"Mungkin itu mereka." Ucap Alic mengalihkan pandangan Erlin.
"Kau yakin itu mereka?" Tanya Erlin dengan pandangan yang sama.
Alic mengedikkan bahunya. "Mungkin. Jadi biar kuperiksa." Jawabnya dan berlalu menuju pintu. Setelah sampai didepan pintu dia langsung membukanya. Dan telah berdirilah dua orang didepan pintunya.
Seorang gadis cantik dan imut dengan surai perak panjang bermanik merah terang yang tersenyum kepada Alic. Seorang pria tanpa ekspresi bersurai putih dan mata juga berwarna merah.
"Ku kira kalian tidak jadi datang." Ucap Alic tersenyum senang.
"Lumayan sulit mencari rumahmu." Jawab gadis bersurai perak itu.
Hampir seluruh perhatian tertuju ke mereka. Termasuk Rion dan Maze yang biasanya hanya cuek, kini terlihat ikut mengalihkan pandangan ke pintu begitu mendengar suara yang familiar.
"Begitu ya? Baiklah, ayo masuk! Mereka ada didalam." Ucap Alic menggeser posisinya memberi jalan kepada mereka.
Begitu kedua tamu itu masuk, para vampir menatap si gadis dengan pandangan tak percaya. Begitupun dengan gadis vampir itu. Dengan mata berkaca-kaca, dia mengedarkan pandangannya hingga akhirnya pandangannya jatuh kepada Rion.
"Kak Rion??" Jeritnya. Dia berlari dan menubruk tubuh Rion. Memeluknya erat.
Rion yang telah sadar dari keterkejutannya pun membalas pelukan gadis itu. "Tasha?" Ucapnya memastikan.
Tasha. Gadis vampir bernetra merah terang itu melepaskan pelukannya. "Iya, ini aku. Dasar kakak biadab, kau laknat, kau kejam, kau jahat. Kemana saja kau selama ini? Kau tau sejak saat itu aku terus berkelana kesana-kemari mencari keberadaanmu. Tapi tidak pernah ketemu. Kau seperti hilang ditelan paus." Oceh gadis itu dengan memukul dada Rion satu kalimat satu pukulan.
Rion meringis merasakan sakit dari pukulan adik perempuannya. Setelah merasa gadis itu tenang, dia menariknya kedalam pelukannya. "Maaf." Bisiknya.
Tasha melepaskan diri dengan paksa. "Maaf saja tidak cukup. Kau harus berjanji tidak akan mengulanginya lagi!" Jawabnya melipat kedua tangannya.
"Aku tidak bisa." Jawab Rion.
"Apa?" Tanya Tasha garang. "Jadi kau akan melakukannya lagi?" Lanjutnya.
"Tidak tau." Jawab Rion singkat.
"Dengar ya, kak! Kalau kau sampai melakukannya lagi, aku bersumpah akan membunuhmu saat itu juga." Ucap Tasha menunjuk wajah Rion.
"Terserah." Jawab Rion cuek. Seakan ucapan dari adik perempuan satu-satunya itu hanyalah angin lalu.
"Kau..." Geram Tasha dan berlanjutlah dengan segala omelan yang keluar dari mulutnya. Dengan kesalnya dia terus mengoceh kesana-kemari tidak jelas. Likalio dan Erlin yang hendak menenangkan adik mereka malah ikut kena omel. Bahkan Maze yang hanya diam pun ikut nyangkut. Sedangkan para tuan mereka hanya menyaksikannya sambil makan popcorn. Eh?
ALIC POV
Aku tersenyum geli melihat empat pria tak berdaya didepan seorang gadis yang terus mengomeli mereka. Pemandangan yang sangat jarang ku lihat. Ternyata gadis ceria seperti Tasha bisa menjadi galak juga. Tapi aku juga senang, akhirnya aku punya teman perempuan diperkumpulan ini. Aku tidak sendiri lagi.
Aku mengajak tuan Tasha, —Revan— untuk mendekati Aiden dan Ren agar bisa mengenalkan kepada mereka. Aku juga mengenalkannya kepada Tomy, tapi aku malah menjadi bingung bagaimana caranya. Mempertemukan mereka sama saja mempertemukan dua patung untuk berkenalan. Mereka sama-sama tanpa ekspresi dan minim bicara. Mungkin lama-lama berada diantara mereka aku bisa gila. Tapi untunglah, semua berjalan dengan lancar.
YOU ARE READING
The Vampire
Fantasy[Hiatus] Seorang gadis lugu berusia sekitar 17 tahun mendapatkan peliharaan baru. Tetapi bukan hewan peliharaan yang dia dapat melainkan seorang vampir. Karena suatu kejadian, dia harus terikat dengan seorang vampir -yang bahkan tak pernah dia perca...
+ 21 +
Start from the beginning
