


"Oh, baiklah."


Donghyuck sudah selesai mencuci mukanya dan bersiap untuk tidur setelah mencolok ponselnya dengan charger milik Mark (karena miliknya tertinggal di ransel di bus kelas sebelas). Dia melihat Mark masih bersandar di headboard ranjangnya sambil membaca sesuatu di ponselnya, sedangkan Lucas sudah tertidur sejak Donghyuck dan Mark kembali ke kamar.


Mark baru menyadari Donghyuck sudah keluar dari kamar mandi saat lelaki yang lebih muda menyibak selimutnya dan merebahkan diri di atas ranjangnya sendiri.


"Sudah mau tidur?" tanyanya dengan suara pelan. Donghyuck mengangguk, memiringkan posisi tidurnya menghadap kasur Mark.


Mark lalu meletakkan ponselnya di atas meja dan mematikan lampu tembok yang terletak di antara headboard kasurnya dan kasur Donghyuck, lalu tiduran di atas kasurnya sendiri, menghadap Donghyuck.


"Good night, Hyuck, sleep tight."






-Time Controller-






End of Chapter 16


Halo! Terima kasih sudah membaca sampai akhir Chapter 16!

Maaf banget uploadnya telat soalnya tadi siang Wattpad-ku error :(

Buat referensi visual aja, museum yang mereka kunjungi mirip seperti Museum Digital Art Tokyo.

Kalau kalian enjoy baca chapter ini, jangan lupa berikan vote dan komen ya!

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!


-greenquincy

200825

Time Controller | MarkHyuckDove le storie prendono vita. Scoprilo ora