Bukannya terlalu percaya diri akan memiliki posisi yang begitu tinggi dalam hidup Baekhyun. Lagipula, ketika perasaanmu ditolak, itu bukan sebuah kejadian yang menyenangkan. Sedingin-dinginnya Chanyeol, ia tahu itu. 

/// 

Akhirnya, Sehun menyetujui dan menyempatkan untuk mengunjungi Chanyeol ke rumah hari ini. Setelah beberapa kali terus saja dikirimkan pesan oleh Chanyeol yang terdengar seperti permohonan dari yang lebih tua. Itu jarang terjadi dan akhirnya, hari ini, Sehun berjanji akan mendatanginya. 

Untungnya juga, Chanyeol tidak akan memiliki jadwal apapun esok. Walaupun Sehun perlu mengurus beberapa hal di kampusnya. 

Selagi melahap makanan yang berada di hadapannya, telinga lebar Chanyeol menangkap suara yang tak seberapa asing. 

Itu suara milik Jaemin.

Dan benar saja ketika ia menghadap pada sumber suara, Baekhyun sedang berjalan perlahan sembari sekali-kali tersenyum manis mendengar candaan dan lelucon yang terlontar dari mulut Jaemin. 

Pandangannya sekali-kali ia alihkan ke arah lain agar ia tak terlihat begitu kentara.

Baekhyun duduk di salah satu tempat duduk kosong yang lumayan jauh dari Chanyeol, tidak mengizinkan Chanyeol untuk mendengar percakapan mereka lebih jauh lagi. Ditambah dengan suasana kantin yang juga lumayan ramai karena ini makan siang. 

Chanyeol pikir, ya sudah lah. Ia memutuskan untuk pasrah.

Akan menunggu sampai Baekhyun akan berbicara lagi padanya atau jika tidak, ia yang akan maju terlebih dahulu untuk mendapatkan sahabatnya kembali. 

Benar.

Apa yang Baekhyun butuhkan saat ini adalah ruang dan waktu.

Jika memang begitu, Chanyeol tidak akan memaksa dan akan memberikannya dengan senang hati. 

Baru saja ia ingin mengangkat sumpitnya kembali untuk melanjutkan kegiatan makannya yang tertunda. Namun, si brengsek, yang sudah beberapa bulan tak muncul dan mengganggu, tiba-tiba saja mendekati meja Baekhyun dan mengajaknya berbicara.

Baekhyun terlihat biasa saja, walaupun dari ekspresi wajahnya, ia pun acuh tak acuh. 

'Nih anak, masih aja.' batin Chanyeol.

Memutuskan untuk tidak bertindak gegabah, Chanyeol kembali memakan makanannya yang sudah mulai mendingin sekarang. Walaupun matanya juga berkali-kali ia arahkan dimana Baekhyun dan yang lainnya berada.

Jaemin pun terkesan tidak tahu mau melakukan apa, senyuman canggung terpatri jelas pada wajahnya. 

Beberapa menit kemudian, Joohyung pergi begitu saja tanpa menyentuh Baekhyun sedikitpun. 

Aneh.

Tapi, bagus lah kalau begitu.

Itu berarti Joohyung sungguh-sungguh paham bahwa Chanyeol tidak main-main dengan apa yang ia katakan waktu itu di laboraturium. Menolak Baekhyun bukan berarti ia tak peduli sama sekali dengannya.

///

"Hah?"

Hanya itu respon Sehun ketika Chanyeol menceritakan soal kejadian beberapa hari lalu, menghentikan kunyahannya sesaat.

"Maksudnya?"

"Baekhyun confess."

"Terus lo bilang apa?"

"Engga bilang apa-apa. Makanya dia gak di sini sekarang. Balik."

"Gara-gara ditolak lo?"

"Belum nolak."

"Ya tapi lo bakal nolak kan?"

Chanyeol terdiam dan Sehun menghela nafasnya. Ia terkejut. Namun, ini bukan saat yang tepat untuk terkejut. Persahabatan dua sahabatnya yang lain sedang terombang-ambing.

"Emangnya tiba-tiba?"

Chanyeol mengedikkan bahunya karena ia pun tak tahu pasti.

Ia ingin memberitahu Sehun soal apa yang ia telah jalani dengan Baekhyun beberapa tahun belakangan ini. Namun apa yakin, Sehun akan bisa menerima dan mengerti? Lagipula, ia tidak yakin Baekhyun akan baik-baik saja jika Sehun tau.

"Gak ada yang beda sama sikapnya?"

"Baekhyun ya Baekhyun. Kapan engga caring?"

"Beneran gak ada yang beda? Samsek?"

Lagi-lagi, Chanyeol mengedikkan bahunya dan hanya menatap Sehun datar. Sehun menghela nafas.

"Jadi lo mau gue ke sini, untuk curhat kan? Kalo lo gini-gini doang, gue gimana mau ngerti?" oceh Sehun sembari menggerak-gerakan bahunya dengan berlebihan, mencemooh Chanyeol.

"Pokoknya gitu."

Sehun diam dan menyilangkan kedua lengannya, menyenderkan punggungnya pada bantal sofa.

"Dia sahabat gue dan gue gak yakin ngejalanin sesuatu yang kayak gitu emang yang terbaik," akhirnya, Chanyeol mulai menjelaskan.

"Aneh kan?"

Yang lebih muda mengerutkan dahinya, apa yang aneh? Tapi ia memutuskan untuk diam.

"Aneh aja kehilangan sosok sahabat untuk yang mengarah ke sana."

"Pacar? Kenapa berat banget ngomong itu?"

"Lagian Baekhyun juga engga minta gue untuk ngasih jawaban. Jadi gue ada hak untuk diam kan?" lanjut Chanyeol tanpa menjawab pertanyaan Sehun.

"Gue dan Baekhyun... udah ngelaluin banyak untuk sepasang sahabat dan gue rasa gue udah cukup dengan itu, gue enggak kepikiran untuk menginginkan lebih."

Sehun tak bisa berbicara selama itu.

Baekhyun memang sahabat Chanyeol, sepertinya akan selalu seperti itu.

Straight-A Student | ChanBaekΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα