++++++++++
Drap. Drap. Srek. Srek. Drap.
Suara langkah kaki dan gesekan antara sepatu dengan daun atau ranting yang berceceran ditanah memecah kesunyian malam. Suara nafas yang menderu saling bersautan. Disana, didalam hutan terdapat sekelompok remaja beranggotakan 5 pria dan 1 wanita tengah berlari menyelamatkan diri dari kejaran seseorang.
Setelah berlari cukup lama akhirnya mereka berhenti untuk beristirahat. "Hah. Dia sudah tertinggal jauh." kata seorang pria bersurai biru cerah disamping kirinya seorang pria lagi bersurai pirang mengangguk setelah menengok kebelakang.
"Tapi aku yakin dia pasti bisa menyusul dan menemukan kita. Mengingat siapa dia." kata seorang wanita bersurai putih yang sedang duduk diakar pohon yang menyembul.
"Hmm. Tentu saja kita selalu ingat siapa dia karena kita juga sama dengannya." kata seorang pria bersurai ungu yang berdiri disamping kanan wanita itu.
"Tapi yang menjadi pertanyaannya adalah kenapa kita jadi selemah ini?" tanya pria bersurai ungu lagi.
"Itu karena tuan. Kita tidak memiliki tuan sehingga kita tidak bisa mendapatkan darah untuk kekuatan kita." jawab pria bersurai coklat. Dia berdiri diantara pria bersurai ungu dan pirang.
"Ah ya, itu dia. Kita tidak memilik tuan sedangkan dia membunuh manusia untuk diambil darahnya dan jasadnya dijadikan boneka. Tidak adil bukan?" timpal wanita bersurai putih itu.
"Apa kita harus mencari tuan untuk kita? Bagaimana menurutmu, kak?" tanya pria bersurai ungu.
"Itu terserah kalian saja. Lebih baik kita berpencar agar dia kesulitan mencari kita!" jawab pria bersurai merah yang dipanggil 'kakak'. Dia tampak acuh dan santai, malahan dari tadi dia bersandar dibatang pohon sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Berpencar? Kakak yakin itu solusi yang tepat?" tanya wanita itu.
"Setidaknya, jika salah satu dari kita tertangkap, masih ada kesempatan untuk yang lain melarikan diri. Jadi yang tersisa bisa menyelamatkan yang tertangkap dilain waktu, jika sudah cukup kuat. Bukankah kalian ingin mencari tuan? Maka larilah aku yang akan menahannya." jawab pria bersurai merah itu panjang lebar.
"Kita lari berpencar dan membiarkanmu sendiri melawannya? Tidak, lebih baik kita melawannya bersama. Jika perlu mati bersama pun tak apa!" kata pria bersurai ungu menentang perintah kakaknya.
"Itu benar." jawab mereka semua menyetujui pria bersurai ungu.
"Lagipula kau juga membutuhkan seorang tuan, kak." Lanjut si wanita. Karena dia tau, kakaknya tidak pernah mau mencari tuan lagi.
"Ckk. Tidak ada waktu untuk berdebat. Dia sudah dekat. Cepat lari!" perintah pria bersurai merah.
"Tidak akan kak. Kita hadapi bersama!" jawab wanita itu keras kepala.
Merasa tidak akan berhasil menyuruh mereka untuk pergi sedangkan orang yang mereka dibicarakan sudah sangat dekat dengan mereka. Pria bersurai merah itu mengeluarkan kekuatannya yang berupa bayangan hitam berbentuk tangan. Bayangan itu menjerat mereka berlima dan menarik mereka kedalam tanah. Bukan, bukan ditelan tanah melainkan di teleportasikan ketempat lain.
Kuharap mereka sampai ditempat yang jauh. Kata pria bersurai merah itu dalam hati setelah mengirim saudara-saudaranya pergi ke tempat yang berbeda-beda.
Tidak lama kemudian terdengar suara derap langkah kaki yang terus mendekat kearahnya. Semakin lama semakin dekat dan terlihat siluet seorang pria dengan warna rambut hitam sehitam malam tanpa sinar bulan.
"Ahahaha. Kenapa sendirian kak? Apa adik-adikmu tersayang itu telah meninggalkanmu, hmm? Hehehe. Bagaimana kalau kau ikut denganku menguasai dunia, kakak?" kata pria itu.
"Bukan aku yang mereka tinggalkan, melainkan kau. Dan untuk tawarannya, tidak. Terima kasih. Aku tidak tertarik." jawab pria bersurai merah.
"Oh. Sayang sekali. Kau menolak tawaran yang sangat mengiurkan. Hmm, kau bilang kau tidak ditinggalkan tapi kenapa kau masih disini, hmm? Terpencar?" kata pria itu.
"Yah, itu rencana awalku. Tapi tidak tau keputusan akhirnya seperti apa." jawabnya santai. "Ah. Sudah waktunya aku pergi. Sampai jumpa, Yuan!" lanjutnya sambil mengangkat tangannya lurus keatas dengan seluruh jari terbuka. Seketika bayangannya menenggelamkan tubuhnya.
Seakan tau apa yang akan terjadi dengan tubuh pria bersurai merah itu, pria bersurai hitam itu mengarahkan kekuatannya yang berupa bola-bola berwarna hitam kearahnya. Namun dia kurang cepat sehingga pria bersurai merah itu telah lenyap ditelan bayangnnya sendiri dan serangnya mengenai pohon-pohon hingga tumbang.
"Argh. Lolos lagi. Aku benar-benar membencimu, kak. AKU MEMBENCIMU, MEMBENCINYA, MEMBENCI KALIAN, SEMUANYA!!" teriaknya hingga hewan-hewan yang ada disekitarnya berlari terbirit-birit.
"Sialan." Desisnya pelan.
++++++++++
+
+
+
+
+
YOU ARE READING
The Vampire
Fantasy[Hiatus] Seorang gadis lugu berusia sekitar 17 tahun mendapatkan peliharaan baru. Tetapi bukan hewan peliharaan yang dia dapat melainkan seorang vampir. Karena suatu kejadian, dia harus terikat dengan seorang vampir -yang bahkan tak pernah dia perca...
